Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ruang Isolasi: Tekanan Psikologis yang Tidak Bisa Dihindari

10 Juli 2021   07:27 Diperbarui: 10 Juli 2021   07:31 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: health.kompas.com

"Pandemi covid 19, merupakan wabah menghantui setiap jiwa manusia, dimana penyakit yang tidak pernah kita tahu keberadaannya justru bisa menyerang kita kapan saja dan dimana saja, sehingga rumah sakit dan tempat-tempat umum pun, diharuskan menjadi tempat untuk isolasi bagi pasien yang terpapar covid 19"

Hampir dua tahun wabah ini melanda dunia, tidak hanya Indonesia saja yang terancam dengan kondisi ini, namun banyak negara yang sudah berjatuhan korbannya akibat pandemi ini.

Banyak pula masyarakat dan para pejuang kesehatan yang harus meregang nyawa, akibat pandemi ini, sehingga ruang isolasi baik secara mandiri maupun ruang isolasi yang di sediakan pemerintah menjadi alternatif untuk memutus mata rantai penyebaran covid 19 yang di tengarai saat ini covid dengan varian baru, dan lebih ganas mengancam hidup dan kehidupan manusia.

Dalam konstek saat ini dimana pemerintah sudah melakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat ( PPKM ), sebagai salah satu upaya untuk mencegah dan memutus mata rantai penyebaran covid 19, dengan harapan yang sudah terpapar segera sembuh, dan yang belum terpapar tidak terjangkiti virus yang mematikan ini.

Ada beragam pendapat dan spekulasi yang kemudian menguap kepermukaan, terkait dengan masyarakat yang terpapar covid 19, bahkan ada yang cukup ironis, kasus masyarakat yang terpapar covid 19, dan sudah melakukan Isolasi mandiri sesuai dengan anjuran pemerintah, namun pemerintah setempat harus mengusir mereka, suapaya tidak menular pada masyarakat yang lain, justru ini aneh dan sangat bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan.

Perlu kita sadari bersama bahwa masyarakat yang terisolir karena terpapar covid 19, baik yang berada di rumah sakit maupun Isolasi mandiri, hakekatnya jiwa mereka sangat tertekan, karena secara tidak langsung mereka seperti hidup dalam penjara yang harus di jauhi oleh sanak saudara, pada hal mereka yang sedang sakit sangat butuh perhatian dan dukungan dari orang-orang terdekatnya.

Bagaimana ketika kita, atau sanak saudara kita mengharuskan diri berada di ruang Isolasi, terlepas isolasi mandiri, maupun isolasi di rumah sakit, beberapa hal di bawah ini berangkali bermanfaat untuk di lakukan.

1. Memberikan motivasi untuk kuat dan segera pulih, dari serangan virus 

Ilmuan Muslim, sekaligus pakar kesehatan, Ibnu Sina mengatakan bahwa "kepanikan adalah separuh penyakit, dan ketenangan adalah separuh obat".

Memang tidaklah mudah membuat orang yang sedang jatuh sakit, untuk menenangkan jiwa mereka, apalagi bagi pasien yang terpapar covid 19, yang bahkan dalam situasi dan kondisi terisolir.

Sedikit banyak bagi keluarga baik yang terpapar, maupun yang sehat, akan ada tekanan secara psikologis, karena hal tersebut merupakan hal yang manusiawi.

Pentingnya dukungan keluarga bagi pasien yang terpapar dan melakukan Isolasi mandiri, dengan tetap memberikan semangat, dan dorongan untuk sembuh.

Buatlah pasien yang terisolir untuk tenang, dan harus melawan virus yang sedang menyerang, serta lakukan kegiatan positif yang bisa mengurangi beban psikologis mereka.

2.Menghibur mereka yang sedang terisolir, supaya mengurangi tekanan psikologisnya untuk segera bangkit dan sehat 

Bagaimana menghibur mereka yang sedang Isolasi mandiri? 

Ada banyak cara positif dan kreatif untuk menghibur mereka, bisa melalui seluler, video call, bahkan menghampiri mereka dengan tetap berjarak, dan memakai alat pelindung diri.

Arahkan tenaga dan pikiran positif untuk selalu menyemangati mereka untuk segera sembuh, bukan lantas di tinggalkan dan di biarkan begitu saja.

Menghibur mereka merupakan salah satu upaya mengurangi beban psikologis yang sedang di derita, disinilah pentingnya dukungan moril, serta menghibur mereka yang sedang terisolir dengan kegiatan yang positif.

3. Membangun persepsi positif, menyenangkan, dan menenangkan 

Hal mendasar yang perlu di tularkan kepada orang yang sedang jatuh sakit, bahkan sedang terisolir karena covid 19, adalah membangun persepsi positif, dan dorongan untuk segera sembuh.

Persepsi positif yang di maksud, adalah bagaimana kita bisa membangun pikiran yang positif terhadap orang yang sedang menjalani proses penyembuhan.

Hindari komunikasi, atau hal-hal yang menakutkan yang bisa membebani, bahkan menjadi tekanan psikologis yang bisa menambah parah orang yang sedang jatuh sakit.

Buatlah keluarga yang terisolir itu, setenag mungkin, dan terus menyemangati mereka untuk bisa pulih dan mampu melawan virus yang sedang menggejala.

4. Yang terpapar covid, jangan di tinggalkan, karena mereka butuh dukungan 

Informasi dari berbagai media, kita tahu bahwa virus ini menyebar dengan adanya kontak sosial, sehingga dengan menjaga jarak, dan menghindari kerumunan, harapannya adalah memutus mata rantai penyebaran.

Tentu saja kondisi ini tidak ada yang mengharapkan, karena tidak hanya berdampak pada kesehatan jiwa manusia saja, namun juga berdampak pada semua elemen.

Kesehatan ekonomi, kesehatan fisik, kesehatan pendidikan, dan pada kesehatan yang lain juga sangat berpengaruh.

Bagi sanak saudara dan famili yang sudah terpapar covid, jangan tinggalkan dan jangan pula mereka di jauhi, karena dukungan penuh dari keluarga sangatlah penting sebagai proses menenangkan diri, dan penyembuhan diri.

Pentingnya dukungan bagi mereka yang sedang terisolir merupakan salah satu obat kuat yang bisa melawan virus yang sedang menjangkiti, dan yang terkahir pasrahkan pada kehendak Tuhan yang maha kuasa.

5. Segala penyakit di dunia ini, bisa kita lawan, sehingga virus sekalipun akan bertekuk lutut dengan perlawanan yang keras 

Kita sadari bersama bahwa sudah cukup banyak orang yang meninggal karena terpapar virus Corona yang mematikan ini.

Berbagai macam upaya untuk menyembuhkan, tentunya sudah di lakukan oleh para pakar kesehatan, namun garis takdir mengharuskan mereka meregang nyawa.

Oleh karena itu bagi pasien yang sedang terisolir, baik yang di rumah sakit maupun isolasi mandiri, bangunlah persepsi positif untuk melawan Corona, dan yakinkan diri kita, bahwa segala penyakit di dunia ini pasti ada obatnya, dan salah satu obat adalah semangat untuk sembuh, dan melawan penyakit yang mematikan ini.

Faktanya dari sekian ribu yang meninggal, yang sembuh pun juga demikian. Artinya yang sembuh dari serangan virus ini juga cukup banyak.

Disinilah persepsi yang harus di bangun bahwa virus harus di lawan, dan virus harus di bunuh, sehingga tubuh akan kuat dan semakin sehat.

6. Yang terpapar dan keluarga harus bersatu melawan virus yang sedang menjangkiti untuk segera pulih dari rasa sakit

Yang sedang terpapar covid 19, jangan ditinggalkan, apalahi dihindari, sekali lagi mereka butuh dukungan untuk segera pulih dalam melawan serangan virus yang sedang menjangkiti.

Sanak saudara ataupun famili yang sehat, harus tetap mendampingi, dengan tetap menjaga jarak dan memakai alat pelindung diri, dan buatlah orang yang sedang sakit untuk tenang, serta menyemangati mereka untuk terus melawan virus itu supaya segera pulih, dan virusnya mati, serta badan kita sehat dan pulih kembali seperti sedia kala.

Disinilah pentingnya peran keluarga untuk selalu mendorong dan menyemangati mereka yang sedang terjangkiti virus untuk segera pulih dari rasa sakit.

Dengan dukungan dan perlawanan yang sungguh-sungguh, bagi sanak famili yang terisolir, menjadi salah satu obat mujarab untuk segera sembuh dari serangan virus yang mematikan ini.

7. Jadikan ruang isolasi sebagai tempat menyembuhkan diri, dan tempat yang produktif untuk melakukan hal yang positif.

Bagi orang yang sedang mengalami Isolasi, baik mandiri maupun di rumah sakit, tentu seperti sel penjara yang penuh sesak dan membosankan.

Tetapi ketika hal tersebut menjadi suatu keharusan bagi sanak saudara mengharuskan isolasi, tentu saja dukungan penuh bagi mereka untuk segera sembuh haruslah di lakukan.

Siapa yang menghendaki diri terisolir dalam ruang sendirian, yang penuh dengan kobosanan, tentu saja semua orang tidak menghendakinya, namun apalah daya tubuh sudah terpapar virus, maka semuanya harus di lakukan untuk memutus mata rantai penyebaran.

Dalam ruang isolasi, disamping selalu menyemangati sanak famili yang sedang terjangkiti virus, dan yang sakit juga harus selalu menyemangati diri, dengan bangkit melawan virus yang sedang merongrong tubuh.

Di ruang Isolasi lakukan kegiatan positif dan produktif untuk mendorong tubuh segera bangkit dan pulih dari serangan virus yang sedang melanda bangsa kita.

Barangkali beberapa poin di atas, menjadik refrensi bagi kita, baik yang sehat maupun yang sedang terpapar untuk selalu hidup sehat dan bisa beraktifitas kembali seperti semula.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun