Lari-lari kecil yang dilakukan oleh Siti Hajar tersebut, saat ini menjadi rukun ibadah haji, yakni berlari-lari kecil dari bukit Shafa ke Marwah sebanyak tujuh kali putaran.
Dengan berlari-lari kecil untuk menemukan air untuk putranya yang kehausan, tetapi hasilnya nihil, dan Siti Hajar pun kembali menuju Ismail, dan di saat itu pula Nabi Ismail menghentakkan kakinya ke tanah, dan seketika air muncul dari dalam tanah, sehingga Siti Hajar mengumpulkannya, untuk di buat minum nabi Ismail yang kehausan.
Hentakan kaki nabi Ismail yang telah mengeluarkan air itu di sebut dengan air zam-zam. Zam-zami yakni bermakna mengumpulkan, karena Siti Hajar telah mengumpulkan air tersebut untuk di buat minum nabi Ismail, sehingga hausnya hilang.
Air zam-zam itu, hingga sampai detik ini menjadi pusat air paling jernih di dunia dan kaya manfaat bagi kesehatan manusia.
Sungguh begitu pedihnya hati seorang ibu, ketika melihat putra yang sangat di sayangi menjerit karena lapar dan haus mendera di tengah gurun Sahara.
Zam - zam artinya MengumpulkanÂ
Kisah peninggalan nabi Ismail dan Siti Hajar yang saat ini telah menjadi sumur Zam-zam, telah menjadi pusat peradaban dan menjadi ruang peziarah untuk ummat yang melaksanakan ibadah haji ke Mekkah.
Siti Hajar telah mengumpulkan air sedikit demi sedikit untuk putra terkasihnya, sebab cinta sang ibu begitu besar dan dalamnya untuk nabi Ismail.
Munculnya air ditengah gurun yang gersang, lewat hentakan kaki bayi yang mungil, semua merupakan kuasa Allah SWT, karena hal tersebut tidaklah mampu kita merasionalkannya.
Perintah Menyembelih Nabi IsmailÂ
Pada akhirnya Nabi Ibrahim kembali lagi ke Mekkah, dan membesarkan putra yang sangat di sayanginya bersama Siti Hajar.