Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Menghadapi Pembelajaran Online, Anak Seharusnya Bahagia!

16 Agustus 2021   16:28 Diperbarui: 24 Agustus 2021   09:31 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahagia saat belajar, salah satu kunci keberhasilan untuk meningkatkan potensi anak | Ilustrasi: bimbeltridaya.com

"Salah satu keberhasilan dalam dunia pendidikan adalah tercapainya pembelajaran pada anak secara menyenangkan, sehingga kurikulum tidak lagi menjadi beban dalam sistem pembelajaran online bagi anak"

Pandemi Covid 19 masih belum dinyatakan berakhir, meski di berbagai daerah kondisinya masih berbeda-beda. Namun hal itu tetap harus diantisipasi supaya masyarakat tidak terinfeksi virus yang mematikan. Begitu pun dengan sistem pembelajaran yang juga berbeda pula dari sebelum adanya pandemi.

Pemerintah masih tetap melaksanakan dua model pembelajaran yang harus dipatuhi oleh masing-masing instansi sekolah.

Kondisi saat ini di mana Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat dengan level yang berbeda-beda mengaharuskan pembelajaran online dengan bantuan gawai dan internet masih menjadi solusi yang efektif.

Begitu pun dengan dunia pendidikan di mana pada wilayah level 1 sampai 3 diperbolehkan untuk melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) secara terbatas dengan tetap mematuhi protokol kesehatan dan mematuhi pedoman yang sudah dianjurkan oleh Kemendikbud Ristek, Nadiem Anwar Makarim.

Bahagia saat belajar, salah satu kunci keberhasilan untuk meningkatkan potensi anak | Ilustrasi: bimbeltridaya.com
Bahagia saat belajar, salah satu kunci keberhasilan untuk meningkatkan potensi anak | Ilustrasi: bimbeltridaya.com

Sementara pada wilayah yang berada pada level 4, proses pelaksanaan Pembelajaran Online atau pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) masih menjadi solusi dan alternatif dalam proses mendukung dan menggali potensi anak.

Inilah yang masih menjadi tantangan yang cukup berat baik bagi orang tua peserta didik maupun bagi pendidik itu sendiri, sehingga kerumitan PJJ tidak lantas menjadikan sebuah "kekerasan" dengan mengatasnamakan pendidikan.

Pemebelajaran daring di tengah pandemi ini harus menjadi ruang terbuka dan jalinan kerja sama yang baik antara orang tua anak dan pendidik itu sendiri.

Dilansir dari Kompas.com, menurut Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi, yang akrab dipanggil kak Seto, menanggapi hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran daring.

Dia mengatakan, belajar daring seharusnya memberikan pengalaman bermakna untuk anak tanpa terbebani kurikulum pendidikan.

"Saat ini kita harus fokus pada kurikulum kehidupan, bagaimana supaya anak bisa menghadapi pandemi."

Pembelajaran daring atau pembelajaran online ini, harus menjadi media yang menyenangkan bagi anak, sehingga anak tidak terlalu terbebani dengan tugas-tugas yang cenderung membosankan.

Namun dalam prakteknya, pembelajaran daring ini banyak dikeluhkan oleh orang tua siswa. Pasalnya beban tugas pembelajaran yang harus dicapai oleh anak, menjadikan mereka stres menghadapinya.

Bagaimana seharusnya media pembelajaran online ini menjadi sebuah pembelajaran makna dan nilai-nilai kehidupan yang menyenangkan dalam kondisi menghadapi pandemi ini.

Dari pembelajaran online ini, harus sebuah daya aktivitas dan kreativitas baik bagi wali siswa maupun pendidik.

Meski tidak bisa kita pungkiri pembelajaran online ini, tentu sangat jauh berbeda dengan pembelajaran tatap muka.

Maka dalam proses pembelajaran online yang harus dibimbing oleh orang tua bekerja sama dengan pendidik harus membuat ruang kelas yang menyenangkan sehingga kurikulum yang diterapkan setidaknya 50 + 1 % mampu diserap oleh anak dengan tetap melalui proses bimbingan orang tua.

Pembelajaran online ini tidak lantas menjadi sebuah tekanan yang menakutkan bagi anak, bahkan menjadi suatu ancaman dengan dalih dalam rangka mendidik anak.

Para pendidik tentu harus bersikap tegas dalam mendidik anak memang sebuah keharusan. Tapi seorang pendidik tidak lantas melakukan kekerasan pada anak, baik secara fisik maupun psikologis, karena hal itu akan sangat membekas dalam hati dan pikiran anak didik.

Dengan demikian pembelajaran online tidak lantas menjadikan beban yang berat bagi peserta didik dalam menghadapinya, pembelajaran online seharusnya menjadi ruang yang membahagiakan bagi anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun