Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Petani Millenial Jangan Sampai Ketinggalan Zaman

5 November 2021   07:01 Diperbarui: 5 November 2021   07:57 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petani yang sedang membajak sawah dengan mesin traktor | ilustrasi : infopublik.id

"Sektor pertanian masih menjadi potensi besar dalam pemenuhan regulasi swasembada pangan di Negeri kita, sehingga sangat perlu bagi pemerintah mendorong petani muda untuk meningkatkan skill pertanian dalam meningkatkan hasil produksi pertanian itu sendiri"

Sebagai negara agraris masyarakat Indonesia hidup dari hasil pertanian itu sendiri, sehingga pertanian masih menjadi potensi yang cukup besar untuk menjadi penggerak perekonomian kita secara nasional.

Potensi besar pertanian kita saat ini yakni pertanian dan peternakan yang merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan, karena masyarakat Indonesia disamping menjadi seorang petani juga sangat banyak pula yang menjadi peternak.

Di Negeri kita ini tidak hanya memiliki kekayaan alam yang melimpah ruah, namun kekayaan Sumber daya manusia yang juga sangat melimpah, sehingga harus diberdayakan secama maksimal, salah satunya dorongan pemerintah terhadap para petani Milenial.

Dorongan pemerintah terhadap petani Milenial ini memang sudah teragendakan oleh Mentan Syahrul Yasin limpo (SYL). Pak Yasin panggilan akrabnya memang saat ini sedang memprioritaskan para petani Milenial, untuk berdaya dan lebih produktif lagi mengelola pertanian, sehingga petani Milenial ini diharapkan mampu mengelola pertanian dan meningkatkan hasil produksi pertanian secara maksimal.

Sementara itu kondisi zaman yang terus melaju begitu pesatnya, selaras dengan perkembangan arus tekhnologi, maka para petani Milenial itu pun jangan sampai ketinggalan zaman, sehingga petani Milenial dengan kemampuan berpikir secara realistis yang di dorong dengan tekhnologi pertanian, sehingga mampu menghasilkan produksi tani lebih besar lagi, dan harapannya negara kita tidak lagi perlu Impor swasembada pangan, namun Negeri kita sudah saatnya untuk ekspor swasembada pangan.

Baca Juga : Akankah lahan pertanian kita akan semakin jauh ke lereng gunung ?

Sudah saatnya petani Milenial mampu mengoperasikan tekhnologi pertanian dengan sebaik mungkin, sehingga hasil produksi tani akan semakin meningkat.

Memang tidak bisa kita pungkiri membahas masalah pertanian tidak semudah membalikkan telapak tangan, karena disamping harus belajar akan ilmu tani, petani Milenial pun juga harus belajar penggunaan tekhnologi pertanian, sehingga petani Millenial tidak ketinggalan zaman.

Mengapa sektor pertanian masih menjadi potensi besar di negeri kita, karena lahan yang harus di kelola dengan baik sungguh masih sangat luas, terutama di daerah luar pulau Jawa seperti di Sumatera maupun Kalimantan.

Bagaimana seharusnya menjadi petani Millenial yang tidak boleh ketinggalan zaman? 

Para petani Millenial harus memiliki ilmu pertanian 

Pentingkan akan ilmu pertanian ini sangatlah penting bagi para Millenial yang hendak terjun pada dunia pertanian.

Bahkan ilmu pertanian dan dan teknologi pertanian itu masing-masing sudah menjadi disiplin ilmu yang di pelajari oleh kaum milenial.

Ada fakultas pertanian yang memang murni belajar akan ilmu-ilmu pertanian itu sendiri, ada pula disipilin ilmu tekhnologi pertanian yang keduanya sama-sama bermanfaat bagi pertanian kita, sehingga menjadi sangat penting bagi pemerintah untuk mendorong petani Millenial, tidak hanya di bangku kuliah saja atau di SMK yang jurusan pertanian, namun dilahan pertanian itu sendiri merupakan aktualisasi nyata untuk menerapkan ilmu pertanian itu sendiri.

Petani Millenial Jangan Gaptek  

Dunia pertanian kita saat ini pun tidak lepas dari besarnya peranan tekhnologi yang cukup besar konstribusinya bagi pertanian kita.

Maka tentu para petani Milenial ini sudah seharusnya memanfaatkan tekhnologi pertanian dengan cukup maksimal, sehingga hasil produksi tani kita akan lebih melimpah ruah.

Salah satu tekhnologi yang bisa bercocok tanam padi, sehingga mengurangi tenaga manusia | ilustrasi : Republika.co.id
Salah satu tekhnologi yang bisa bercocok tanam padi, sehingga mengurangi tenaga manusia | ilustrasi : Republika.co.id

Pentingnya pemanfaatan alat tekhnologi pertanian itu dalam rangka menjadikan waktu dan tenaga lebih efisien dalam pertanian kita, sehingga petani millenial jangan sampai gagap akan tekhnologi.

Disinilah dorongan pemerintah untuk terus meningkat skill pertanian, utamanya bagi petani Millenial, sehingga pertanian kita akan terus semakin meningkat.

Tidak hanya sebatas pada aspek tekhnologi pertanian dan ilmu pertanian saja, para petani Millenial ini juga harus lebih kreatif dan dinamis mengelola pertanian dengan mendeteksi lahan dan hama sedini mungkin, sehingga akan lebih mudah melakukan pencegahan sejak awal akan serangan hama.

Dengan demikian petani Millenial merupakan potensi yang sangat besar, karena itu adalah bagian dari kekayaan alam maupun kekayaan SDM yang di miliki oleh bangsa kita, untuk meningkatkan perekonomian secara maksimal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun