Kasus bullying masih menjadi kasus yang mengerikan terhadap pembangunan mental anak, dimana mental anak yang seharusnya ceria dan bahagia, akibat Bullying bisa berubah 180 derajat, menjadi anak pemurung dan mental anak akan sangat terganggu.
Kasus bullying di beberapa daerah masih menjadi perbincangan para praktisi pendidikan, serta Komnas perlindungan anak, terkait semakin maraknya kasus bullying yang dilakukan oleh teman yang lebih tua dan teman sebayanya.
Apa yang seharusnya dilakukan oleh pemerintah, pengelola atau penyelenggara pendidikan, serta orang tua siswa untuk mencegah atau mengantisipasi kasus bullying ini?
Tiga komponen penting dalam proses penyelenggaraan pendidikan, memang tidak akan pernah lepas peran besar pemerintah terhadap kemajuan sebuah lembaga pendidikan, sebagai wahana membangun SDM yang unggul.
Disamping ada pemerintah, pengelola pendidikan, serta dewan guru dan orang tua siswa, memiliki rasa tanggung jawab bersama, meski berbeda Tupoksinya.Â
Tiga elemen antara pemerintah, penyelenggara pendidikan dan orang tua siswa, merupakan kesatuan tak terpisahkan untuk mendorong dan mendukung terhadap kesuksesan anak didik dalam proses belajar.
Peran tiga elemen yang saling terkait itu, pastinya akan mendukung dan mendorong suatu lembaga pendidikan untuk menyelenggarakan proses belajar anak dengan ditunjang sarana dan prasarana yang memadai, sehingga tujuan dan target yang hendak dicapai oleh pengelola dan pelaksana dalam proses belajar anak bisa tercapai dengan maksimal.
Untuk memaksimalkan proses belajar mengajar di suatu lembaga pendidikan, disamping tersedianya sarana dan prasarana, situasi dan kondisi disekolah atau lembaga pendidikan mampu memberikan pelayanan dan keamanan terhadap peserta didik dengan baik, sehingga adanya perilaku yang menyimpang bisa segera diatasi, dan dicegah sedini mungkin.
Para orang tua menitipkan putra/putrinya untuk belajar dan menimba pengetahuanÂ
Orang tua mana yang tidak hancur hatinya, melihat perubahan perilaku pada sang buah hati, disebabkan adanya persoalan yang dibawa pulang dari sekolah maupun tempat bermain.
Apalagi perilaku anak yang berubah secara drastis, bahkan psikisnya sampai terganggu, sebab ada perlakuan yang sudah diluar nalar.
Para orang tua menitipkan, atau mendaftarkan putra/putrinya pada suatu lembaga pendidikan yang sudah di anggap kredible dengan biaya yang tidak sedikit, tentunya sangat berharap putra/putrinya menjadi anak yang berpengetahuan, bukan menjadi anak yang dijadikan bahan bullyan.
Baca Juga :Â Harus Berjiwa besar bagi seorang ibu, menangani anak berkebutuhan khusus
Mungkin saja kasus bullying ini yang tampil di media sosial dan menjadi pemberitaan hanya sebagian daerah saja, sementara yang tidak terungkap atas kasus-kasus bulying, kekerasan pada anak, serta pelecehan terhadap anak ini masih kerap terjadi.
Sudah saatnya hal-hal negatif yang akan membuat mental anak jatuh apalagi sampai anak mengalami depresi sudah harus ditangani sebaik mungkin, baik oleh orang tua maupun oleh seorang pendidik.
Karena pada hakekatnya penyelenggara pendidikan memiliki harapan yang sangat besar, bahwa peserta didik yang berproses di sekolah memiliki perubahan kearah yang baik dan positif.
Perubahan anak didik pada aspek kognitif, afektif, maupun psikomotoriknya bisa terlihat secara nyata didepan mata kita, bukan malah mentalnya yang jatuh tersungkur dihadapan kita.
Sekolah adalah kawah candradimuka penghasil insan berkualitasÂ
Pada tahun ajaran baru 2022/2023 mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim, dengan komitmen dan kebijakannya untuk mengimpelementasikan kurikulum merdeka, sebagai penyempurna dari kurikulum sebelumnya, diharapakan mampu menjembatani banyaknya ketertinggalan pelajaran pasca pandemi covid 19 berlangsung.
Dengan kurikulum merdeka yang sejatinya memberikan ruang ekspresi yang lebih baik untuk guru maupun peserta didik, harus betul-betul mampu termanfaatkan dengan baik.
Sebagai kurikulum penyempurna, tentunya kurikulum merdeka ini tidak bisa diterapkan secara serentak, sebab harus ada tahapan yang harus dilalui, mulai dari sosialisasi, pelatihan terhadap guru yang hendak mengimplementasikan kurikulum merdeka, sehingga konsep dan tujuan dari kurikulum merdeka ini bisa dilaksanakan dengan sebaik mungkin.
Kurikulum merdeka yang harus ditunjang oleh kelengkapan sarana dan prasarana sekolah, tidak lain, upaya melihat dan merespon terhadap situasi dan kondisi perkembangan zaman saat ini.
Meski saat ini proses belajar mengajar tidak harus didalam ruangan, dan peserta didik bisa belajar diluar ruangan, pastinya harus dengan syarat bahwa proses belajar mengajar tetap memberikan kenyamanan, keamanan, dan peningkatan pengetahuan harus menjadi prioritas yang hendak di pelajari oleh peserta didik.
Belajar didalam ruangan maupun didalam ruangan, harus sama-sama memberikan pesan positif dan perubahan ke arah yang lebih baik.
Instansi Pendidikan harus menjadi Sekolahnya ManusiaÂ
Peserta didik adalah makhluk paling sempurna yang diciptakan oleh Tuhan yang maha kuasa, kekurangan dan kelebihan sejatinya adalah milik manusia yang harus diterima dengan lapang dada, karena kesempurnaan hanyalah milik Tuhan semata.
Begitu pun dengan instansi pendidikan yang juga memiliki kekurangan yang harus terus dibenahi baik oleh pemerintah, penyelenggara pendidikan, maupun oleh wali siswa dengan memberikan masukan dan kritik yang konstruktif supaya lebih baik.
Lingkungan sekolah bukan layaknya seperti perusahaan atau pabrik roti yang harus mencapai target sesuai dengan schedule yang telah dibuat.
Karena sekolah pada dasarnya tempatnya anak manusia yang dalam proses belajar dan menimba ilmu pengetahuan.
Maka seharusnya lingkungan sekolah, harus ramah dengan anak, nyaman, aman, dan menjadi tempat yang selalu membahagiakan anak.
Sekolah bukanlah tempat perundungan bagi anak yang membuat anak mengalami depresi dan gangguan mental, disinilah tantangan berat bagi kita, karena saat ini akses komunikasi dan informasi sudah berada ditengah-tengah kita, bahkan sudah biasa dalam genggaman generasi Z dan generasi Alpha.
Maka sebagai orang tua sekaligus pendidik bagi putra/putrinya, sudah saatnya anak jangan sampai mentalnya jatuh, apalagi sampai kenak mental akibat Bullying.
Oleh karena itu, sudah saatnya stop bulying, mari jaga dan perhatikan para generasi penerus masa depan ini menjadi manusia berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H