Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Pekerja Informal: Mereka Pahlawan dengan Upah Minimal

30 Oktober 2021   16:58 Diperbarui: 30 Oktober 2021   17:19 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sering kita temui pekerja informal yang ikut serta mengatur lalu lintas pengendara untuk keselamatan warga | ilustrasi : today.line.me

"Di sudut jalan perempatan maupun pertigaan seringkali kita temui pekerja informal yang hanya dikasih uang receh, seribu, dua ribu, lima ribu, bahkan paling banyak sepuluh ribu, bahkan ada yang tidak ngasih uang atas jasa mereka mengatur lalu lintas"

Dibawah panasnya terik mentari para pekerja informal masib melakukan tugasnya tanpa harus mengeluh, berharap jasanya dibayar meski hanya seribu rupiah.

Para pekerja informal yang kerap kita temui dipertigaan, perempatan, dan jalan berliku di satu arah, mereka ikut mengatur lalu lintas untuk keselamatan para pengendara.

Kita tahu saat ini semakin meningkatnya kendaran roda empat maupun roda dua, dan semakin berjubelnya jalanan tidak sedikit kecelakaan itu terjadi, bahkan kecelakaan menyebabkan kematian.

Pekerja informal yang tanpa rasa lelah di tengah teriknya mentari, bahkan dikala hujan turun pun, mereka masih melakukan tugasnya dengan memakai jas hujan.

Tentu saja memberi upah atas jasa mereka, meski hanya seribu ataupun dua ribu, tidak harus menjadi hal yang rugi, sebab jasa mereka begitu besarnya untuk keselamatan para pengendara.

Para pekerja informal yang hidup di jalanan, mereka juga mencari nafkah untuk diri dan keluarganya, mereka adalah Pahlawan bagi keluarga dan pahlawan untuk para pengendara yang berlalu lalang.

Tujuan pekerja informal seperti pengatur lalu lintas itu, tidak lain adalah memudahkan para pengendara untuk sampai pada tujuan, sehingga dengan jasa mereka para pngendara bisa tertib dan terhindar dari kecelakaan yang tidak di kehendaki.

Pekerja informal menjual jasa tanpa harus mengeluh dengan upah yang sedikit

Pekerja informal apapun bentuknya, selama tidak keluar dari nilai-nilai dalam kehidupan sosial, tentu saja hal itu sah dan halal, karena mereka bekerja dengan jasa mereka hanya untuk mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya.

Memberi mereka dengan uang seribu, dua ribu bukanlah hal yang di anggap rugi, bahkan jika ketemu dengan pekerja Informal, penulis pikir kita berkewajiban mengulurkan tangan, meski jumlahnya tidak seberapa.

Terutama bagi pekerja informal yang ikut serta mengatur dan menjaga ketertiban lalu lintas, sehingga memberi uang seribu, dua ribu, bahkan sepuluh ribu pun tidak lantas menjadikan kita merugi, sebab jasa pekerja informal, khususnya yang mengatur jalannya lalu lintas, amatlah besar untuk keselamatan para pengendara.

Memberi uang untuk pekerja informal, niatkan shodaqoh jariyah

Meski nilai hanya seribu, dua ribu, lima ribu, bahkan sepuluh ribu sekalipun jika niat hati kita bershodaqoh untuk mereka para pekerja informal, tentu hal itu adalah perbuatan yang terpuji.

Mengulurkan tangan untuk para pekerja informal yang dengan jasanya untuk keselamatan para pengendara merupakan perbuatan yang terpuji, karena hal itu untuk kelancaran dan keselamatan para pengendara yang berlalu lalang.

Jika di dalam hati sudah di niatkan shodaqoh jariyah, maka saling membantu satu sama lain menjadi suatu kebahagian tersendiri, sehingga memberi uang atas jasa pekerja informal tidak lantas menjadi suatu hal yang merugikan.

Masih beruntung ada para pekerja informal yang mengais rejeki dengan berbagai cara yang halal, meski pekerjaan tersebut kerap dipandang sebelah mata.

Pekerja informal dengan upah minimal, pilihan untuk mengais rejeki yang halal

Titik poin terpenting, bahwa para pekerja informal yang hidupnya dijalanan, namun mereka berusaha untuk mengais rejeki yang halal.

Mereka tidak pernah mengeluh meski berada ditengah terik mentari dan hujan, bahkan tidak mengeluh meski pendapatannya hanya cukup untuk makan, dan mereka tetap bersyukur dengan apa yang di dapatkan.

Meski mengumpulkan uang hanya seribu, dua ribu, lima ribu, bahkan ada yang sepuluh ribu pun, sebagai sebuah pemberian yang patut untuk di syukuri.

Upah minimal yang penting halal, itulah prinsipnya dari para pekerja informal, lebih khususnya lagi para pekerja informal yang ikut serta mengatur jalannya lalu lintas untuk keselamatan para pengendara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun