Menjelang Idul Adha 1443 Hijriyah ini, wabah PMK yang menyerang kuku dan mulut hewan ternak masih terus melonjak, bahkan cukup banyak jumlahnya hewan ternak khususnya sapi yang banyak tidak tertolong, karena hewan tidak mau makan rumput kembali.
Cukup banyak warga peternak yang mengalami kerugian cukup besar akibat dari wabah PMK yang menyerang ternak mereka.
Sejumlah vaksin dan pengobatan secara tradisional pun dilakukan demi menyelamatkan hewan ternak yang terserang wabah tersebut, pasalnya wabah yang proses penularannya sangat cepat tersebut menyebabkan hewan ternak seperti terkena radang, dan tidak lagi mau makan rumput, sehingga penanganan pun harus betul-betul telaten.
Wabah PMK ini khususnya di Jawa Timur masih cukup tinggi, lebih khusus lagi di daerah Kabupaten Jember, sudah banyak peternak yang merugi sebab sapinya banyak yang mati akibat dari wabah PMK yang penularannya cukup cepat.
Walaupun tidak bisa dipungkiri banyak juga yang selamat, yakni hewan ternak yang segera diatasi oleh para pemiliknya.
Situasi ini tentu sangat berimbas pada hewan ternak yang hendak dibuat qurban, bahkan banyak pedagang dan peternak merugi akibat mewabahnya PMK yang cukup cepat menyerang kaki dan mulut, khususnya ternak sapi.
Bahkan dengan kondisi yang demikian mengakibatkan harga hewan ternak, lebih khusus sapi harganya menurun drastis.
Upaya dan ikhtiar baik warga sendiri maupun dari pemerintah sudah berupaya dengan kerasnya supaya wabah yang menyerang hewannyernak warga tersebut segera mungkin bisa diatasi dengan baik, sehingga warga tidak lagi resah dengan kondisi wabah PMK yang sangat cepat proses penularannya.
Peternak pun rela bermalam dengan hewan kesayangannya
Hewan ternak yang terjangkit wabah PMK memang harus ditangani dengan telaten, khususnya hewan sapi, sebab sapi yang sudah terjangkit wabah PMK, ia tidak mau makan, sehingga paternak harus betul-betul telaten supaya hewan ternaknya mau makan.