Ketua BEM UI, Leon Alvinda Putra (foto: Tribunenews.com)Â
"Beberapa waktu yang lalu, kritik terhadap Presiden Joko Widodo yang di lontarkan oleh ketua BEM UI, menjadi sorotan masyarakat Indonesia, dan pernyataan Leon yang viral tersebut menjadi rentetan panjang, sehingga sosok dan latar belakang ketua BEM UI ini, menjadi sorotan yang terus menjadi perbincangkan, bahkan Leon di sebut pula sebagai kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), sehingga organisasi kemahasiswaan tertua ini, ikut terserat kedalam arus gelombang atas aksi yang di lakukan oleh Leon".
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang berdiri pada tanggal 05 Februari 1947 di Yogyakarta merupakan organisasi kemahasiswaan yang independen, sehingga dalam AD ART HMI, independensi etis dan independensi organisatoris menjadi salah satu ruh perjuangan.
HMI yang berdiri di Universitas Islam Indonesia (UII) yang di prakarsai oleh pahlawan Nasional, saudara Lafran Pane, bukanlah ormas, seperti yang di tuduhkan oleh akun @kartarahardja
Aksi yang di lakukan oleh Leon yang mengkritik presiden dengan sebutan The King Lip Of Service, merupakan kritik tajam nan pedas atas banyaknya kebijakan presiden yang masih "belum terpenuhi", sehingga apa yang di sematkan kepada pak Jokowi, menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat.
Hujatan terhadap ketua BEM UI yang di tengarai merupakan Kader HMI, justru organisasi kemahasiswaan tertua ini ikut terseret dan di katakan sebagai ormas binaan PKS.
Jika @kartarahardja memang benar adalah orang yang pernah berproses di HMI, tetapi mengapa ia kemudian mencemarkan organisasi kemahasiswaan yang berbasisi Islam ini, bahkan HMI di lecehkan dengan "Kadrun".
Klarifikasi ini menjadi cukup penting, bawa HMI dan PKS merupakan organisasi berbeda dan tidak ada sangkut pautnya.
Partai Keadilan Sejahtera merupakan Orpol yang memang bergerak di bidang pemerintahan dan politik, dan berdiri pada tahun 1998, sementara HMI organisasi kemahasiswaan yang berbasis Islam, dan berdiri pada 05 Februari 1947, selang dua tahun kemerdekaan.