HMI didirikan dalam rangka mempertahankan kemerdekaan republik Indonesia, dan terus membangun rasa nasionalisme kepada para pemuda dan mahasiswa Islam.
Di samping itu pula HMI didirikan sebagai wadah dan wahana mendakwahkan Islam sebagai agama rahmatan lil alamin.
Artinya bahwa HMI merupakan organisasi kepemudaan tertua di negeri ini. Sbeleum PKS Lahir, HMI sudah lebih dulu mengenyam pahitnya perjuangan dalam rangka ikut serta membela dan mempertahankan republik ini, jadi sangat keliru besar statemen yang di lontarkan oleh akun @kartarahardja.
Sementara Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM UI) merupakan organisasi internal di bawah binaan kampus, terlepas apakah hal itu kebetulan, bahwa Leon Alvinda Putra yang menjadi ketua BEM, dan Juga kader HMI, dengan kritisnya mengkritik pak Jokowi dengan sebutan The King Lip Of Service.
The King Lip Of Service, merupakan statemen yang banyak di sayangkan oleh sejumlah kalangan, karena statemen tersebut, seakan-akan meniadakan apa yang sudah di kerjakan oleh pak Jokowi sebagai kepala Negara.
Namun di sisi yang lain, tentu hal tersebut merupakan pernyataan yang sudah di rangkum oleh para mahasiswa atas kebijakan-kebijakan pak Jokowi yang mungkin saja belum terealisasi, atau kebijakan yang tidak pro rakyat, tentu semua itu bisa terjadi.
Leon Alvinda Putra selaku pimpinan BEM UI, menjadi sorotan semua pihak, termasuk dari kampusnya sendiri.
Pernyataan Jokowi sebagai The King Of Lip Service, merupakan kegundahan para aktivis atas situasi bangsa ini, terlepas dari pro dan kontra, namun hakekatnya semua di suarakan oleh para aktivis, sebagai sebuah bentuk kecintaan kepada Negeri ini.
The King Of Lip Service, apakah menjadi suatu hal yang menakutkan, sehingga terjadi pro dan kontra, bahkan menyeret nama besar HMI sebagai organisasi kemahasiswaan yang lebih dulu berdiri ini.
Dari rangkaian peristiwa atas kritik terhadap kepala Negara di negeri ini, tentu semuanya harus menjadi bahan evaluasi, dan tentunya mahasiswa sebagai pemuda dan penerus bangsa ini, tentunya harus menjadi pelita bangsa dengan tetap konsisten mengawal proses demokrasi yang seharusnya tetap di junjung tinggi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H