Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menyoal Nasib Pendidikan Kita di Masa Pandemi

13 Juli 2021   08:24 Diperbarui: 13 Juli 2021   08:29 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: edukasi.kompas.com

"Pendidikan merupakan wadah dan sarana untuk menggali seluruh potensi anak didik, untuk terus dibimbing, diarahkan, dan meningkatkan kemampuan intelektual, afektif, dan psikomotoriknya, dengan proses belajar dalam sebuah pembelajaran".

Kita ketahui bersama, kondisi melonjaknya kasus covid 19, dalam sepekan ini, tentu membuat kita semua merasa cemas dan khawatir, dimana pandemi masih menjadi suatu hal yang menakutkan, dengan banyaknya korban yang jatuh cukup parah, bahkan tidak sedikit masyarakat yang terpapar covid 19, harus meregang nyawa.

Situasi yang masih belum diketahui, kapan berakhirnya pandemi ini, tidak hanya berdampak pada faktor kesehatan saja, namun juga berdampak pada sulitnya ekonomi, dan bergesernya jadwal masuknya anak ke sekolah pada tahun ajaran baru.

SKB 4 menteri yang semula sudah bersepakat untuk melakukan pembelajaran tatap muka (PTM) yang di rencanakan akan masuk pada tanggal (12/07/21), harus kembali di tunda, sampai pandemi ini di nyatakan mereda, dan kasus covid 19, di nyatakan mulai ada penurunan, sehingga kondisi akan terus membaik.

Kebijakan pemerintah pun dengan melakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat, sebagai bentuk dan upaya untuk memutus mata rantai penyebaran covid 19, yang masih di anggap berpotensi menyerang siapa saja dan dimana saja, baik bagi anak-anak, remaja, orang dewasa bahkan lansia.

Baca juga : PTM terbatas, Pendidik harus menyiapkan pembelajaran yang kreatif

Bergesernya Jadwal masuk pendidikan kita, satu sisi demi keselamatan semuanya, namun disisi yang lain, pastinya berimbas pada keberlangsungan proses belajar mengajar di setiap sekolah, sehingga konsteknya pada hari ini, kebijakan untuk melanjutkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) kembali di galakkan.

Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), Berapa persenkah Efektifnya dalam sebuah pembelajaran..?

Bicara efektif pembelajaran jarak jauh (PJJ), tentu saja tidak bisa di ukur secara kuantitatif, namun cara mengukurnya lebih kepada kualitatif, dimana perkembangan anak didik dari ketiga aspek harus tetap terkordinasikan dengan wali siswa yang kondisinya lebih banyak belajar di rumah saja.

Disini guru dan wali siswa harus menjalin kerjasama yang baik, dan pastinya saling berkomunikasi via handphone, untuk mengetahui sejauh mana perkembangan anak berkaitan dengan proses belajar mengajar secara daring.

Barangkali pada aspek perkembangan intelegensi anak, belajar secara daring masih cukup efektif, disamping anak mendapat bimbingan dari guru dengan cara daring, juga di bimbing oleh orang tua mengenai peningkatan pengetahuan anak, namun bagaimana dengan aspek afektif dan psikomotorik yang keduanya merupakan skill yang harus di kembangkan pada anak didik?

Aspek afektif yang berkaitan dengan mental, sikap, cara berkomunikasi, sopan santun atau akhlak, tentu hal tersebut tidaklah cukup ketika hanya mengandalkan proses pembelajaran jarak jauh (PJJ), di sinilah, peran Pembelajaran Tatap Muka (PTM), sebagai sebuah upaya membentuk karakter building pada anak.

Ilustrasi: edukasi.kompas.com
Ilustrasi: edukasi.kompas.com
Di samping seorang guru harus membimbing, mengarahkan dan mendidik anak didik, dari aspek intelegensi, afektif, tidak kalah menariknya juga aspek psikomotorik yang perlu di kembangkan pada anak didik.

Perkembangan motorik atau peningkatan kemampuan skill pada anak didik, hakekatnya lebih menarik dan lebih efektif ketika proses pembelajaran di lakukan secara tatap muka, disinilah terjadinya degradasi yang memprihatinkan pada kondisi pendidikan kita hari ini.

Situasinya hari ini memang dalam kondisi yang di cukup dilematis, satu sisi karena masih dalam kondisi Pandemi yang membahayakan kesehatan kita semua, namun disisi yang lain, proses belajar mengajar "kurang" begitu efektif, terutama pada perkembangan afektif dan psikomotorik anak didik.

Soal Nasib Pendidikan kita, ini tanggung jawab siapa...?

Pendidikan merupakan tanggung jawab kita semua, karena itu bertujuan mulia untuk mencerdaskan anak bangsa.

Siapa kita semua..? Bahwa hakekat dari pendidikan itu merupakan tanggung jawab dari tiga elemen yang saling berkepentingan, guna mencerdaskan anak bangsa.

Tiga elemen yang kami maksud, bahwasanya pendidikan merupakan tanggung jawab pemerintah, Penyelenggara dan pengelola pendidikan, serta masyarakat secara umum, tentunya memiliki tanggung jawab untuk mendorong terciptanya sistem pendidikan yang bagus dan berkualitas, demi mencerdaskan anak bangsa, karena suatu saat generasi penerus ini harus di persiapkan sedini mungkin untuk menghadapi era industri 4.0, dan globalisasi.

Pemerintah, penyelenggara atau pengelola pendidikan, serta masyarakat haruslah terjalin kerjasama yang baik untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan kita di era pandemi ini.

Pemerintah sudah mengeluarkan buku panduan baik Pembelajaran Tatap Muka (PTM), maupun Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), dengan harapan pendidikan kita masih terus berjalan meski masih dalam kondisi Pandemi.

Disinilah tantangan bagi penyelenggara pendidikan dan guru, untuk terus meningkatkan proses pembelajaran, terutama meningkatkan pengetahuan digitalisasi untuk lebih memudahkan proses pembelajaran jarak jauh (PJJ), demi keberlangsungan pendidikan kita, meski Proses Pembelajaran Jarak Jauhh (PJJ), serasa Pembelajaran Tatap Muka (PTM).

Dengan demikian soal Nasib pendidikan ini, merupakan tanggung jawab kita semua, baik dan buruknya, lemah dan kuatnya, kuantitas maupun mutunya menjadi tanggung jawab kita semuanya, karena hal tersebut sangat erat kaitannya dengan hajat hidup orang banyak untuk mencerdaskan putra dan putri mereka.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun