Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Menjadi Dewasa, Suatu Keharusan yang Harus Dijalani

23 Juni 2021   12:14 Diperbarui: 3 Juli 2021   08:00 2185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi generasi milenial. (sumber: Thinkstockphotos via kompas.com)

"Hidup dan kehidupan itu terus bergerak, tanpa berhenti, pertumbuhan dan perkembangan menjadi suatu proses dalam setiap perjalanan hidup yang akan di lalui oleh setiap manusia".

Terkadang masih banyak manusia yang tidak siap menghadapi proses hidup untuk menjadi dewasa, seakan menjadi dewasa adalah sebuah pilihan, padahal menjadi dewasa merupakan keharusan yang harus di jalani.

Manusia paling cepat menjadi dewasa, ketika sudah berumur 20 tahun, hal tersebut tidak bisa kita pungkiri dalam proses menjalani hidup ini.

Jika kita maknai hidup sebagai sebuah proses perjalanan untuk melalui berbagai tantangan, kesulitan, dan suatu cara menyikapi sebuah persoalan, maka ada banyak makna dan hikmah yang bisa kembali kita ingat akan sebuah kegagalan dan kesuksesan.

Seperti apa orang yang sudah di sebut dewasa..?

Menjadi seorang dewasa itu tidak terletak pada title yang panjang, atau umur yang sudah menua, tetapi orang dewasa bisa kita lihat dari cara berpikir dan bersikap dalam setiap mengahadapi persoalan dan menyelesaikan masalah dengan sebaik-baiknya.

Orang yang sudah bisa kita kategorikan sebagai seorang dewasa, terletak pada kemandirian hidup, bertanggung jawab, dan menyelesaikan setiap masalah dengan baik.

Baca juga : Memahami atau minta di pahami ?

Dilansir dari pijarpsikologi.org, Dewasa artinya bertumbuh. Bersedia untuk tumbuh bersama diri sendiri, mencintai kekurangan dan kelebihan, optimis pada masa depan, serta berusaha untuk lebih baik dari diri yang sebelumnya.

Proses kehidupan manusia jika di ibaratkan dengan padi, "semakin ia berisi dan menguning, ia semakin merunduk" artinya proses kedewasaan seseorang di latar belakangi oleh proses perjalanan kehidupan yang sudah di laluinya. Apa saja faktor yang mendorong seseorang untuk menjadi dewasa?

Berikut ada 3 Faktor yang sangat mempengaruhi terhadap proses kedewasaan seseorang.

1. Faktor keluarga

Lingkungan keluarga merupakan hal yang sangat penting dan sangat mempengaruhi terhadap perkembangan dan perubahan seseorang.

Keluarga merupakan lingkungan yang sangat dominan dalam membentuk karakter, kepribadian dan cara berpikir seseorang, karena di dalam lingkungan keluarga itu sendiri munculnya situasi dan kondisi yang kerapkali berbeda-beda.

Ada banyak fakta yang sudah menunjukkan bahwa dewasa itu tidak terkait dengan umur seseorang, namun ada situasi yang kerapkali mempengaruhi, bahkan sudah banyak anak yang kurang beruntung harus menjadi dewasa lebih awal.

Karena adanya faktor ekonomi yang melatarbelakanginya, sehingga anak yang kurang beruntung tersebut harus menjadi tulang punggung keluarga.

Perubahan sikap, perilaku, dan cara pandang seseorang dalam mengahadapi suatu persoalan, sangat jelas karena ada situasi dan kondisi yang melatarbelakanginya.

Kondisi ekonomi, kondisi sosial dalam keluarga, dan kondisi mental seseorang yang di pengaruhi oleh beragam masalah yang sedang menimpa, sehingga hal tersebut akan sangat mempengaruhi terhadap perubahan dan perkembangan psikis seseorang.

Baca Juga : Rehat dan taruhlah Masalahmu, untuk menyenangkan diri dan keluarga.

2. Faktor pergaulan 

Disamping adanya faktor keluarga yang cukup dominan membentuk pola berpikir dan kepribadian kita, tentunya faktor pergaulan merupakan hal yang cukup penting, dan pada faktor ini jangan sampai kita mengabaikannya.

Dengan siapa kita bergaul? Pertanyaan mendasar ini merupakan suatu hal untuk melihat dan mengamati terhadap pola dan perkembanban kepribadian seseorang.

Jika seseorang seringkali bergaul dengan penjual parfum, maka orang tersebut akan memperoleh imbas wanginya, hal ini hanya contoh sederhana saja.

Dan apabila kita berkumpul dengan para pemabuk, para penghisap obat-obat terlarang, dan juga pergaulan negatif lainnya, tentu saja seseorang itu akan juga mendapatkan penilaian negatif, meski ia tidak pernah melakukannya.

Pentingnya sebuah pergaulan, cukup dominan pula dalam membentuk pola berpikir menuju proses dewasa, dan tentunya proses pergaulan menjadi suatu penilaian tersendiri bagi seseorang.

3. Faktor Pendidikan 

Selain faktor keluarga dan pergaulan, pendidikan tidak kalah penting dari keduanya.

Pendidikan dengan berbagai sistem yang di jalankan dalam setiap lembaga, meruapakan wahana belajar untuk menggali potensi yang ada dalam diri. Sejauh apa peran pendidikan dalam membentuk pola berpikir menuju kedewasaan?

Kembali penulis disini, bahwa faktor pendidikan tidak kalah pentingnya dari dua faktor di atas.

Dengan proses pendidikan, seseorang akan di latih dan di gali potensinya dalam rangka mempersiapkan seseorang dalam menghadapi kerasnya kehidupan.

Tidak bisa kita pungkiri ada banyak pendapat, bahwa pendidikan hanya mengajarkan hal-hal yang bersifat teoritis bukan mengajarkan suatu hal yang realistis.

Tetapi jangan kemudian kita menjustice hal demikian terhadap adanya sebuah pendidikan. Pendidikan juga merupakan faktor utama dalam pertumbuhan dan perkembangan seseorang, karena dengan pendidikanlah perubahan akan pola berpikir itu bisa terjadi.

Perubahan terhadap mindset berpikir merupakan modal yang sangat besar bagi seseorang dalam menghadapi berbagai macam persoalan hidup, sehingga the power of mind merupakan salah satu kunci bagi proses kedewasaan seseorang.

Oleh sebab itu menjadi dewasa, bukanlah suatu pilihan, tetapi menjadi dewasa merupakan keharusan yang harus di jalani dengan penuh rasa syukur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun