"Jangan pernah rampas kebahagian mereka dengan keegoisan kita"Â
Anak merupakan generasi yang hendak melanjutkan kehidupan kita di masa depan, maka sudah harus dipersiapkan mulai sekarang dengan mendidik, membimbing, dan mengarahkan mereka menjadi generasi yang lebih baik di masa yang akan datang.
Prinsip dasar yang siapapun tidak bisa menggugatnya, bahwa anak itu sangat indentik dengan bermain.
Anak itu memiliki karakteristik berbeda satu sama lain, ada yang super aktif, ada yang sedang dan ada yang memang lebih pendiam.
Dari beragam karakter itu, orang tua harus memahami karakter masing-masing anak-anaknya, sehingga mendidik, membimbing, dan mengarahkan anak menjadi lebih baik di masa yang akan datang tidak salah jalan.
Sungguh begitu indahnya di masa kanak-kanak, di mana pada era 90-an yang masih belum mengenal yang namanya smartphone, anak pada masa itu lebih banyak bermain dengan anak-anak yang lain.
Pada era 90-an itu, anak-anak langsung dihadapkan dengan beragam macam cara untuk membuat permainan sendiri, seperti bermain kelereng, wayang, layangan, suduran, menciptakan mobil-mobilan dari bahan alam.
Dalam konteks saat ini jelas sangat berbeda dengan era 90-an, di mana anak zaman sekarang ini sudah sangat akrab dengan dunia digital.
Segala macam permainan dengan cukup mudahnya didapatkan melalui smartphone, seperti game online serta permainan lainnya yang sudah tersedia di smartphone.
Tentu saja ada kesamaan, sekaligus perbedaan yang cukup jauh dengan generasi era 90-an. Anak zaman sekarang, sudah masuk abad modernisasi yang ditandai dengan canggihnya teknologi.
Sementara di sisi yang lain anak juga membutuhkan permainan tradisional untuk menciptakan keseimbangan antara perkembangan akal pikiran dan perkembangan fisiknya.
Dunia anak adalah dunia bermain, apakah seluruh waktunya anak hanya untuk digunakan bermain? Tentu saja tidaklah demikian adanya.
Orang tua harus berusaha untuk mengatur waktu mereka tanpa kekerasan
Sudah bukan zamannya mendidik, mengarahkan dan membimbing anak dengan cara-cara yang tradisional, sehingga terkesan kita menjadi orang tua yang diktator dan egois.
Prinsip dasarnya dunia anak adalah dunia bermain, tetapi orang tua ataupun pendidik jangan sampai lupa akan waktu, karena tidak semua waktu bisa digunakan untuk bermain.
Ada waktunya belajar sampai waktunya bersekolah dan bersosial, sehingga anak akan tumbuh dan berkembang dengan baik.
Jangan pernah melakukan kekerasan pada anak baik secara fisik maupun mental, agar anak tumbuh dan berkembang tidak menjadi manusia pendendam. Di samping itu pula. anak yang dididik dengan cara tradisional dan kekerasan hanya akan menyebabkan tumpulnya otak mereka.
Ajari anak untuk hidup disiplin
Pentingnya kedisiplinan bagi anak ini haruslah dimulai dari orang tua ataupun pendidik yang bisa memberikan contoh dan suri tauladan bagi anak-anaknya.
Mengajari disiplin itu memang tidak mudah, karena kita sendiri terkadang juga tidak disiplin karena seringnya bernalar lateral.
Di sinilah membuat suatu kebiasaan disipilin pada anak, sehingga segala sesuatu yang baik, dilakukan secara berulang-ulang, pastinya akan menjadi suatu kebiasaan yang sangat melekat dalam diri anak.Â
Begitu pun dengan kedisiplinan pada anak untuk mengajari mereka hidup teratur yang pada akhirnya akan memahami pentingnya mengatur waktur dalam rotasi kehidupan selama 24 jam.
Jika kebiasaan disiplin sudah melekat dalam diri anak, maka hal itu sudah seperti menjadi candu, sehingga untuk tidak disiplin seakan menjadi beban dalam hidup mereka.
Akan sangat berbeda proses pertumbuhan dan perkembangan anak satu sama lain, karena perbedaan edukasi pada masing-masing keluarganya.
Sejatinya memang dunia anak adalah dunia bermain, dan orang tua harus sebaiknya mengajak anak dengan bermain permainan yang edukatif.
Ada banyak permainan edukatif baik di dalam smartphone maupun permainan dengan alat permainan secara langsung.
Dengan permainan yang edukatif, maka akan mendorong tumbuh kembangnya anak menjadi manusia yang seimbang.
Hanya dengan bermain anak akan bahagia, dan orang tua yang mengatur permainan edukatif akan jauh lebih berbahagia lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H