Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bagaimana Melatih Anak Bertanggung Jawab? Ini Dia Caranya

9 Juni 2021   07:44 Diperbarui: 9 Juni 2021   07:44 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: www.seruni.id

"Dalam kehidupan rumah tangga, sebagai lingkungan masyarakat skala mikro, tanpa kehadiran seorang anak, terasa hampa yang menjelma ketidakharmonisan adanya sebuah hubungan".

Anak merupakan aset terbesar dalam sebuah keluarga, ia tidak bisa dinilai atau dibandingkan dengan harta berapapun, karena keberadaannya merupakan amanah dan anugerah dari yang maha kuasa.

Karena anak merupakan sebuah amanah yang dititipkan pada orang tua, maka hendaklah menciptakan keharmonisan dalam rumah tangga, menumbuhkan cinta dan kasih sayang, mendidik, membimbing, mengarahkan mereka untuk menjadi anak yang Sholeh nan sholehah, yang mengabdi kepada kedua orang tuanya, dan selalu mengabdi pada Tuhannya.

Sebagai orang tua tentu saja memiliki banyak tanggung jawab dan kewajiban merawat, mengasuh, dan membesarkan mereka dengan cara sebaik-baiknya. Karena baik buruk pertumbuhan dan perkembangan anak baik secara biologis maupun psikis sangat bergantung terhadap pola yang di lakukan oleh orang tua, dan anak akan cenderung meniru perilaku tersebut, karena mereka masih belum mengerti dan belum bisa membedakan antara baik dan buruk.

Kali ini kita bahas bagaimana mendidik anak untuk bertanggung jawab, minimal ia bertanggung jawab pada dirinya sendiri.

1. Mengenalkan dan memberi pemahaman akan rasa tanggung jawab secara langsung 

Lebih efektif memberikan pemahaman pada anak secara langsung, mengingat anak dengan tingkat kepekaan yang tinggi, akan sangat mudahnya meniru perilaku orang tua, sambil lalu memberikan pemahaman akan rasa tanggung jawab dengan contoh nyata.

Pemahaman akan rasa tanggung jawab ini erat kaitannya dengan hukum kausalitas, seperti pepatah mengatakan "Tanam Jagung, pasti akan menuai buah jagung, karena hal tersebut tidak mungkin berubah menjadi buah padi.

2. Ajari anak dengan proses pemecahan masalah

Tanpa adanya sebuah masalah, maka bukan hidup namanya, karena hidup di muka bumi ini sebagai amanah dari yang maha kuasa, tentu saja ada konsekuensi yang harus di hadapi.

Masalah adalah sesuatu yang harus di hadapi dan di selesaikan, anak bisa di beri masalah sesuai dengan kapasitasnya, dan biarkan mereka belajar untuk menyelesaikannya, dengan tetap di kontrol dan di bimbing oleh orang tuanya.

Pentingnya proses pemecahan masalah, merupakan suatu pembelajaran secara langsung untuk mengajari anak akan suatu tanggung jawab, baik bagi diri sendiri maupun bagi lingkungan sekitarnya.

3. Mengenalkan anak pada peraturan

Dalam lingkungan mikro yakni keluarga tentu saja ada aturan sangatlah penting, mana yang diperbolehkan dan mana yang dilarang, mengajari berucap dengan baik, dan melarang kata-kata kotor, sehingga anak akan tumbuh dengan tutur kata dan sopan santun yang baik.

Orang tua wajib menyayangi, mendidik, dan mencurahkan cinta dan kasih sayang pada mereka, sehingga anak-anak itu akan cenderung menghormati orang tua.

Di samping ada aturan yang mengikat dalam skala mikro yakni keluarga, di dalam masyarakat pun ada aturan yang tidak tertulis dan juga mengikat dalam sebuah kelompok masyarakat. 

Secara umum masyarakat memiliki penilaian tersendiri dalam diri kita, terlepas apakah itu baik atau buruk, tergantung persepsi dan sudut pandang mereka melihat dan mendengar apa yang telah menjadi tingkah kita dalam kehidupan sehari-hari.

4. Memberikan Pemahaman pada anak, bahwa kesalahan tidaklah selalu buruk 

Memberikan pemahaman amatlah penting bagi anak, dan mengajari mereka bahwa jangan pernah takut akan suatu kesalahan.

Kesalahan di sini bermaksud adalah kegagalan dalam melakukan sesuatu, gagal itu bukanlah hal buruk dalam sebuah percobaan, maka jangan pernah merasa takut salah dalam melakukan sesuatu, karena berangkat dari kesalahan dan kegagalan mereka akan lebih giat belajar untuk tidak mengulang kembali kesalahan dan kegagalan yang pernah mereka perbuat.

Kesalahan atau kegagalan sekali, dua kali, tiga kali bukanlah masalah besar senyampang mereka tidak melakukan kesalahan yang fatal dan menyebabkan bahaya bagi diri mereka sendiri, karena hakekatnya anak akan terus belajar memperbaiki diri dari sebuah kesalahan yang pernah di perbuatnya.

5. Melatih dan mengajari anak bertanggung jawab dalam lingkungan keluarga dan masyarakat 

Pendidikan dan pembelajaran merupakan proses latihan bagi anak untuk memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi baik bagi diri sendiri, maupun orang lain.

Perlu disadari bahwa memberikan pemahaman akan tanggung jawab teramat penting terutama bagi diri mereka sendiri, sehingga apa yang menjadi latihan dan pendidikan hakekatnya adalah untuk diri mereka sendiri.

Kesadaran akan hidup dalam ranah sosial budaya menjadi pelajaran, bahwa sesungguhnya kita tidak sedang hidup sendiri, karena segala sesuatu yang kita perbuat juga di batasi oleh kepentingan-kepentingan orang lain yang juga harus di jaga dan dihormati.

Dari beberapa hal di atas tentu bisa menjadi acuan bagi kita untuk mendidik anak belajar akan tanggung jawab baik bagi diri sendiri, keluarga maupun masyarakat, sehingga anak akan tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang baik, berintegritas, dan penuh dengan tanggung jawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun