Pertama :Â Bangsa Indonesia dengan jumlah penduduknya yang mencapai 270 juta jiwa yang hidup diberbagai pulau, memang tidaklah mudah mengatur dan mengentaskan soal kemiskinan, apalagi ditambah pandemic syanv terjadi selama hampir dua dekade ini.
Kedua : Korupsi dengan beragam variannya masih menjadi penyakit di tubuh negeri yang besar ini, para pemangku kepentingan dengan kekuasaan, kerapkali melakukan korupsi baik melakukan secara tidak langsung, maupun melakukannua secara langsung.
Kondisi ini tentu menyebabkan negara mengalami kerugian akibat dari ulah oknum pejabat yang melakukan tindak pidana korupsi, sehingga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus melakukan upaya untuk memberantas korupsi baik ditingkat nasional, regional maupun di tingkat lokal.
Ketiga :Â Para pemangku kepentingan atau para pejabat, dengan di beri amanah oleh rakyat, tidak sedikit yang melakukan tindak kejahatan, dengan mengatasnamakan kepentingan rakyat, bahkan tidak sedikit pula pejabat dengan aktingnya yang bagus melakukan palying Victim, untuk melakukan manipulasi.
Keempat :Â Ada problem di tubuh bangsa kita, baik oleh pejabatnya maupun rakyatnya, mengapa demikian? Contoh saja ada problem dari hulu sampai ke hilir, dimana sistem kekuasaan kerapkali disalah gunakan untuk meraup kekayaan secara pribadi dan kelompok, dan hal tersebut justru seakan sudah mendarah daging, sehingga tidak heran jika rakyatnya juga kerap melakukan hal yang sama, karena sudah mencontoh pemerintahnya.
Kelima : Korupsi seakan sudah menjadi kutukan dan budaya yang sudah mendarah daging, tentu tindakan yang tidak baik itu, seakan sudah menjadi naluri untuk memperkaya diri, sehingga menyebabkan kejomplangan dan kesenjangan sosial yang kerap terjadi.
Maka sungguh cukup ironi melihat dan mengamati kejomplangan kehidupan dalam berbangsa dan bernegara ini, dimana tidak hanya pada aspek perekonomian saja, bahkan pada semua aspek, salah satunya aspek hukum yang cukup tajam bagi rakyat, dan tumpul bagi pejabat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H