Pemerintah pun cukup gencar mensosialisaikan tanaman Porang ini sebagai komoditas tanaman yang cukup menjanjikan, meski waktunya relatif lebih lama.
Dikutip dari kompas.com, Menteri Pertanian Syahril Yasin Limpo (SYL) merencanakan, target tanam porang pada 2021 seluas 10.000 ha.
Rinciannya meliputi 1.000 ha di Aceh, 1.000 ha di Jabar, 1.500 ha di Jateng, 3.000 ha di Jatim, 1.000 ha di NTT, 500 ha di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), dan 2.000 ha di Sulsel.
Banyaknya permintaan Porang baik di dalam negeri maupun diluar negeri inilah yang menjadikan harga Porang cukup tinggi.
Jawa timur sebagai propinsi yang penduduknya 70 % hidup dari pertanian dan peternakan, menjadikan komoditas petani Porang cukup gembira melihat antusias pemerintah merencanakan tanaman Porang sebagai komoditas yang menjanjikan di masa depan.
Mengingat tanaman Porang ini, tanaman umbi-umbian yang memiliki banyak nilai manfaat, terutama pada aspek peningkatan perekonomian masyarakat petani, tentu rencana pemerintah tersebut akan berdampak baik bagi perkembangan pertanian.
Tanaman Porang disamping mudah untuk merawatnya, dan pembiayaan pertaniannya pun relatif lebih murah dibandingkan dengan tanaman yang lain, dan buahnya pun cukuplah mahal karena tingginya permintaan Porang Baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Melihat antusiasme pemerintah mengenai tanaman Porang ini, tentunya menjadi ruang yang menjanjikan bagi para petani, lebih khusus lagi pada para petani Porang yang semakin diperhatikan, sehingga rencana pemerintah itu pastinya akan disambut dengan baik oleh para petani.
Dengan demikian Porang menjadi tanaman umbi-umbian yang cukup menjanjikan dimasa depan, baik pada aspek atau nilai ekonominya, maupun sebagai bahan makanan yang bisa menjadi pengganti beras dan jagung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H