Keluarga merupakan rumah utama dalam persinggahan hidup didunia ini, dimana kita berasal, dan dibesarkan, menjadi hukum kausalitas yang saling berkaitan.
Setiap tahun pada tanggal 15 Mei, dirayakannya hari keluarga internasional, yang merupakan pentingnya sebuah keluarga, meski kita sudah melanglang buana dan tinggal jauh dari keluarga tercinta. Di peringatinya hari keluarga internasional ini merupakan hari perayaan yang ditetapkan pada tanggal 15 Mei setiap tahun.Â
Majelis Umum PBB pada tahun 1993 memproklamasikan hari tersebut lewat resolusi A/RES/47/237 dan mempertimbangkan kepentingan hubungan komunitas internasional dengan keluarganya. Pada hari tersebut, perayaan diperingati dengan mempromosikan kesadaran pentingnya berhubungan dengan keluarga dan meningkatkan pengetahuan terhadap proses sosial, ekonomi, dan demografi terhadap keluarga. Sumber : WikipediaÂ
Pada tahun 2020 dan 2021, dimana pandemi masih melanda di seluruh dunia, dengan situasi dan kondisi yang berbeda. Kondisi Pandemi sejak merebaknya di Negeri Nusantara sejak awal tahun 2020, mengharuskan adanya pembatasan kegiatan masyarakat, dan sangat berpengaruh pada beberapa sektor.Â
Sektor ekonomi, kesehatan dan pendidikan, menjadikan situasi yang bisa di katakan "lumpuh", sehingga mengharuskan berkegiatan dirumah saja selama pandemi.
Memperingati perayaan hari keluarga international yang merupakan bentuk kesadaran akan hubungan dalam keluarga adalah sangat penting adanya.
Perlu kita sadari bahwa keluarga merupakan pelabuhan yang acapkali kita abaikan, dan menganggap hubungan keluarga adalah hubungan sebatas sosial yang terikat, padahal hal itu tidaklah demikian. Bahwasanya mempererat hubungan keluarga dengan menjaga harmonisasi dan keseimbangan yang memiliki pengaruh yang besar, terutama bagi tumbuh-kembangnya anak-anak sebagai anggota dari keluarga tersebut.
Ditengah pandemi, mungkin saja hubungan dalam keluarga lebih terjalin lagi karena ada pembatasan sosial, meski tidak bisa kita pungkiri hal tersebut berimbas pada faltor ekonomi, walaupun pemerintah sudah menganggarkan bantuan bagi masyarakat yang terdampak penyebaran covid 19.
Kembali pada keluarga yang di peringati pada hari ini, dalam konstek pandemi, banyak anak didik melakukan kegiatan pembelajaran secara daring. Konsep sekolah daring atau online, penulis rasa tingkat efektif dan efisiennya sangatlah kurang, berbeda jauh dengan pembelajaran secara langsung atau tatap muka yang secara langsung di bimbing oleh guru, dan hanya menyentuh pada aspek kognitif saja, lantas aspek afektif, dan psikomotoriknya, masih terkesan di abaikan, sehingga disinilah sesungguhnya peran orang tua dalam sebuah keluarga, mengharuskan mereka beraktifitas multi talent.
Orang tua sebagai panutan bagi puta atau putri mereka harus bisa dan mampu membimbing anak-anak mereka sesuai dengan bakat dan minatnya. Orang tua harus mampu menjadi guru, menjadi sahabat yabg menyenangkan, menjadi pembimbing yang menarik, serta menjadi control terhadap perubahan dan perkembangan anak itu sendiri.
Dimasa pandemi, keluarga dan orang tua juga dituntut untuk menciptakan suasana edukatif bagi anak, dengan proses bimbingan belajar dirumah saja. Apa konsep yang harus dibangun untuk menciptakan suasana edukatif ditengah-tengah keluarga?
1. Menciptakan permainan yang menarik dan bersifat edukasi
Anak mulai dari usia 0 - 6 tahun memang masih syarat dengan permainan yang edukatif, maka tantangannya bagi orang tua mengajari anak dengan kreatif dan dinamis tentang segala sesuatu untuk menambah wawasan dan pengetahuan.
Sementara anak yang sudah akan masuk sekolah dasar, sekitar usia 6 - 10 tahun, maka anak sudah harus sudah mencapai pembelajaran yang mencakup pengembangan kognitif, afektif, dan psikomotorik.Â
2. Suasana dalam keluarga, merupakan cermin bagi anak
Keluarga yang harmonis, akan menciptakan rasa bahagia dan senang bagi hati dan jiwa anak. Pertumbuhan dan perkembangan anak di tengah keluarga yang sehat, sangatlah baik bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, baik bagi fisik maupun psikisnya.
Keluarga yang memahami terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, akan selalu menampakkan harmonisasi yang indah, meski didalam batin mereka terjadi suatu pergolakan atas munculnya suatu persoalan, sehingga persoalan yang sedang dihadapi oleh keluarga yang harmonis, tidak akan pernah di tampakkan pada anak-anak.
Orang tua adalah cermin bagi mereka, apapun yang di rekam oleh memori anak di alam bawah sadar, akan di jiplak sama persisnya dengan apa yang dilakukan oleh orang tua dalam lingkungan keluarga.
Jika cermin yang tampak itu baik, maka anak juga akan mengikuti contoh yang baik, begitu pula sebaliknya.
3. Melatih kedisiplinan pada anak di dalam keluarga
Membiasakan sesuatu yang positif sangatlah penting adanya, dimana hal yang positif tersebut haruslah di ajarkan secara disiplin (Istiqomah).
Segalan sesuatu yang dilakukan secara berulang-ulang, maka akan menjadi kebiasaan, kebiasaan yang di biasakan akan menjadi adat, adat yang di istiadatkan akan menjadi budaya. Budaya adalah Budi dan daya yang merupakan hasil karya manusia, baik dalam bentuk kata, ucapan, maupun tindakan yang baik.
4. Melatih anak untuk bisa membagi waktuÂ
Anak tetap harus terpantau dan terkontrol oleh orang tua dengan asas demokratif. Biarkan anak berkreasi dengan tetap dibimbing oleh orang tua, sehingga perkembangan psikomotorik dan kognitifnya berkembang, orang tua hanya mengawal dan mengarahkan saja, supaya tidak melampaui batas yang bisa membahayakan diri mereka.
Di era digitalisasi ini, sudah banyak kasus anak yang kecanduan dengan game online, dan sangat kurang akan perhatian orang tua, sehingga kontrol orang tua seakan tidak berfungsi.Â
Tekhnologi sangat baik penting adanya, apalagi di era saat ini, yang perkembangannya sangatlah pesat. Anak-anak yang bermain gadget juga harus tetap dikontrol orang tua, supaya ketika berselancar tidak terjerumus pada hal-hal negatif yang bisa merusak akan pikiran dan jiwa anak, maka  bermain gadget juga harus menjadi kontrol orang tua.
Anak juga sudah harus diajari supaya bisa membagi waktu, karena hal tersebut berkaitan dengan kedisiplinan yang sudah harus dibiasakan sejak dini, memang tidak mudah menciptakan suasana edukatif didalam keluarga, namun dalam konstek saat ini, orang tua dan keluarga menjadi ujung tombak bagi pertumbuhan dan perkembangan anak itu sendiri.
Oleh karena itu harmonisasi dan keseimbangan dalam pendidikan anak sangat penting adanya, guna terciptanya suasana edukatif di dalam keluarga, maka 4 hal diatas sudah harus dilakukan, dalam rangka ikut serta mencerdaskan anak bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H