Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Love

Jika Belum Berjodoh, Tidak Perlu Memaksa Keinginan karena Ada Kehendak Tuhan dalam Cinta

6 Agustus 2021   06:39 Diperbarui: 6 Agustus 2021   08:33 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bertautnya cinta dalan hati, antara satu orang dan yang lainnya, bukan berarti tidak menimbulkan masalah, justru hal tersebut seperti perang dunia ketiga, dikala pergolakan batin menjadi debaran yang tak terbantahkan"

Manusia dalam hidup dan kehidupannya sudah ada garis takdir yang tidak bisa di pungkiri, Jodoh, rejeki, dan maut sudah ditentukan oleh yang maha kuasa, namun setiap manusia haruslah tetap ikhtiar dan berdoa supaya keinginannya bersatu dengan kehendak Tuhan yang kuasa, sehingga terjadilah harapan itu menjadi sebuah kenyataan dalam hidup.

Begitu pula dengan cinta, jika belum menjadi jodoh yang di gariskan oleh Tuhan, meski sudah menjalin hubungan sepuluh tahun lamanya, pada akhirnya kandas jua, bahkan kerapkali kita berpikir telah menjaga jodohnya orang lain,..sungguh nasib baik belum berpihak.

Tentang cinta, dan pertautan hati mungkin siapapun pernah mengalami hal tersebut dengan jalan cerita yang berbeda, meski hati pernah patah, tapi setidaknya pernah bahagia dengan orang yang masih belum berjodoh dengan kita.

Pernah suatu ketika dalam sebuah perantauan yang jauh dari sanak famili, penulis merasakan jatuh hati akibat seringnya bercanda dengan gadis tersebut, taruhlah gadis itu bernama DPS, nama samaran, DPS ini awalnya hanya teman akrab yang menjadikan penulis sebagai teman curhatnya, mulai dari persoalan keluarga, hobinya yang mendaki gunung, sampai pada seorang cowok yang mengejarnya dengan segala cara, tapi DPS tidak menyukai cowok tersebut karena temperamen.

Dari sering curhat itulah, siang malam selalu ngobrol dengan asyiknya, tanpa terasa kita berdua menjadi Teman serasa pacar, pada akhirnya ya layaknya seorang pacar yang tak terpisahkan.

Sementara cowok yang menyukai DPS, taruhlah namanya HR, dengan beebagai macam cara terus mendekati DPS, namun hal tersebut tidaklah berhasil, karena DPS telah menjatuhkan pilihannya pada teman curhatnya.

Hari berganti Minggu, dan Minggu pun berganti bulan, hubungan DPS dan teman curhatnya semakin lengket, bak perangko tak terpisahkan.

Kisah ini berjalan selama tujuh bulan lamanya, teman curhatnya yang sudah seperti pacarnya sendiri, tidak mendapatkan restu dari orang tua DPS, karena orang jauh, sementara HR, terus menempeli kedua orang tua DPS, bahkan tanpa sepengetahuan DPS orang tuanya telah bertemu dengan orang tua HR, membahas perjodohan itu.

Di situlah hati DPS mulai bimbang dan ragu, satu sisi ia tidak ingin melepas teman curhatnya, disisi yang lain perjodohan dengan HR terus berlanjut.

Dalam kondisi yang rumit itu DPS sulit menentukan sikap, melepas teman curhatnya ia begitu berat, dan menerima HR, hatinya masih belum ada cinta yang bersemi, meski sudah berulang kali digoda.

Hari-hari terus berlalu, ketika DPS tidak menemukan solusi untuk memutuskan hal itu, teman curhat yang sekaligus menjadi Isi hati DPS, akhirnya dengan lapang dada, bahwa DPS harus berusaha untuk mencintai HR, karena dialah yang mendapatkan restu kedua orang tuanya.

Dan teman curhat DPS itu akhirnya kembali lagi pulang ke kampung halaman dengan membawa hati yang patah berkeping-keping.

Sebelum pulang keberangkatan, DPS pun masih memaksa untuk ikut, dan hendak menikah dengan teman curhatnya dikampung halaman, namun semua dirayu, dinasehati bahwa tanpa restu kedua orang tua, tidaklah mungkin kita bahagia, begitu kira-kira yang di sampaikan pada DPS.

Luka dan air mata adalah bagian dari perjalanan cinta, meski hati sudah saling terpaut, dua jiwa saling mencintai, namun ketika masih belum jodoh yang digariskan, semuanya tinggal sebuah kenangan yang tak terlupakan.

DPS sekarang sudah menjadi mantan yang indah, dan hidup bahagia dengan HR, bahwa segala sesuatu yang terjadi tidak lepas dari kehendak Tuhan yang maha kuasa.

Dari pengalaman tersebut menjadi kenangan sekaligus pelajaran yang sangat berharga dalam hidup, bahwa cinta adalah kebahagiaan, meski ada luka yang menyesakkan, tak perlu sedih, sedu, sedan itu, karena dalam setiap hati, Tuhan telah menanamkan benih cinta meski tidak harus memiliki.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun