Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Duet Anies - Ganjar, Mungkinkah Terjadi pada Pemilu 2024?

24 Juli 2022   05:39 Diperbarui: 24 Juli 2022   06:24 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gubernur DKI Jakarta dan Gubernur Jawa Tengah, kerap disandingkan untuk menekan terjadinya polarisasi politik di negeri ini, Sumber : Sindonews.com

"Hari demi hari sindrom panik sudah semakin nampak menggejala pada para elit politik dan penguasa, dimana dua sosok Gubernur DKI Jakarta Anis Baswedan dan Gubernur Jawa tengah Ganjar Pranowo yang keduanya memiliki elektabilitas yang bagus, sengaja di sanding-sandingkan oleh Ketua Umum DPP NasDem Surya Paloh, Mungkinkah hal tersebut terjadi ?"

Apa yang tak mungkin dalam konstek politik, semuanya sangat mungkin, pemilu masih ada durasi satu tahun lebih, para elit partai dan buzer sudah terus menerus menyerang dan memperbincangkan para sosok tokoh yang ditengarai kuat untuk menjadi Bacaprea pada kontestasi pemilu mendatang.

Serangan demi serangan pada dua tokoh bangsa yang memiliki elektabilitas yang bagus tersebut terus mengalir bak sumber mata air yang tak pernah habis.

Gubernur DKI Jakarta dan Gubernur Jawa Tengah merupakan dua tokoh yang memang menjadi Rekomendasi Partai NasDem pada rakernas beberapa waktu yang lalu, tidak heran jika Ketum NasDem mensandingkan Anis Dan Ganjar sebagai duet yang ideal dan menekan angka polarisasi antar kedua pendukung.

Sekedar analisa dari penulis, jika kedua tokoh tersebut menjadi lawan dalam kontestasi pemilu 2024, dan cuman ada dua calon, dalam hal ini head To Head, tentu situasi pemilu 2024, tidaklah jauh berbeda dengan pemilu tahun 2019.

Akan muncul polarisasi yang cukup tajam, mulai dari tingkat high class, middle, sampai gresroot, inilah yang sebenarnya tidak di inginkan oleh para elit politik, dan yang mencetuskan hal tersebut adalah Surya Paloh.

Statemen yang dihembuskan Surya Paloh Duet Anis-Ganjar ini, seperti bola salju yang liar, banyak beragam tanggapan dan spekulasi yang bermunculan, serta juga banyak penolakan jika dua tokoh tersebut di sanding-sandingkan..

Gotak, Gatik, Gatuk menuju pemilu 2024

Peribahasa sekaligus falsafah Jawa diatas seperti sangat relevan dengan situasi dan kondisi politik di negeri ini.

Mulai dari organisasi politik yang saat ini sedang gencar mencari pasangan untuk bekerja sama dan menyongsong pemilu 2024, sampai pada figur yang hendak di usung menjadi Presiden RI Melanjutkan kepemimpinan pak Jokowi.

Tidak hanya partai politik saja, Lembaga survey pun kerap menyandingkan para tokoh dalam simulasinya untuk melihat respon masyarakat jika sudah ditetapkan calon presiden dan calon wakil presiden.

Simulasi lembaga survey beberapa waktu yang lalu, menyandingkan Nama Anis - AHY, Puan - Anis, Anis - Ganjar, Prabowo - Puan, Anis - Sandi, Ganjar - Airlangga, Anis - Khofifah, Prabowo - Gus Muhaimin, dan masih banyak Sederat artis politik yang coba di sanding-sandingkan untuk menemukan pasangan yang ideal.

Simulasi tersebut tidak lepas dari para pihak, utamanya para lembaga survey yang memang sudah menjadi hoby sekaligus menjadi profesi yang bernilai rupiah, untuk ikut serta menemukan pasangan ideal.

Sindrom panik mulai menyerang elit partai politik

Jika duet Anis - Ganjar benar-benar menjadi pasangan dalam kontestasi pilpres pada pemilu 2024, tentu kepala pusing terasa mau pecah, begitu kira-kira gambaran jika Anis - Duet di sandingkan.

Duet Anis - Ganjar yang dihembuskan pak Surya Paloh, sudah menjadi bola salju yang cukup liar, bahkan kedua tokoh tersebut sudah mulai saling serang satu sama lain, keduanya pun kerap dipertanyakan jejak rekam dan prestasinya ketika sama - sama memimpin daerahnya masing-masing.

Jika benar Duet Anis - Ganjar terjadi, panik gak..panik gak...ya ngak lah masak panik. Sebagian mungkin saja panik luar biasa, namun sebagian besar pasangan tersebut di anggap cukup ideal.

Kedua tokoh Gubernur DKI dan Gubernur Jawa Tengah tersebut memang memiliki pesona yang cukup bagus dan rekam jejak yang juga membanggakan bagi negeri kita tercinta, dan keduanya adalah putra bangsa terbaik untuk disodorkan menjadi pemimpin Nasional di masa mendatang.

Problemnya adalah, bahwa Anis maupun Ganjar, keduanya "dianggap" memiliki ideologi yang berbeda, padahal tidaklah demikian adanya, tentu yang bilang demikian adalah para elit yang tidak senang terhadap kedua tokoh tersebut.

Para buzzer saling serang

Fenomena saling serang para buzzer ini, pada intinya tidak pernah lepas dari skenario yang sedang dimainkan oleh para elit partai politik, dengan banyak mempertimbangkan jika keduanya dipasangkan atau jika keduanya sama-sama menjadi kontestan untuk saling merebut Kursi RI 1.

Para pendukung dan mencintai Anis, cenderung akan menghujat Pak Ganjar habis-habisan, begitu pula sebaliknya kelompok atau relawan yang menamakan Ganjarist juga tidak tinggal diam, media sosial dibuat rame saling serang dua tokoh yang digadang-gadang sama-sama memiliki elektabilitas yang tinggi tersebut.

Kapan Indonesia maju, jika terus berkutat di area tersebut yang hanya mengundang terjadinya polarisasi di tubuh masyarakat, sementara pak Anis dan pak Ganjar, fine-fine saja, dan keduanya sedang sama-sama bekerja untuk menuntaskan tugasnya dengan baik di masing-masing daerah yang sedang mereka pimpin.

Fitnah, cacian, kebencian, dan kalimat yang kurang pastas pun kerap menyebar di media sosial tentang pak Anis dan pak Ganjar sebagai tokoh politik yang memiliki elektabilitas yang bagus.

Oleh karena itu terlepas duet Anis - Ganjar terjadi, atau menjadi lawan politik yang saling serang, tetap saja keduanya sudah sama-sama memiliki kontribusi yang baik didaerahnya masing-masing, terlepas ada kekurangannya yang tidak selalu menjadi patokan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun