Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Falsafah Jawa Kuno "Adigang, Adigung, Adiguno" dan Relevansinya dengan Kehidupan Zaman Now

3 Desember 2021   12:48 Diperbarui: 3 Desember 2021   13:26 3156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Falsafah Jawa kuno yang masih cukup relevan dengan kehidupan masa sekarang | ilustrasi : Divedigital.id

Bahkan falsafah Jawa kuno tersebut kerap dijadikan bahasa isyarat yang menyendir orang yang memiliki sifat demikian, yakni sifat sok hebat, sok pintar, sok besar dan sok sakti.

Dikutip dari laman detik.com, falsafah Jawa kuno tersebut bisa di baca pada Serat Wulangreh karya Sri Sunan Pakubuwana IV, pada Pupuh gambuh bait ke 4-10. Pada bait ke 4 di bawah, disebutkan bahwa sifat Adigang diwakili oleh "Kijang", Adigung oleh Gajah (esthi) dan Adiguna oleh ular.

Tiga sifat dalam satu kesatuan

Adigang, Adigung, Adiguno merupakan sifat yang di sematkan pada tiga hewan, yakni kijang, gajah dan ular yang ketiganya memiliki kemampuan dan kelebihannya masing-masing, dan ketiganya pula masuk dalam kategori karakter takabbur dan meniadakan kekuatan dari luar dirinya.

Falsafah Jawa kuno yang terbangun dan disematkan pada tiga karakter hayawan itu, pada hakekatnya ada dalam diri manusia, karena manusia merupakan makhluk seksi yang paling sempurna prosesnya, serta dikarunia akal pikiran, sehingga tidak heran kelebihan yang di berikan oleh Tuhan yang mahakuasa, kerap di jadikan senjata kesombongan yang bisa menebas siapa saja.

Maka Ojo Adigang, Adigung, Adiguno, karena itu hanya akan menyengsarakan pemilik karakter tersebut, sebab hal itu akan membuat orang-orang yang ada disekitar akan menjauh tanpa harus diminta.

Lantas apa relevansinya Idiom Adigang, Adigung, Adiguno di zaman now ?

Adigang, Adigung, Adiguno, pada hakekatnya adalah sebuah nasehat bagi seluruh ummat manusia, bahwa sifat takabbur yang menjangkiti diri kita, bisa menjadi malapetaka. Bagi keberlangsungan dalam kehidupan sosial masyarakat.

Meski falsafah kuno yang lahir sejak rdtudan tahun silam, namun kandungan yang sarat akan makna menjadi sebuah pelajaran dimasa sekarang.

Jangan memiliki sifat Adigang yang hanya membanggakan atau mengandalkan kemampuan dan kekuatannya sendiri, sebab dalam realitas kehidupan nyata hal itu akan menjadi senjata makan tuan yang bisa menebas leher.

Sementara karakter Adigung yang disemstka. Pada gajah yang besar dan memiliki belalai yang panjang, merupakan salah satu hewan besar nan kuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun