Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pelecehan Seksual Tidak Selalu Identik dengan Kaum Hawa

12 Juni 2021   18:51 Diperbarui: 12 Juni 2021   19:00 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: via health.detik.com

"Pelecehan seksual tidak memandang gender, pelecehan seksual ini bisa terjadi pada siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan, yang kerapkali menjadi sasaran korban, dan berdampak pada psikis dan menjadikan seseorang akan pelecehan seksual tersebut mampu mengubah orientasi sek mereka, di situlah bahaya dari pelecehan seksual".

Terjadinya sebuah paksaan akan hubungan seksual baik dengan sesama jenis maupun lawan jenis, menjadi Boomerang yang cukup meresahkan, terutama bagi anak yang baru menginjak remaja, tentu sangat berbahaya ketika menjadi korban akan pelecehan seksual.

Korban dari pelecehan seksual ini secara umum terjadi akibat dari sebuah paksaan dan ancaman, tanpa melihat jenis, bisa terjadi pada anak perempuan maupun laki-laki. 

Kasus kekerasan dan pelecehan seksual ini sudah cukup banyak terjadi di negeri ini dengan beragam faktor yang melatarbelakanginya, bahkan mengenai pelecehan seksual terutama pada anak remaja, yang kemudian perilaku menyimpang itu di sebut dengan pedofilia.

Apa itu pedofilia?

Pedofilia ini masuk dalam kategori penyakit penyimpangan seksual terutama pada anak di bawah umur 15 tahun, tentu penyimpangan akan seksual bagi pengidap penyakit pedofilia ini cukup membahayakan, terutama bagi anak-anak yang baru masuk pada usia remaja.

Kasus kekerasan seksual pada anak memang kerapkali terjadi dimana-mana, ada yang memang langsung melaporkannya melewati orang tua, ada pula yang tidak melaporkan karena sudah di ancam oleh para pelaku.

Perlu kita sadari bersama sebagai orang tua untuk mendidik yang benar, dan bergaul dengan orang yang benar, sehingga anak akan tumbuh menjadi manusia yang benar, di situlah tugas orang tua untuk memahami anak-anak mereka seutuhnya.

Oleh karenanya apa yang perlu dilakukan oleh orang tua dalam rangka mengantisipasi akan adanya kekerasan dan pelecehan seksual baik pada anak lak-laki maupun perempuan.

Pertama: Anak akan tumbuh dalam lingkungan masyarakat yang berbeda adat dan budayanya, maka orang tua harus memahami betul karakter anak dan pergaulannya, karena sangat penting bagi orang tua menjaga anak tanpa harus membatasi pergaulannya, senyampang bergaul dengan anak-anak yang benar.

Kedua: Anak akan tumbuh dan berkembang, baik secara lahiriah maupun batiniah, jika umur mereka sudah di anggap cukup, orang tua sudah bisa memberi pengetahuan dan pendidikan sex, serta batas-batas yang perlu dipahami oleh anak itu sendiri, di samping jika memang di perlukan akan ilmu bela diri, supaya anak bisa menjaga diri akan kekeran dan pelecehan seksual yang bisa terjadi di mana saja dan kapan saja.

Ketiga: Sebagai orang tua harus betul-betul memperhatikan anak-anaknya dari segala aspek, baik pertumbuhan maupun perkembangan. Pertumbuhan lebih berorientasi pada fisik, dan perkembangan lebih pada psikis, artinya dua hal tersebut harus tumbuh dan berkembang secara seimbang, sehingga anak akan tumbuh dengan sempurna sampai dewasa.

Keempat: pelecehan seksual tidak selalu identik dengan anak perempuan, anak lelaki pun bisa menjadi korban pelecehan seksual, maka ketika anak terdampak akan pelecehan seksual, amati betul perilaku dan karakternya yang cenderung berubah dari waktu ke waktu. 

Apa yang harus diperbuat oleh orang tua, ketika anak mereka menjadi korban kekerasan dan pelecehan seksual? Tentunya orang tua harus memahami perubahan sikap dan karakter mereka, jika perlu bawa pada psikiater akan perubahan yang di luar kebiasaan, cari sebabnya sehingga akan mudah mendapatkan obatnya.

Orang tua harus mengenali dampak dari pelecehan seksual pada anak, yang tentunya hal tersebut akan berimbas pada psikis anak itu sendiri baik itu laki-laki maupun perempuan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun