Kematian dan kehidupan adalah mitra yang bergandeng tangan, dua hal ini bukanlah lawan yang berseberangan pendapat, namun di balik kehidupan pasti ada kematian yang merupakan pintu untuk kembali kepada Tuhannya dengan amal kebaikan.
Memang tidak bisa dimungkiri secara psikologis, manusia masih ingin hidup seribu tahun lagi, untuk bisa berbuat kebaikan didunia ini, namun setiap manusia tentu saja sudah memiliki garis hidup yang ada batasnya.
Apa yang seharusnya dilakukan ketika sedang menjalani isoman?
Melawan Tekanan Psikologis akan KematianÂ
Penyakit itu memang harus dilawan, karena virus itu hadir menggerogoti sistem tubuh yang menyebabkan orang sesak napas, bahkan bisa menyebabkan maut datang menjemput.
Dalam situasi dan kondisi pandemi yang melanda ini, rasa panik, cemas, khawatir pasti ada dalam hati dan pikiran, namun semuanya harus di lawan dengan ketenangan.
Hati dan pikiran yang tenang merupakan obat mujarab yang bisa mendorong untuk bangkit dan sembuh dari virus yang sedang melanda.
Baca Juga :Â Menyemangati orang yang sedang sakit, adalah salah satu obat mujarab
Dukungan dan dorongan dari keluarga tercinta sangatlah penting untuk menenangkan hati dan pikiran mereka yang sedang menjalani isoman, karena dukungan yang positif akan menjadi perlawanan untuk bangkit dan kuat melawan penyakit yang sedang di derita.
Meski hampir setiap hari kita dengar bunyi sirene yang merupakan tanda mobil ambulans sedang mengantarkan jenazah ke tempat peristirahatan terakhir, tidak lantas menjadi sebuah tekanan yang membingungkan dan menjadi gejolak dalam jiwa.
Bersikap Pasrah pada Kekuasan Tuhan Yang Esa