"Memberi dengan niat shodagoh, infaq, dan berbagi dengan sesama memang sangatlah dianjurkan, bahkan ketika kita memiliki Rizki yang lebih, berbagi dengan saudara-saudara Kita yang kurang mampu, menjadi kebahagiaan tersendiri, tetapi ingat janganlah memberi Jika hanya untuk menyakiti terhadap orang yang kita beri"
Dizaman modern dengan semakin pesat dan canggihnya tekhnologi, dunia seakan berada di genggaman. Hanya dengan bermodal handphone pintar segala sesuatu bisa disebarkan mulai dari yang baik,setengah baik, bahkan yang buruk sekalipun akan sangat mudah untuk di pertontonkan.
Rasanya cukup geli di berbagai media sosial, mulai dari Facebook, Instagram, Twitter, bahkan di group-group Whtasapp, banyak orang yang melakukan kebaikan dengan menolong fakir dan kaum dhuafa yang terkesan hanya mencari popularitas saja.
Sungguh aneh bin ajaib zaman sekarang, fenomena sosial terkadang membuat kita tercengang.
Apakah hal yang demikian salah ?
Tentu saja tulisan ini tidak sedang menjustifikasi orang yang berbuat demikian, lagi-lagi semuanya memiliki niat dan tujuan yang beragam, karena memberi itu adalah kebahagian tersendiri, namun jangan sampai menyakiti, sebab disamping ada uluran tangan panjang, disitu juga ada harga diri yang patut dipertimbangkan.
Ada banyak video di berbagai media sosial yang kerap kita temui, ketika memberi sambil Selfi, bahkan divideo dengan sedemikian rupa, terlepas niat dan tujuannya yang baik atau sekedar mengejar followers, sehingga hal tersebut menjadi fenomena sosial di zaman modern ini.
Beberapa hal yang perlu kita sadari terhadap adanya fenomena sosial yang sering kita jumpai di berbagai media sosial.
Pertama :Â berbagi itu baik, bahkan sangat baik, namun ketika berbagi tanp didasari dengan keiihlasan dan niat yang tulus, maka semua hanya akan menjadi sia-sia saja.
Kedua :Â Jika dahulu kala orang berbagi dengan cara memberi dengan tangan kanan, sekiranya tangan kiri tidak mengetahui, sangat berbeda jauh dengan saat ini, justru orang berbagi sambil Selfi, bahkan dijadikan video untuk membuat konten menarik dalam rangka mencari followers, karena tidak bisa kita pungkiri dengan semakin banyak followers di media sosial juga bisa menghasilkan banyak cuan.
Ketiga :Â Penting untuk kita sadari bahwa kaum duafa, fakir miskin, anak-anak yatim merupakan kewajiban kita untuk membantu ketika ada rejeki yang lebih, karena memang sebagian dari penghasilan atau harta yang kita kumpulkan selama satu tahun, disitu ada hak mereka yang wajib kita salurkan.
Keempat :Â fakir miskin, duafa, dan anak-anak yatim, mereka juga memiliki hati dan harga diri, karena memang ada sebagian orang atau kaum duafa yang memilih untuk menolak ketika diberi sesutu namun ada sesi foto ataupun di video..
Kelima :Â karena memang ada faktor yang kurang beruntung dari aspek finansial, sehingga miskin atau kekurangan secara ekonomi bukanlah suatu pilihan, sebab masing-masing orang sudah memiliki takaran rejekinya masing-masing.
Lima hal diatas merupakan fenomena sosial, yakni berupaya menebar kebaikan dengan saling berbagi satu sama lain yang kemudian disebarkan di medsos, terlepas niatnya baik, supaya kebaikan itu bisa ditiru oleh orang lain, namun perhatikan betul bahwa orang yang kita beri sesuatu janganlah sampai tersakiti, atau menjadikan mereka harus merasakan malu karena harus di foto atau pun di video.
Dengan demikian janganlah engkau memberi, jika hanya akan menyakiti saudara-saudaramu yang kurang beruntung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H