Era Industri 4.0, mengalami pergerakan yang cepat, sehingga petani kita sudah tidak lagi asing dengan alat tekhnologi yang sudah bertebaran dimana-mana.
Tekhnologi pertanian dan digitalisasi pertanian itu sudah tidak terpisahkan lagi, mulai dari persoalan dihilir sampai problem hulu soal pertanian.
Begitu pula dorongan pemerintah terhadap petani untuk menghasilkan produksi pertanian saat ini terus digencarkan, sambil lalu mempersiapkan SDM petani untuk bisa mengaplikasikan tekhnologi pertanian berbasis tekhnologiÂ
Maka disinilah para petani dituntut berpikir se efektif mungkin, terutama berkaitan dengan modal pertanian, sehingga konsep petani kita sudah harus mengarah pada konsep "Biaya Minimalis, dan menghasilkan produk tani yang maksimalis".
Karena sudah eranya petani itu sudah harus jaya, mampu bersaing, dan tidak tertinggal oleh cepatnya perubahan zaman.
Kedua : Semakin canggihnya tekhnologi pertanian yang didorong dengan digitalisasi, tentu saja akan merampingkan tenaga manusia
Salah satu hal yang akan menjadi konsekuensi, terutama bagi buruh tani yang pastinya akan banyak kehilangan pekerjaan, karena era industri 4.0, tenaga manusia sudah mulai tergantikan dengan tekhnologi, bahkan alat tekhnologi pun mampu di gerakkan dari jarak jauh, dengan dorongan dan sistem Digitalisasi.
Bahkan hasil dan produk pertanian saat ini pun, juga cukup bersaing, karena dengan kecanggihan tekhnologi produk pertanian itu sendiri bisa dipasarkan melalui kecanggihan tekhnologi berbasis digitalisasi.
Memasuki era industri 4.0, bukan berarti tidak memunculkan persoalan, Dimana semakin merebaknya tekhnologi pertanian menyebabkan buruh tani kehilangan pekerjaan.
Disamping itu pula konsekuensi yang harus diterima, semakin meningkatnya angka pengangguran, jika petani atau pun buruh tani, tidak memaksimalkan kemampuannya, karena daya saing sudah semakin kuat.
Disamping  adanya berbagai problem pertanian di era industri 4.0, petani kita juga dihadapkan dengan semakin menyempitnya lahan pertanian, akibat terjadinya kapitalisasi lahan pertanian oleh sejumlah cukong dengan orientasi produksi dibidang selain pertankan itu sendiri.