"Dalam koidah fighiyah " mengadopsi nilai-nilai lama yang baik dan mengadopsi nilai-nilai baru yang lebih baik"
Santri dahulu dengan santri zaman now, tentu sangatlah berbeda, baik dari situasi dsn kondisinya maupun perubahan dan perkembamgan zaman yang jelas-jelas sangatlah berbeda.
Kehidupan santri di pondok pesantren memang tidak lepas dari mengaji, beribadah, menuntut ilmu dan lain sebagainya, sebagai sebuah konsekuensi yang harus dijalani.
Santri juga merupakan kaum milenial yang hidup berbeda-beda dari waktu ke waktu, dan kehidupan santri yang identik dengan sarungan, sementara santri putri yang terbiasa dengan berkerudung, merupakan identitas yang sudah pakem ketika hidup di pondok pesantren.
Santri memang sebagian orang melihat kulitnya saja, sehingga tidak heran jika kemudian santri di anggap kaum kolot dan tidak mengikuti perkembangan zaman, namun pada kenyataannya justru para santrilah yang cukup banyak berkonstribusi baik di tengah-tengah masyarakat maupun dalam pemerintahan.
Bahwasanya seorang santri hakekatnya tidaklah berbeda dengan remaja pada umumnya, namun santri sangatlah berbeda kehidupannya, karena mereka dididik didalam pondok pesantren yang lebih mengutamakan nilai-nilai tingkah laku dan komunikasi, sehingga santri itu sendiri pasca pulang dari pondok pesantren tentunya diharapkan mampu diterapkan ditengah-tengah kehidupan masyarakat.
Momentum hari santri untuk meningkatkan kualitas Insan IndonesiaÂ
Santri yang memang aktifitas setiap harinya berada dipondok pesantren untuk menuntut ilmu memang secara langsung belajar mengenai ilmu kehidupan.
Santri sebagai kaum Milenial juga tidak akan pernah lepas dari dinamika dsn pergelokan  dalam dirinya, sebab sebagai kaum muda yang masih memiliki semangat yang tinggi dan emosi yang kerap masih belum terkontrol dengan baik, temtumya di pondok pesantren itulah mereka banyak mendapatkan pembelajaran dari kyai yang mengasuhnya.
Pada peringatan santri nasional yang jatuh pada tanggal 22/10/2021 merupakan momentum untuk meningkatkan diri baik bagi kaum santri maupun bagi masyarakat atau alumni santri itu sendiri.
Meningkatkan kualitas diri ini memang haruslah secara continuitas, sebab yang namanya belajar untuk meningkatkan kualitas diri sejak masih dalam kandungan sampai keliang lahat.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!