Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengenal Metode Qiraati sebagai Konsep Pembelajaran Al Qur'an yang Mudah

6 Juni 2021   17:13 Diperbarui: 6 Juni 2021   17:50 4711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Jangan wariskan bacaan Al Qur'an yang salah, jika yang benar itu mudah" (K.H. Dahlan Salim Zarkasy)

Metode Qiraati yang didirikan oleh K.H. Dahlan Salim Zarkasy, di Semarang pada tahun 1963 ini memang sangatlah luar biasa, sebagai konsep dalam proses pembelajaran Al Qur'an dengan mudah, tepat, benar, dan InsyaAllah bisa lancar.

Waktu awal mendirikan K.H. Dahlan Salim Zarkasy memang mengajari putra-putrinya dengan metode dan bacaan yang benar, dalam perjalanannya K.H.Dahlan yang merupakan pedagang yang seringkali berpindah-pindah tempat untuk menjajakan dagangannya, namun ketika sudah masuk waktu sholat, beliau selalu ikut sholat berjamaah baik di masjid maupun di musholla, dari situlah hati K.H. Dahlan Ini resah dan gelisah melihat dan mendengar bacaan Al Qur'an yang salah kaprah. Artinya salah kaprah disini, meski salah di anggap benar, sementara membaca Al Qur'an itu ada hukumnya. 

Hukum membaca Al Qur'an bagi ummat muslim adalah Sunnah, namun hukum bacaannya harus bertajwid atau di baca secara Tartil.

Perkembangan dari konsep K.H. Dahlan ini sudah di ikuti oleh jutaan orang baik di dalam negeri maupun di luar negeri, sehingga metode ini tidaklah sama dengan metode-metode yang lain, karena memang di gagas benar-benar terorganisir dengan baik mulai dari Tingkat pusat di Semaran, tingkat wilayah/ propinsi, tingkat cabang/kabupaten, dan tingkat kecamatan yang secara langsung bersentuhan dengan lembaga-lembaga yang di kelola di masing-masing Kecamatan.

Sebelum masuk pada konsep pembelajaran Al Qur'an dengan metode Qiraati, alangkah baiknya kita pahami terlebih dahulu struktur dan mekanisme metode ini yang tersambung mulai dari tingkat lembaga Samapi pusat.

Lembaga paling bawah adalah lembaga Qiraati. Berdirinya lembaga Qiraati harus memenuhi syarat yang sudah di tentukan, apa saja syaratnya? 

Pertama dalam lembaga harus ada penanggung jawab yang bersyahadah (memiliki ijazah Qiraati), sebagai syarat mutlak untuk bisa mengajar. 

Kedua lembaga di nyatakan bisa berdiri, harus memenuhi syarat minimal 7 orang guru yang bersyahadah ( berijazah Qiraati).

Adanya 7 guru yang sudah bersyahadah tersebut sebuah lembaga dengan metode Qiraati di nyatakan sangat layak untuk beroperasional, juga belum memenuhi 7 orang guru, maka harus ngerayon pada lembaga yang sudah mendapatkan NIL (Nomor Induk Lembaga).

Ketiga memiliki lahan yang bisa di tempati, entah itu musholla, masjid, ataupun rumah bisa juga menjadi tempat untuk belajar mengaji, walaupun sebenarnya ada ketentuan dari pusat bahwa sebuah lembaga harus sudah memiliki ruang sendiri dengan ukuran 3x4 M.

Keempat Administrasi dan buku, buku yang di maksud disini adalah Jilid Qiraati yang terdiri dari 6 Jilid, di tambah Juz 27, Al Qur'an, Ghorib, dan Tajwid. Masalah buku/ jilid juga bersifat terstruktur dan tidak diperjual belikan secara umum, karena tujuan Qiraati adalah menjaga originalitas karya, dan prakteknya pun harus melalui proses tashih atau di uji terlebih dahulu, baik yang sudah masuk program dewasa maupun yang masih di tingkat Taman Pendidikan Al Qur'an (TPQ).

Kelima guru yang sudah bersyahadah (berijazah Qiraati) memiliki kewajiban dan tanggung jawab pada diri sendiri. Bagi seorang ustadz wajib membaca Al Qur'an 2 juz setiap hari plus tahajjud di sepertiga malam, dan bagi ustadzah memiliki kewajiban membaca Al Qur'an 1 juz setiap hari plus tahajjud di sepertiga malam, jika hanya di bayangkan mungkin berat, tapi jika di lakukan dengan ikhlas, sungguh tidak ada beratnya.

Baca Juga : Kiat mudah belajar membaca Al Qur'an dengan cepat dan tepat

Anak-anak ramah tamah selesai khotmil Qur'an di TPQ Raudlotul Muhlisin (foto: DokPri)
Anak-anak ramah tamah selesai khotmil Qur'an di TPQ Raudlotul Muhlisin (foto: DokPri)
Selanjutnya menjadi bahan pengetahuan bagi kita bersama, yakni mengenal metode Qiraati sebagai konsep pembelajaran Al Qur'an yang mudah.

Metode Qiraati memiliki banyak program, yakni TK Qiraati, TPQ, Lembaga Program Dewasa (LPD), Pra PTPT ( Pra Program Tahfidz Pasca TPQ), dan juga program PTPT (Program Tahfidz Pasca TPQ).

Sebelum masuk pada program Qiraati yang cukup banyak, alangkah baiknya kita mengenal terlebih dahulu metode Qiraati yang didirikan oleh K.H. Dahlan Salim Zarkasy ini. Metode Qiraati terdiri dari 7 Jilid Plus.

1. Jilid Pra TK / Buku Pra TK

Pra TK bagi anak yang masuk pada umur 2,5 tahun, ia masih belum di perkenankan membaca jilid, namun memakain peraga huruf hijaiyyah untuk mengenalkan masing-masing huruf hijaiyyah yang berjumlah 30 huruf.

Disini konsep pembelajarannya tidak jauh berbeda dengan anak paud secara umum, cuman anak di arahkan belajar mengaji sambil bermain, karena bermain memang dunianya anak.

Pada alat peraga huruf hijaiyyah anak di harapkan bisa membaca secara terang dan jelas, sehingga seorang guru, ustadz, atau ustadzah bisa memberikan contoh yang mudah dan jelas, sehingga anak akan lebih mudah mengikutinya.

2. Jilid 1 / Buku Jilid 1

Pada buku yang berbentuk jilid ini, ada dua klasifikasi, yakni Jilid 1 A dan Jilid 1 B.

Jilid 1 A mengajarkan anak belajar membaca Al Qur'an mulai dua huruf dan tiga huruf secara berkala. Ustadsz atau guru harus memberikan contoh yang jelas, sehingga akan di tiru oleh anak sesuai dengan yang di contohkan oleh gurunya, konsepsinya pada Jilid 1 A ini anak di ajarkan bagaimana membaca secara terang huruf perhuruf hijaiyyah yang di awali dengan harokat fathah. 

Harokat fathah pada masing-masing huruf hijaiyyah, maka anak di ajari mangap atau membuka mulut selebar-lebarnya kecuali huruf istikla yang memang harus mecucu meski harokah fathah.

Kemudian jilid 1 B, merupakan kelanjutan dari jilid 1 A dengan konsep belajar membaca huruf yang nyambung. Huruf nyambung pada jilid 1 B, masih sama dengan huruf pada jilid 1 A, cuman bedanya nyambung yang juga terdiri dari 3 huruf.

3. Jilid 2 A dan B 

Di buku jilid 2 A merupakan kelanjutan dari jilid 1 B, yakni anak di ajari belajar membaca nyambung dengan mengenal huruf yang berharokat Fathah, kasroh dan dhummah.

Tujuannya supaya anak memngerti dan memahami bacaan yang harus membuka mulut/ mangap, mecucu, dan meringis.

Bacaan berharokat Fathah mesti membuka mulut kecuali huruf isti'lak.

Bacaan berharokat dhummah mesti mulut mecucu, dan bacaan berharokat kasroh, mesti meringis, cuman untuk tahu akan konsep metode Qiraati harus belajar terlebih dahulu, sampai memiliki Syahidah yang telah dinyatakan lulus.

Selanjutnya pada jilid 2 B, anak di ajari membaca jelas akan bacaan panjang dan pendek, bahkan pada jilid ini di baca sangat panjang dengan tujuan untuk mengukur dan melatih nafas anak dalam belajar membaca ala Qur'an.

4. Jilid 3 A dan B 

Pada buku jilid 3 A anak akan di ajari untuk memahami bacaan Lam Sukun, supaya tidak terjadi tawallud ( bacaan yang lebih), sehingga cara bacanya harus lebih di tekan lagi.

Sementara pada jilid 3 B merupakan kelanjutan dari 3 A, disamping menghindari bacaan yang tawallud, juga anak di ajari untuk teliti terhadap bacaan panjang dan pendek.

5. Jilid 4 A dan B 

Buku jilid 4 A merupakan kelanjutan dari 3 B, namun titik tekannya disini anak di ajari untuk memahami bacaan idghom bighunnah ( bacaan dengung ). Di jilid 4 A disamping memahami bacaan panjang dan pendek, anak juga di ajari untuk membaca bacaan yang mendengung, sehingga dalam proses pembelajarannya anak di harapkan bisa membaca dengung secara panjang.

Kemudian jilid 4 B merupakan kelanjutan dari jilid 4 A, disamping sudah memahami panjang, pendek, dan dengung, bacaannya lebih panjang lagi kalimatnya, sehingga harapannya anak dengan mudah dan mampu membacanya sesuai dengan konsep LCTB (Lancar, Cepat, Tepat, dan Benar)

6. Jilid 5 A dan B 

Pada jilid 5 A merupakan kelanjutan dari 4 B, dimana anak akan di ajari membaca lancar, cepat, tepat dan benar, namun tambahannya di jilid 5 A ini, anak-anak juga di ajari belajar Qolqolah (bacaan yang mantul). Tentu saja dijilid ini anak sudah dikenalkan dengan huruf Qof, Ba', Jim, Dal, dan Tho'. Lima huruf tersebut merupakan huruf qolgolah yang di baca mantul.

Setelah memahami jilid 5 A, baru menginjak pada jilid 5 B, dimana pada jilid ini anak di ajari dan dinkenalkan denga lafdzul Jalalah, yakni nama Allah yang tertera di dalam Al Qur'an, disamping lafdzul Jalalah, anak juga di ajari mengenal waqof - ibtidak. Waqof - ibtidak ini adalah cara memulai membaca, dan menghentikan bacaan ketika anak tidak kuat untuk membacanya, disinilah anak di ajari untuk membaca secara Tartil.

7. Jilid Juz 27

Setelah jilid 5 B selesai, anak akan di ajari membaca Al Qur'an, yakni Juz 27 sebagai perkenalan membaca huruf-huruf Al Qur'an yang tujuannya belajar waqof-ibtidak, panjang-pendek, lafdzul jalala, dan belajar mad Aridz lissukun, yakni bacaan waqof yang panjangnya 3 Alif. 

8. Jilid 6

Pada buku jilid 6, yang merupakan kelanjutan dari Juz 27, merupakan jilid untuk mengevaluasi kemampuan bacaan anak yang sudah di ajari mulai dari jilid Pra TK, jilid 1, Jilid 2, Jilid 3, Jilid 4, Jilid 5, dan Juz 27.

9. Kelas Al Qur'an 

Setelah rampung dari Jilid Pra TK sampai Jilid 6, baru menginjak kelas Al Qur'an yang lengkap dengan buku kontrol ngaji Al Qur'an.

Disamping tetap diajari membaca Tartil, anak juga di wajibkan untuk mengaji di TPQ maupun di rumah, dengan pengawasan orang tua dan buku kontrol, yang di baca secara berkala dengan tujuanelancarkan dan menjadikan anak lebih fasih lagi membaca Al Qur'an.

10. Buku Ghorib 

Pada jilid selanjutnya yakni buku Ghorib, yang mempelajari isi Al Qur'an tentang waqof- ibtidak, bacaan imalah, bacaan panjang yang sering di baca pendek, bacaan ismam, dan lain sebagainya.

Di buku Ghorib ini memang tidak ada penjelasan secara tertulis, dan penjelasannya dengan konsep di sampaikan dan harus di hafalkan oleh anak.

11. Buku Tajwid 

Terakhir dari pembelajaran Qiraati adalah mengahafal tajwid sebagai hukum bacaan di Al Qur'an.

Pentingnya membaca Al Qur'an dengan tajwid, karena sesungguhnya Al Qur'an sebagai wahyu di turunkan ke muka bumi ini, lengkap dengan hukum tajwidnya.

Dengan demikian itulah konsep dari metode Qiraati sebagai proses pembelajaran Al Qur'an yang mudah untuk di laksanakan, namun untuk lebih mengetahui pada konsep lebih dalam lagi, maka harus belajar pada guru atau ustadzah yang sudah berinizah Qiraati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun