Dampak dari pandemi ini kita ketahui bersama tidak banyak berdampak pada kesehatan, hubungan sosial masyarakat, dan perekonomian, namun juga berdampak pada aspek psikologis masyarakat dengan menekan rasa cemas dan kekhawatiran.
Artinya kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini, dalam ruang yang tidak baik-baik saja, mengingat kondisi perekonomian yang juga mulai tidak stabil.
Rasa optimisme harus di sadari dan di pupuk dalam diri, sehingga semangat juang melawan kondisi yang tidak menentu ini, bisa segera terlewati.
Tujuh puluh enam tahun kemerdekaan bangsa Indonesia, dan saat ini harus di hadapkan pada ujian yang sangat berat.
Tentu saja pemerintah dan seluruh element masyarakat untuk tetap bersabar menghadapi pandemi ini, dan tetap membangun rasa optimis, rasa solidaritas, simpati dan empati dengan saling menjaga untuk memutus mata rantai penyebaran covid 19.
Setidaknya menumbuhkan rasa optimis ini, haruslah dimulai dari diri kita sendiri, bahwasanya kita semua mampu melawan dan melewati situasi pandemi ini.
Tidak hanya cukup bagi diri kita sendiri, namun rasa optimis itu juga hendaknya di tularkan pada orang-orang di sekitar kita, dengan membangun persepsi positif, berpikir positif, dan melawan situasi yang tidak menentu ini dengan cara-cara yang kreatif.
Rasa Optimis dalam Kehidupan Sehari-hariÂ
Modal terbesar untuk mencapai suatu tujuan, adalah dengan selalu semangat melakukan hal-hal yang positif.
Karena dengan semangat itu, akan melumpuhkan hal-hal yang negatif dalam diri.
Bagi yang sedang sakit, atau bahkan yang sedang melakukan Isoman karena terpapar covid 19, semangat berjuang untuk sembuh haruslah ditanamkan dalam hati, bagi para kepala keluarga yang sedang terlilit utang ditengah pandemi ini, haruslah tetap semangat untuk bisa membayar hutang, pasti dengan usaha dan upaya, berdoa, dan berpikir kreatif, tentunya akan ada jalan solusi.