Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Pentingnya Membangun Tradisi Literasi bagi Anak

17 Mei 2021   08:12 Diperbarui: 17 Mei 2021   11:05 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Momen peringatan hari buku Nasional yang jatuh pada Senin, 17 Mei 2021, sebagai bentuk peringatan sekaligus apresiasi bagi orang tua dan anak, untuk tetap membiasakan belajar sambil bersantai. Belajar membaca, menulis, berhitung, dan bercerita dengan buku-buku kesukaan dan kesayangan anak, menjadi contoh sekaligus ruang dalam pengembangan otak dan pengetahuan anak itu sendiri.

Begitu pula orang tua yang merupakan gambaran bagi anak juga harus memperkaya pengetahuan dengan banyak membaca, karena dengan membaca akan menambah wawasan dan pengetahuan, sehingga orang tua maupun pendidik akan nyaman dan senang mentransfer pengetahuan pada anak secara kreatif dan edukatif.

Foto : DokPri
Foto : DokPri
Dalam Islam bangunan literasi ini sudah sejak zaman Nabi Muhammad SAW, sudah terbangun dan terbentuk, dimana Al Qur'an yang merupakan kitab suci yang turun secara berangsur-angsur, selama 22 tahun 2 bulan dan 22 hari. Saat itu, tradisi tadarrus (membaca Al-Qur'an) berjamaah di masjid atau musala belum ada".

Dalam Islam dikenal dengan istilah Tadarrus atau Iqra, yang keduanya meruapakan tradisi belajar membaca dan menulis untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Ketika di zaman Rosulullah memang kita ketahui ayat suci Al Qur'an memang masih belum tersusun dan tertulis seperti saat ini, para sahabat lebih banyak mengandalkan mengahafal ayat-ayat tersebut, dan hanya di tulis pada pelepah kurma, kulit domba, bebatuan dan lain-lain.

Baru pada zaman Khalifah Sayyidina Ustmas, ayat-ayat yang berceceran, di kumpulkan dan disusun menjadi satu mushaf, yang sampai detik ini di kenal dengan mushaf ustmani, dalam rangka memudahkan ummat muslim, belajar membaca dan menulis ayat ala Qur'an sebagai pedoman dan petunjuk bagi ummat manusia.

Begitu pula mudahnya belajar membaca Al Qur'an pada saat ini, karena tumbuh kembangnya pengetahuan melalui tradisi membaca dan menulis, sehingga belajar Al Qur'an, khususnya pada anak dengan berbagai metode yang sudah berkembang di bumi Nusantara ini.

Membiasakan belajar membaca, menulis, dan menghafal, merupakan suatu bentuk pengembangan ilmu pengetahuan yang bisa di kembangkan dalam konstek saat ini. sudah menjadi rahasia umum, bahwasanya membiasakan membaca, menulis, dan menghafal bagi anak, mampu melahirkan anak-anak yang genius. Contoh yang cukup viral, dimana sudah banyak tayangan di media elektronik, anak mampu menjadi penghafal yang luar biasa, karena mereka sudah membiasakan membaca. Membaca secara berulang-ulang, akan dengan sendirinya menjadi hafalan yang akan selalu di ingat, kapanpun dan di manapun berada. Dengan membiasakan membaca, terutama bacaan Al Qur'an anak akan hafal dengan sendirinya. Artinya anak akan hafal tanpa harus menghafal.

Usia anak-anak memang syarat dengan bermain, karena bermain adalah dunia mereka, tetapi sudah banyak literatur yang menunjukkan, bermain sambil belajar, dan belajar sambil bermain, adalah satu pembelajaran yang edukatif dan tidak membosankan.

Baca juga:cerita-masa-kecil-dengan-buku-kesayangan

Disinilah kemudian orang tua maupun para pendidik yang Budiman juga harus memperkuat dan memperdalam literaturnya, guna mengembangkan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien, serta cukup kreatif, supaya tidak muncul kebosanan.

Membiasalan belajar membaca, menulis, menghafal, serta melakukan permain yang kreatif dan edukatif, menjadi sarana bagi tumbuh kembangnya anak, baik secara lahiriah maupun secara batiniah, Sehingga pengembangan literasi terhadap anak menjadi lebih produktif lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun