Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Membangun Pesona Diri dalam Hidup Sosial Masyarakat

11 Juni 2021   23:33 Diperbarui: 14 Juni 2021   12:43 1081
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi membangun pesona diri di lingkungan sosial. (sumber: shutterstock via kompas.com)

"Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan pernah lepas bertautan atau bersinggungan dengan manusia lainnya, sebagai makhluk yang saling membutuhkan"

Apa sebenarnya personal branding itu? Dan kenapa sangat penting bagi diri manusia?

Pertanyaan yang mendasar tersebut, merupakan kesatuan tak terpisahkan dalam diri manusia, bahwa sesungguhnya personal branding tercipta seiring waktu dalam diri manusia, dan sangat melekat. 

Hakekatnya hal tersebut sangatlah melekat dalam diri, meski cukup banyak proses membangun citra diri dengan proses dramatisasi.

Pesona diri itu terbentuk dan tercipta baik secara fisik maupun psikis, yang merupakan dua hal yang menjadi keseimbangan dalam diri manusia, sehingga dari keseimbangan lahiriah dan batiniah itu tercipta suatu penilaian yang terbentuk dalam persepsi banyak orang.

Meski pesona diri itu bisa di bentuk dengan melakukan atraksi dan dramatisasi yang cukup memukau orang yang melihat dan mendengar, namun hal tersebut tidak lantas bisa menjadi ukuran, karena drama itu tidak akan pernah sama dengan yang asli dari dalam diri kita sendiri.

Beberapa hal di bawah ini barangkali bisa menjadi refrensi untuk di wujudkan dalam dunia nyata dalam rangka menaikkan level pesona diri kita, apapun profesi yang melekat dalam diri.

1. Membangun Rasa Percaya Diri 

Rasa percaya diri merupakan modal besar dalam diri untuk bertindak dan melakukan sesuatu, dengan catatan percaya diri sesuai dengan kapasitas yang kita miliki. Artinya jangan merasa percaya diri jika memang tidak bisa melakukan hal yang bukan kapasitas kita.

Percaya diri yang di maksud disini sesuai dengan skil dan kemampuan kita, baik dalam lingkungan kerja maupun dalam kehidupan sosial masyarakat, tentunya sangat penting bagi kita untuk mengukur kapasitas diri dalam melakukan sesuatu.

Membangun rasa percaya diri ini, sangat penting dalam menciptakan pesona dalam diri, untuk menjadi magnet yang akan memunculkan suatu penilaian positif baik bagi diri sendiri maupun bagi masyarakat secara umum.

2. Mendorong diri menjadi manusia yang berkualitas 

Siapa yang bisa menentukan kualitas diri..? Tentunya kualitas diri itu kita bangun dan kita bentuk oleh diri, dan berdampak pada diri kita sendiri.

Semakin dewasa seseorang, tentunya semakin dewasa bersikap dan semakin matang cara pandang dan cara berpikir dalam setiap menghadapi persoalan.

Gagasan dan pemikiran seseorang dalam setiap pemecahan persoalan menjadi penilaian tersendiri baik dalam lingkungan kerja maupun dalam kehidupan sosial masyarakat.

Kita ketahui bersama bahwa makhluk yang paling sempurna adalah manusia, karena manusia dibekali Akal untuk berpikir, hati untuk berdzikir dan menyimpan ilmu pengetahuan dan keduanya akan tampak pada perilaku manusia yang menjadi pembeda antara manusia yang satu dengan manusia lainnya, yakni manusia yang berkualitas dan berintegritas akan berbeda dengan makhluk tanpa pengetahuan.

Pentingnya kualitas diri ini juga masuk dalam kunci untuk membangun pesona diri sebagai makhluk yang di kehendaki menjadi Khalifah di muka bumi ini.

3. Menjadi Manusia Bermanfaat 

Rosulullah bersabda yang artinya :" Paling baiknya manusia, adalah manusia yang bermanfaat bagi manusia lainnya".

Sudahkah kita bermanfaat bagi diri, keluarga maupun dalam kehidupan bermasyarakat? Pertanyaan yang sangat mendasar sekali, bahwa sesungguhnya setiap makhluk yang tercipta di muka bumi ini selalu berpasang-pasangan untuk saling mengenal dan saling berhubungan sebagai makhluk sosial. 

Sebagai makhluk yang tercipta, Tuhan sudah meletakkan garis hidup pada manusia yang berbeda-beda, apapun makhluk itu pastinya punya nilai kebermanfaatan dengan kapasitas yang berbeda pula antara manusia yang satu dengan manusia lainnya.

Baca Juga : Puncak keinginan manusia adalah untuk mencapai eksistensi diri

4. Jadilah manusia yang Jujur dan Amanah 

Sebagai makhluk yang berakal manusia memang memiliki pikiran yang terkadang menyesatkan diri, ketika kontrol hati cukup lemah. 

Disadari ataupun tidak kerapkali akal pikiran kita, akan selalu di pengaruhi oleh situasi dan kondisi yang berbeda setiap saat, sehingga akal pikiran dan hati manusia akan selalu bergejolak dan bisa berubah setiap saat, itulah faktanya.

Jujur itu memanglah pahit, dan menanggung amanah juga cukup berat, namun keduanya merupakan ketentuan dari yang maha kuasa sesuai dengan garis kehidupan di tengah-tengah sosial masyarakat.

Maka jadilah Makhluk yang Jujur dan Amanah, tanpa harus diminta pesona diri kita akan semakin memancar, dan tercatat dalam setiap kepala manusia penilaian yang positif.

5. Menjadi Suri Tauladan yang baik 

Tuhan menurunkan ayat-ayatnya baik yang tersurat maupun yang tersirat. Kitab suci Al Qur'an bagi ummat Islam seluruh dunia merupakan kitab yang tersurat dan nampak jelas, serta bisa di baca, meski maknanya yang dalam menunjukkan pesan yang tersirat, bahkan akal pun tidak mampu menjangkaunya.

Sementara makhluk yang tercipta dimuka bumi ini merupakan ayat-ayat yang nyata keberadaanya, dan juga bisa di baca, meski itu tersirat, dan makhluk yang bernama manusia merupakan makhluk paling sempurna di antara makhluk-makhluk ciptaan lainnya.

Manusia sebagai makhluk yang dijadikan sebagai seorang leader di muka bumi, tentu harus menjadi contoh yang baik, artinya disini sebagai diri yang mencerminkan kebaikan dan bisa di contoh dan di tiru kebaikannya, dan tentunya kebaikan itu mendatangkan manfaat bagi manhsia lainnya, bukan lantas menjadi mudhorot bagi orang lain.

Jika hal-hal di atas dilakukan dengan rasa cinta dan keikhlasan hati, maka disadari ataupun tidak secara otomatis akan menjadikan pesona diri yang bisa membuat orang-orang di sekitarnya menjadi terpesona.

Layaknya magnet kuat yang bisa menarik logam dan emas permata, dan menempel mengikuti jejak kebaikan dan kebermanfaatan yang ditularkan oleh pribadi yang mempesona tersebut.

Dari ulasan di atas, memang agak berat untuk dilaksanakan dengan keihlasan hati dan cinta yang tulus, karena tidak semua manusia bisa melakukannya, kecuali manusia yang sadar dan mendapatkan hidayah dari yang maha kuasa. Wallahu a'lam Bissowab

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun