Klaim inilah yang memperkuat Muiz dengan faksinya yang saat ini sedang menjadi perbincangan hangat dalam koncah politik Nasional.
Menurut Reihan munculnya Dualisme ini memang sudah sejak sebelum dirinya menjabat sebagai ketua umum terpilih pada kongres di Surabaya.
Reihan dan Muiz sebelumnya sama-sama pernah menjadi pengurus PB HMI, masa kepemimpinan Respiratori Saddam Al Jihad, yang kemudian terpilihnya Abdul Muiz Amirudin sebagai PJ Ketum PB HMI, sampai pelaksanaan kongres selessai.
Namun fakta dilapangan, justru viralnya Abdul Muiz Amirudin yang masih melekat dengan PJ Ketum PB HMI yang akan segera turun jalan untuk melaksanakan demonstrasi, justru memunculkan banyak tanda tanya, yang harus di selesaikan di tubuh Himpunan ini.
Apa sebenarnya yang menyebabkan Dualisme kepemimpinan itu terus berlanjut hingga hari ini..?
Inilah teka-teki yang harus di pecahkan oleh para kaum Milenial ini untuk memanage konflik internal yang terus bergejolak, mengingat HMI sebagai organisasi yang Independen, baik secara organisatoris maupun independen secara etis, tentu seluruh elemen yang berkepentingan harus mampu kedua faksi tersebut untuk segera melakukan rekonsiliasi.
Konflik internal yang mencuat kepermukaan ini, menunjukkan ketidak dewasaan politik dan kepentingan yang tidak menyatu, sehingga terkesan HMI menjadi kawah candradimuka penghasil konflik yang tidak berkesudahan.
Terlepas apakah para leader ini masih belum memuncratkan kepentingannya, sehingga saling serang dan saling berebut pengaruh di tengah pandemi yang masih belum kunjung usai ini, sehingga munculnya Dualisme kepemimpinan tersebut sangatlah disayangkan, dimana situasi dan kondisi bangsa dan negara yang tidak sedang baik-baik saja.
Viralnya rencana Abdul Muiz Amirudin yang mengatasnamakan dirinya sebagai Ketum PJ PB HMI, tengah menjadi sorotan publik, bahkan menjadi sorotan Istana, sehingga larangan untuk menggelar demonstrasi di depan istana dalam Kondisi PPKM Darurat jelas menuai larangan dan kontroversi banyak kalangan.
Tentu Pihak ketum PB HMI, Reihan Ariatama harus bertindak tegas atas apa yang hendak dilakukan oleh Muiz yang pastinya akan merugikan HMI Secara keseluruhan.
Inilah tantangan yang harus segera di selesaikan oleh pengurus PB HMI Reihan Ariatama, untuk kembali melakukan rekonsiliasi dengan Muiz dan faksinya untuk bersatu kembali dan bangkit bersama di tengah pandemi covid 19 ini, sehingga kekacauan yang menghimpit bangsa, tidak semakin bertambah dan meluas.