Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru Harus Meningkatkan Skill Mendidik Anak dalam Proses Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas

26 Agustus 2021   20:18 Diperbarui: 26 Agustus 2021   20:36 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beberapa kali tertunda mengenai PTM Terbatas, kini sudah saatnya pembelajaran tatap muka dilaksanakan kembali, ilustrasi : carapandang.com

"Setelah dua dekade proses belajar mengajar secara langsung itu terhenti karena faktor pandemi covid 19, saat ini proses Pembelajaran Tatap muka (PTM) terbatas sudah mulai diinstruksikan kembali oleh pemerintah, pada masing-masing instansi sekolah yang berada di PPKM level 1 sampai dengan 3 di seluruh negeri ini"

Dalam rentang waktu yang cukup panjang, Pembelajaran Tatap Muka itu terhenti karena pandemi, dan pembelajaran pun menggunakan daring atau pembelajaran online, yamg mengharuskan pendidik dan peserta didik melakukan pembelajaran dengan bantuan smarphone, laptop, dan gawai yang memakan quota cukup banyak untuk siswa maupun mahasiswa.

Pembelajaran Tatap Muka (PTM) jelas akan sangat berbeda dengan PTM sebelum pandemi, dengan adanya PTM terbatas yang siswanya harus mematuhi protokol kesehatan dan menjaga jarak antar siswa, menjadikan seorang pendidik lebih kreatif lagi dan lebih memaksimalkan proses belajar mengajar.

Menjadi suatu tantangan tersendiri baik bagi seorang pendidik maupun peserta didik dalam menghadapai proses belajar mengajar di kelas dengan sistem PTM terbatas ini.

Baca Juga : 5 Manfaat memberikan apresiasi pada anak 

Dalam rangka menghadapi PTM terbatas, pihak-pihak terkait, seperti pemerintah, pengelola pendidikan, dan wali siswa harus mampu bersinergi satu sama lain, sehingga harapannya PTM terbatas ini, menjadi contoh sebagai proses pembaharuan pembelajaran dimasa pandemi.

Bagaiamana seharusnya langkah seorang pendidik mempersiapkan PTM Terbatas pada PPKM level 1 & 3 ini?

Seorang Pendidik harus meningkatkan kreatifitas Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dalam proses PTM terbatas 

Pentingnya pembaharuan dan penyegaran kembali bagi seorang guru dalam mempersiapkan PTM terbatas, di tengah banyaknya keterbatasan yang sedang di hadapi.

PTM terbatas ini sudah sangat jelas sangatlah berbeda dengan kondisi sebelum pandemi, tentunya menjadi sebuah catatan bagi seorang pendidik untuk meningkatkan kreatifitas mendidik dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan itu sendiri.

Meski PTM terbatas ini sebagai sebuah upaya untuk melanjutkan proses belajar mengajar yang sudah dirasa banyak tertinggal jauh, menjadi sebuah catatan bagi seorang pendidik untuk lebih giat dalam proses belajar mengajar, karena itu sebagai sebuah amanah yang harus di jalankan.

Meski saat ini Ujian Nasional (UN) sudah ditiadakan, disamping karena faktor pandemi, dan di ganti dengan Assesmen Nasional untuk memetakan mutu dan kualitas pendidikan itu sendiri, sehingga satu sama lain harus terjadi keseimbangan dalam meningkatkan sistem dan kualitas pendidikan kita.

Keseimbangan yang penulis maksud, adanya sinergitas antara pengelola pendidikan, pemerintah, pendidik, wali siswa, peserta didik, dan lingkungan sekolah yang menjamin adanya harmonisasi antar elemen yang berkepentingan.

Oleh karenanya pengelola pendidikan, para pendidik tentunya harus secara continuitas untuk meningkatkan skill mengajarnya, sehingga peserta didik mampu menerima proses pembelajaran dengan baik, dan dalam kondisi yang aman dan nyaman.

Pendidik harus melakukan pembelajaran yang akseleratif 

Dua tahun lamanya anak didik menjalani pembelajaran secara daring, kelemahan dan kelebihan dalam proses belajar mengajar secara daring ini, tentu terus di evaluasi dengan sedemikian rupa, baik oleh pemerintah maupun oleh pengelola pendidikan itu sendiri.

Dilansir dari tempo.co, Kemendikbud Ristek, Nadiem Anwar Makarim mengatakan dari 23 negara di kawasan Asia Timur dan Asia Pasifik, Indonesia tertinggal dalam hal pembukaan sekolah tatap muka. Menurut dia, 85 persen negara-negara di kawasan tersebut sudah membuka sekolahnya.

Ia mengatakan Indonesia termasuk dalam 15 persen negara di kawasan Asia Timur dan Asia Pasifik yang belum sepenuhnya membuka sekolah tatap muka.

Dari pernyataan Kemendikbud Ristek diatas, bahwa proses PTM di negeri kita sudah ketinggalan jauh dari negara-negara tetangga, bahkan Indonesia sudah jauh tertinggal mengenai PTM ini dari negara yang tingkat Pandemicnya lebih buruh seperti di Amerika Serikat.

Tetapi yang harus menjadi perhatian kita bersama untuk saat ini, terutama bagi seorang pendidik yang harus mensegerakan untuk melakukan proses pembelajaran yang akseleratif dan menyenangkan.

Proses pembelajaran yang akseleratif ini, memang tidaklah mudah, butuh kreatifitas dan skill yang mempuni, maka tugas seorang pendidik tetaplah belajar dan terus meningkatan kualitas diri untuk menjadikan pembelajaran aktif, kreatif, dinamis, dan akseleratif.

Tujuan dari proses pembelajaran yang akseleratif itu tidak lain adalah dalam rangka mengejar ketertinggalan pembelajaran selama Pandemic itu terjadi, sehingga PTM terbatas ini menjadi solusi dan alternatif untuk mengejar ketertinggalan tersebut.

Guru sebagai pendidik sekaligus contoh bagi anak didiknya 

Seorang pendidik akan di pandang dengan jelas oleh anak didiknya, ia pun tidak luput dari daftar penilai dari anak didiknya, karena anak juga sudah bisa menilai seorang guru secara seksama.

Tingkah laku, kebiasaan, tutur kata dan bahasa cenderung menjadi contoh dan kerapkali akan di tiru oleh anak didik, sehingga seorang guru haruslah berhati-hati baik dalam hal tingkah laku, pebuatan maupun bahasa Yang setiap saat dikeluarkan.

Dengan pemberlakuan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas, guru tetaplah menjadi contoh yang baik bagi anak didiknya, terutama dalam hal menjaga kesehatan, karena masih dalam situasi pandemi, tetap mematuhi prokes, dan menjalankan pedoman yang sudah diterbitkan oleh pemerintah.

Dengan demikian seorang guru akan tetap di gugu dan ditiru, bukanlah sebuah isapan jempol semata, karena memang faktanya demikian yang acapkali terjadi dilapangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun