Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Politik

Benarkah Puan Maharani di "Anggap" Kartu Mati?

17 Juni 2021   20:32 Diperbarui: 17 Juni 2021   20:53 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Geliat politik terus melaju di negeri ini, sejumlah lembaga survey terus menelisik elektabilitas para tokoh yang  berpotensi mencalonkan diri dalam pesta demokrasi 2024, Akankah ketua DPR RI Puan Maharani akan di pilih oleh sang bunda menjadi Capres 2024, karena pemegang kebijakan partai berlambang banteng moncong putih itu masih di bawah kendali Megawati Soekarno Putri".

Di lansir dari Kompas.com, hasil survey LSI Deni JA mengungkapkan bahwa tingkat elektabilitas ketua DPR RI Puan Maharani masih di urutan paling bawah, yakni bergerak di 2 %, jika ketua Umum PDI-P memaksakan mbakp puan untuk mencalonkan diri sebagai presiden, maka sangat jelas resiko kekalahan akan terjadi, dan jika pun di sandingkan dengan Ketu Dewan Pembina Partai Gerindr Prabowo Subianto, justru akan menjadi Boomerang bagi PDI-P, dan tentung tidak akan bisa mengontrol kekuasaan seperti saat ini.

Baca juga : Anies, Prabowo, dan Ganjar Adu Kuat Menuju RI 1

Sebagai partai besar dan partai penguasa saat ini, tentu momen Politik untuk 2024 sudah dipersiapkan sejak mulai sekarang, mungkinkah Ganjar Pranowo yang akan bernasib sama dengan Jokowi sebagai petugas partai? Atau mungkin tokoh-tokoh lain yang cukup potensial untuk di dorong, meski tokoh tersebut bukanlah kader PDI-P?

Riuh dan gelombang politik terus bergerak laksana jarum jam tiada henti, kecuali mati. Para pengamat pun banyak memberikan analisanya soal ketokohan yang akan di pertaruhkan pada pemilu 2024, termasuk Puan Maharani yang kemudian di pertentangkan dengan Ganjar Pranowo dan menganggap Gubernur Jawa tengah itu caper, dan berambisi untuk mencalonkan diri sebagai calon presiden 2024.

Baca Juga : Start Berpacu Sudah Dimulai, Akankah PDI-P Kembali Melahirkan Leader Terbaiknya?

Jika benar Puan di anggap kartu mati, lalu siapakah yang akan di dorong oleh PDI-P pada pemilu mendatang? Ketua umum PDI-P sebagai Queen Maker, tentu saja memiliki analisa tajam soal pencapresan 2024, jika seiring dengan berjalannya waktu, dan hasil survey menunjukkan perkembangan positif terhadap ketua DPR-RI Puan Maharani dengan angka minimal Mbak Puan memiliki elektabilitas 25%, tentu hal tersebut akan di pertimbangkan, namun mampukah Puan menaikkan elektabilitasnya..? Sementara elektabilitas Ganjar Pranowo yang merupakan kader Ideologis meninggalkan Puan cukup jauh.

Jika Puan di anggap sebagai kader biologis, dan Ganjar Pranowo di anggap sebagai kader Ideologis, ibu Mega akan pilih mana..? Dalam politik tidak ada kepastian siapa yang akan di pertarungkan dalam momen pemilu yang akan datang, karena semua bisa berubah kapan saja dan dimana saja, dan sangat mungkin keduanya tidak dipilih ibu Mega dengan beragam pertimbangan situasi dan kondisi politik nasional saat ini.

Selama 10 tahun PDI-P ikut serta mengontrol kekuasaan di Negeri ini, akankah keberuntungan itu akan berpihak kembali pada partai berlambang banteng tersebut, atau partai lain yang akan berkuasa untuk periode selanjutnya.

Berbagai analisa para pengamat politik, serta perubahan akan terus terjadi, jika Puan Maharani elektabilitasnya terus naik hingga mencapai 25%, pada tahun 2023, maka tidak menutup kemungkinan rekom PDI-P akan jatuh pada sang putri, tetapi jika elektabilitas itu hanya merangkak pelan saja, tentu ketua umum PDI-P sudah punya kartu nama yang hendak di usung pada momen politik 2024.

Meski masih cukup waktu untuk menggodok strategi pada pemilu yang akan datang, tetapi sejumlah pengamat menyatakan bahwa PDI-P, seperti akan berada di luar kekuasaan, sama seperti ketika SBY berkuasa, hal tersebut bisa salah, tentu saja juga bisa benar, Karena politik sangat intim dengan kejutan yang bisa saja jauh dari analisa para pengamat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun