Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hari Raya Idul Adha 1442 H, sebagai Momen Refleksi Diri di Masa Pandemi

19 Juli 2021   20:15 Diperbarui: 19 Juli 2021   20:25 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : tribunews.com

"Pemerintah telah menetapkan Hari raya Idul Adha,  jatuh pada Selasa, tanggal 20 Juli 2021 bertepatan dengan tanggal 10 Dzulhijjah 1442 Hijriyah, sebagai momen refleksi diri bagi kita semua, karena hari raya qurban tahun ini masih dalam situasi pandemi"

Peringatan Hari Raya Idul Adha atau di sebut pula dengan hari raya qurban merupakan momen yang bersejarah bagi ummat manusia, khususnya bagi ummat muslim.

Dua tahun sudah berjalan, ummat muslim di hadapkan dengan perayaan hari raya di masa pandemi, sehingga pola yang dilakukan jelas berbeda dari tahun sebelum pandemi ini melanda.

Ditengah situasi pandemi, perayaan Idul Adha, tentu saja di laksanakan secara terbatas, itupun sangat berkaitan dengan zona di masing-masing daerah.

Dalam zona hitam dan merah, pelaksanaan Idhul Adha dirumah saja, sementara yang berada di zona hijau boleh melaksanakan di musholla atau masjid dengan tetap mengutamakan protokol kesehatan dan dalam batas yang di anjurkan oleh pemerintah.

Disamping hal diatas, kondisi saat ini masih dalam ruang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat, sehingga pelaksanaan sholat Sunnah Idul Adha masa pandemi ini tetap memakai protokol kesehatan demi mencegah, dan memutus mata rantai penyebaran covid 19.

Hari raya Idul Adha 1442 Hijriyah, yang disebut pula dengan hari raya qurban, hakekatnya tidak lepas dari sejarah perjalanan hidup Nabi Ibrahim As.

Nabi Ibrahim As, sebelum memiliki putra Nabi Ismail, merupakan orang yang sangat kaya raya, dan memilikj ribuan hewan ternak yang di sambelih dan dagingnya di dermakan bagi kaumnya, sehingga dari peristiwa tersebut, muncul kalimat jangankan onta, kambing dan sapi, jika anak pun yang di perintahkan niscaya akan aku sambelih, begitulah sekilas dari kedermawanan Nabi Ibrahim As.

Dalam perjalanan sang waktu, nabi Ibrahim pun di karuniai anak laki-laki bernama Ismail, setelah Ismail beranjak sangat lucu, nabi Ibrahim pun bermimpi dengan di ingatkan pada nadharnhya, dan mimpi itu pun kerapkali berulang-ulang, sehingga Nabi Ibrahim Pun meyakini perintah itu dari Allah SWT, dan nabi Ibrahim pun bersiap untuk menyembelih nabi Ismail pada waktu itu.

Sekilas kisah Nabi Ibrahim As dan Nabi Ismail sebagai sebuah pelajaran bagi kita, bahwa sesungguhnya hidup itu memang penuh dengan pengorbanan sebagai media untuk mendekatkan diri pada Tuhan yang maha kuasa.

Momen hari raya Idul Adha ini merupakan jejak langkah yang di dasari dari perjuangan Nabi Ibrahim untuk selalu msndekatkan diri pada sang pencipta.

Apa hikmah yang dapat di pelajari dalam momen hari raya Idul Adha di masa pandemi ini, bahwa sesungguhnya ada dua dimensi yang harus kita sadari sebagi makhluk individu pada satu sisi, dan sebagai makhluk sosial di sisi yang lain.

Hari Raya Idul Adha sebagai momen membangun dan membentuk kesalehan diri 

Berkaca pada kisah nabi Ibrahim as, bahwasanya beliau dalam proses pencarian jati diri, beliau di dera kebingunan dan pergolakan diri mencari Tuhan yang sejati.

Nabi Ibrahim di siang hari, matahari di anggapnya Tuhan yang mampu menerangi seluruh alam, dan dimalam hari bulan dianggap tuhan karena sinarnya yang elok dan rupawan, sehingga dari perjalanan kisah Nabi Ibrahim, yang pada akhirnya menemukan Agama Tauhid yakni mengesankan Allah SWT, meski Nabi Ibrahim harus melawan para penyembah berhala waktu itu.

Kesalehan dan ketaatan Nabi Ibrahim meruapakan pelajaran yang bisa kita ikuti, meski sudah banyak pengorbanan yang beliau lakukan, hingga mencapai pada titik kesalehan diri.

Momen hari raya Idul Adha sebagai media membentuk kesalehan sosial 

Sejatinya hidup ini tidak bisa kemudian berdiri sendiri, karena kita semua adalah makhluk sosial, yakni makhluk yang membutuhkan dan berkepentingan terhadap orang lain.

Hari raya idul adha merupakan momen membentuk dan membangun kesalehan sosial di dalam diri.

Kesalehan sosial yakni diperingati dengan melakukan qurban bagi yang sudah mampu, untuk saling berbagi dengan orang lain.

Saling berbagi dengan orang lain merupakan kebahagiaan tersendiri bagi kita, karena membahagiakan orang lain, pasti akan di balas dengan kebahagiaan pula oleh Tuhan yang maha kuasa.

Momen hari raya qurban, merupakan momen refleksi diri untuk membentuk kesalehan diri dan kesalehan sosial.

Dengan demikian momen hari raya idul Adha sebagai momen untuk refleksi diri, dari kesalahan yang kerapkali kita lakukan, baik kesalahan di sengaja maupun tidak disengaja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun