Momen peringatan hari buku Nasional yang jatuh pada Senin, 17 Mei 2021, sebagai bentuk peringatan sekaligus apresiasi bagi orang tua dan anak, untuk tetap membiasakan belajar sambil bersantai. Belajar membaca, menulis, berhitung, dan bercerita dengan buku-buku kesukaan dan kesayangan anak, menjadi contoh sekaligus ruang dalam pengembangan otak dan pengetahuan anak itu sendiri.
Begitu pula orang tua yang merupakan gambaran bagi anak juga harus memperkaya pengetahuan dengan banyak membaca, karena dengan membaca akan menambah wawasan dan pengetahuan, sehingga orang tua maupun pendidik akan nyaman dan senang mentransfer pengetahuan pada anak secara kreatif dan edukatif.
Dalam Islam dikenal dengan istilah Tadarrus atau Iqra, yang keduanya meruapakan tradisi belajar membaca dan menulis untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Ketika di zaman Rosulullah memang kita ketahui ayat suci Al Qur'an memang masih belum tersusun dan tertulis seperti saat ini, para sahabat lebih banyak mengandalkan mengahafal ayat-ayat tersebut, dan hanya di tulis pada pelepah kurma, kulit domba, bebatuan dan lain-lain.
Baru pada zaman Khalifah Sayyidina Ustmas, ayat-ayat yang berceceran, di kumpulkan dan disusun menjadi satu mushaf, yang sampai detik ini di kenal dengan mushaf ustmani, dalam rangka memudahkan ummat muslim, belajar membaca dan menulis ayat ala Qur'an sebagai pedoman dan petunjuk bagi ummat manusia.
Begitu pula mudahnya belajar membaca Al Qur'an pada saat ini, karena tumbuh kembangnya pengetahuan melalui tradisi membaca dan menulis, sehingga belajar Al Qur'an, khususnya pada anak dengan berbagai metode yang sudah berkembang di bumi Nusantara ini.
Membiasakan belajar membaca, menulis, dan menghafal, merupakan suatu bentuk pengembangan ilmu pengetahuan yang bisa di kembangkan dalam konstek saat ini. sudah menjadi rahasia umum, bahwasanya membiasakan membaca, menulis, dan menghafal bagi anak, mampu melahirkan anak-anak yang genius. Contoh yang cukup viral, dimana sudah banyak tayangan di media elektronik, anak mampu menjadi penghafal yang luar biasa, karena mereka sudah membiasakan membaca. Membaca secara berulang-ulang, akan dengan sendirinya menjadi hafalan yang akan selalu di ingat, kapanpun dan di manapun berada. Dengan membiasakan membaca, terutama bacaan Al Qur'an anak akan hafal dengan sendirinya. Artinya anak akan hafal tanpa harus menghafal.
Usia anak-anak memang syarat dengan bermain, karena bermain adalah dunia mereka, tetapi sudah banyak literatur yang menunjukkan, bermain sambil belajar, dan belajar sambil bermain, adalah satu pembelajaran yang edukatif dan tidak membosankan.
Baca juga:cerita-masa-kecil-dengan-buku-kesayangan
Disinilah kemudian orang tua maupun para pendidik yang Budiman juga harus memperkuat dan memperdalam literaturnya, guna mengembangkan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien, serta cukup kreatif, supaya tidak muncul kebosanan.
Membiasalan belajar membaca, menulis, menghafal, serta melakukan permain yang kreatif dan edukatif, menjadi sarana bagi tumbuh kembangnya anak, baik secara lahiriah maupun secara batiniah, Sehingga pengembangan literasi terhadap anak menjadi lebih produktif lagi.
Baca juga : menciptakan-suasana-edukatif-di-tengah-keluarga
Perlu menjadi perhatian baik bagi orang tua maupun bagi para pendidik, bahwasanya membangun budaya literasi pada anak yang merupakan pembelajaran sejak dini, tentunya di sesuaikan dengan kapasitas yang dimiliki oleh anak itu sendiri, sehingga terjadi keseimbangan yang indah dalam proses  belajar dan mentradisikan literasi pada anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H