Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Falsafah Jawa Kuno "Adigang, Adigung, Adiguno" dan Relevansinya dengan Kehidupan Zaman Now

3 Desember 2021   12:48 Diperbarui: 3 Desember 2021   13:26 3156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Falsafah Jawa kuno yang masih cukup relevan dengan kehidupan masa sekarang | ilustrasi : Divedigital.id

"Idiom falsafah Jawa kuno "Adigang, Adigung, Adiguno" yang semula disampaikan secara lisan dan diwariskan secara turun temurun merupakan ajaran yang sarat akan makna yang mendalam bagi kehidupan yang fana di dunia ini"

Apa makna yang terkandung dalam falsafah Jawa kuno yang sampai saat ini menjadi rujukan dan pelajaran bagi kita semua, dan pastinya sarat akan makna yang mendalam bagi hidup dan kehidupan dunia ini.

Falsafah Jawa kuno, Adigang, Adigung adiguno, yang masing-masing idiom tersebut memiliki arti dan makna tersendir.

Adigang yang artinya mengandalkan kekuatannya 

Adigung yang artinya membanggakan kebesarannya dan, 

Adiguno yang membanggakan kepintarannya.

Tiga kosakata diatas yang merupakan petuah dari orang zaman dahulu, tentu memiliki relevansi yang kuat dengan situasi dan kondisi saat ini.

Bahwasanya falsafah yang dijadikan sebuah ajaran dalam hidup itu merupakan statmen yang bisa menjangkiti siapa saja, bahkan sangat mungkin sifat-sifat membanggakan kekuatannya sendiri membanggakan kebesarannya sendiri atau leluhurnya, bahkan bisa saja "menuhankan" kecerdasannya, sungguh sangat mungkin itu terjadi.

Sehingga sifat takabbur dan berusaha menuhankan logika dan kecerdasannya, bisa menjadi Boomerang yang menjangkiti hati dan pikiran kita.

Pernahkah kita menemui sifat-sifat yang demikian? Pastinya dalam kehidupan sosial masyarakat, kerap kita menemui sifat takabur itu, kerap menjangkiti, bahkan tidak menutup kemungkinan sifat tersebut bisa merasuk kedalam jiwa dan pikiran kita dalam kehidupan sehari-hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun