Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Suara Kehidupan Part I

20 Mei 2021   06:03 Diperbarui: 20 Mei 2021   08:36 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kisah kehidupan seorang anak manusia yang hidupnya penuh dengan derita, penuh perjuangan dan air mata, menjadi sebuah saksi untuk dikenang hingga akhir kehidupan tidak akan pernah lekang oleh zaman.

Cinta, Tahta, serta kekuasaan menjadi sebuah eksistensi yang eksotic untuk selalu diraih, tiada peduli, jalan yang ditempuh penuh dengan bara apai, atau justru sebaliknya, hingga luka-luka membasahi sekujur badan.

Cerita cinta, asmara dan perjodohan akan selalu menarik perhatian, mulai dari golongan melarat, sampai pada konglomerat, pernah merasakan derita cinta, ada yang berakhir Gegana, ada pula berakhir tersenyum dipelaminan dengan memakai mahkota kebahagian, berkipaskan kesumringahan, meski masih tersisa luka, menyayat jiwa.

Tak peduli seberapa besar halangan dan rintangan itu menghadang, tetapi kisah, kasih, dan asmara bergerak tanpa bayangan, menyelinap dalam relung jiwa yang sudah dipenuhi kerinduan.

Cerita ini bermula dari media sosial yang sudah seperti bagian hidup tak terpisahkan, malam itu tepatnya pada malam Minggu, sebut saja namanya Faza sedang duduk santai sambil menikmati secangkir kopi, dan sesekali menghisap sebatang rokok, lalu di keluarkan asap itu, dan bergumam dalam hatinya "pergilah engkau gundah gulana, aku ingin tenang hidup sendiri, tanpa keramaian dan percekcokan, sebab dunia ini sudah terasa sesak.

Klunting...tiba-tiba di medsos yang sedang dimainkan Faza yang berselancar kesana kemari, memunculkan norifikasi permintaan pertemanan, dia adalah seorang perempuan, sebut saja Fatia namanya di akun tersebut.

Entah dari mana Fatia itu datang, lalu diterima saja pertemanan itu, di pikir hanya sebuah pertemanan. Lalu kemudian yang menyapa Fatia justru Faza, dengan inbox sekedar iseng saja, "Aslamualaikum, kata Faza, "waalaikum salam, kata Fatia, malam itu terjadilah percakapan panjang kali lebar, kali luas, hingga terjadilah pertukaran nomor handphone, yang selanjutnya komunikasi melalui WhatsApp, dan seringkali komunikasi langsung calling saja.

Dari mana keinginan itu datang? layaknya sebuah mimpi dalam tidur, tak ada yang menyangka, tiba-tiba saja komunikasi antara Faza dan Fatia berjalan laksana air mengalir, saling mengenalkan diri satu sama lain, saling bercanda, saling terbuka, yang pada akhirnya emosi itu saling terbentuk walau jarak terbentang memisahkan.

Mengenal Fatia di dunia Maya, yang dilihat hanya foto dan video saja, Memang sungguh sangat cantik, bahkan orangnya juga sangat baik, itulah penilaian awal pada Fatia, hingga sangat berkesan sampai sekarang.

Komunikasi lewat handphone, telah menumbuhkan rasa suka yang mendalam, akankah Faza akan mampu Meraih cintanya? Atau harus kandas tanpa bertemu dan tanpa restu orang tua....?

Tunggu kisah selanjutnya ...

Bersambung....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun