Salah satu pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak adalah faktor pendidikan. Jika dalam keluarga ibu sebagai firs studen, maka pendidikan sebagai second student.Â
Jika seorang ibu sebagai pendidik pertama,maka hal ini bisa di kategorikan baik anak yang masih pra sekolah, atau pun bagi anak yang sudah masuk sekolah.
Sementara second studen atau pendidikan sebagai rumah kedua, cakupan interaksinya lebih luas lagi, yakni dengan guru, temen satu sekolah, orang tua teman dan lain sebagainya.
Lingkungan pendidikan sebagai rumah kedua bagi anak, memiliki fungsi yang cukup luas cakupannya, dimana anak akan dibimbing, di arahkan, dan juga terjadi proses pembinaan untuk menggali potensi yang dimiliki oleh setiap anak.
Secara umum kita ketahui dasar dari pengembangan karakter building anak atau pembentukan dasar pada anak, terletak pada pengembangan kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Pada aspek kognitif pendidik berupaya mengukur kemampuan atau kecerdasan anak dalam berpikir dan menggali ilmu pengetahuan, misal dengan cara kecepatan dan ketepatan belajar membaca, berhitung, mewarnai, serta kecepatan menyelesaikan persoalan yang di berikan oleh guru, disinilah fungsinya pendidik ikut serta mengontrol dan mengawasi anak sebijak mungkin.
Aspek yang kedua yakni afektif, cakupannya jelas lebih kepada seperti apa karakteristik anak, baik dalam bertutur kata maupun berperilaku dilingkungan keluarga maupun dalam lingkup pendidikan, guru harus cermat dan teliti melihat perkembangan dan pertumbuhan anak.
Dan yang terakhir pada aspek psikomotorik ini juga harus menjadi perhatian orang tua, dimana keterampilan menjadi hal yang juga utama bagi pertumbuhan dan perkembangan anak itu sendiri, Dimana anak mulai dari lingkungan keluarga, dalam pendidikan, sudah bisa dipahami keterampilan, minat, dan bakatnya, sehingga hal tersebut bisa menjadi acuan baik bagi orang tua maupun para pendidik.
Oleh karenanya dari ulasan diatas, masih banyak kekurangan dan keterbatasan penulis untuk mengkaji psikologi atau karakteristik anak secara mendalam, karena penulis masih belum menjadi pakar dalam proses pengembangan ilmu psikologi anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H