"Kunjungan menteri pendidikan, Nadiem Anwar Makarim ke anak-anak Rimba pada Selasa 21/09/2021 di sambut hangat oleh pemerintah setempat dan pengelola Rumah belajar anak-anak Rimba di kecamatan air hitam, Sorolangun Jambi"
Nadiem Makarim, yang masih muda dengan kesuksesannya sebagai pengusaha sekaligus menjabat Menteri Pendidikan Republik Indonesia periode kedua Presiden Joko Widodo kembali di Lantik menjadi presiden.
Jabatan menteri yang diberikan kepada Nadiem sebagai Kemendikbud Ristek, tidak membuatnya pongah, justru Nadiem sepertinya juga mengikuti langkah Presiden Jokowi dengan kesederhanaan.
Kunjungan Nadiem ke Rumah belajar Rimba, dimana anak-anak di tengah mewabahaya pandemi, masih terus belajar.
Dalam kunjungannya Nadiem menyempatkan makan bersama dengan anak-anak rimba dan menginap di rumah belajar anak Rimba.
Tentu hal tersebut merupakan apresiasi bagi Rumah belajar yang telah di kunjungi oleh Mendikbud Ristek tersebut.
Dilansir dari laman Kompas.com, masyarakat Rimba menjelaskan selama proses pendidikan berlangsung di lakukan dengan dua model yang berbeda.
Sistem pendidikan dan pembelajaran itu di lakukan secara formal dan non formal, yakni dengan tetap mengutamakan pembelajaran membaca dan berhitung.
Secara formal guru mendatangi anak-anak rimba itu kerumah masing-masing dengan memberikan materi pelajaran yang di sesuaikan dengan kebutuhan anak.
Misalkan untuk pelajaran berhitung dilakukan dengan cara menghitung pohon. Begitu juga dengan menulis dan membaca juga didekatkan dengan apa yang mudah mereka pahami.
Sedangkan bagi anak rimba yang sudah mahir dan mendapat dukungan orangtua, mereka dijembatani ke sekolah formal
Kehadiran Mendikbud Ristek ke anak-anak Rimba di Jambi, tentu memberikan semangat dan motivasi belajar bagi anak-anak untuk terus semangat belajar.
Dalam kesempatan itu Nadiem sempat menginap dan makan bersama, serta swafoto bersama dengan anak-anak Rimba dan pemerintah setempat.
Usai menyantap makanan dan swafoto bersama Nadiem juga dikasih hadiah berupa kaos yang bertuliskan "kamia ndok tokang baco tuliy" artinya adalah kami ingin bisa membaca dan menulis.
Kondisi anak-anak rimba yang secara geografis aksesnya cukup terbatas, tentu saja memang memiliki kesulitan tersendiri bagi guru dan dinas terkait untuk memberikan materi pembelajaran yang sesuai harapan.
Bahkan Anak-anak rimba pun, juga tidak luput harus berpindah tempat mengikuti orang tuanya, sehinggaenjadi kesulitan tersendiri bagi guru untuk mengajar dan mengelola pendidikan dengan sebaik mungkin.
Kunjungan menteri pendidikan yang melihat langsung pada sistem pembelajaran anak-anak Rimba di Jambi tersebut, tentu harus dipahami sebagai sebuah satu kesatuan yang harus dipelajari, sebagai sebuah upaya meningkatkan pembelajaran dan kualitas pendidikan bagi anak-anak rimba.
Karena pendidikan anak merupakan tanggung jawab bersama, yakni Pemerintah, pengelola pendidikan itu sendiri dalam satuan kerja, serta wali siswa yang harus terjadi kerjasama yang baik dalam satu kesatuan untuk mencerdaskan anak bangsa.
Hal yang cukup menarik dari anak-anak rimba yang dikunjungi oleh Mendikbud Ristek tersebut adalah semangat belajarnya untuk bisa menulis, membaca dan berhitung, meski berada dalam kondisi yang terbatas.Â
Kunjungan Nadiem itu tentunya menjadi semangat baru untuk meningkatkan sistem pembelajaran bagi anak-anak rimba di Jambi, sehingga pembelajaran menulis, membaca dan berhitung dengan bercengkerama dengan alam, menjadi sebuah pelajaran yang menarik dan terbuka bagi guru maupun bagi anak-anak yang sedang menimba ilmu.
Dengan demikian kondisi tersebut tidak lantas menyurutkan anak-anak rimba terus berproses dan belajar dengan giat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H