Hiruk pikuk hari raya Idul Fitri masih mengelilingi aktivitas kita untuk tetap bersua dan menjaga silaturahmi, setelah selesai bertandang ke rumah saudara dan sanak famili, sudah saatnya mencari hiburan dan berlibur ke tempat-tempat yang indah, dalan rangka menyegarkan suasana hati, setelah beberapa hari ini, kabut lelah menyelimuti.
Situasi hari yang Fitri ini memang ada perbedaan dari tahun ke tahun, apalagi ditambah dengan kondisi Pandemi yang masih melanda negeri ini.
Bagi orang awam yang masih belum berkecukupan, barangkali sudah mulai berpikir untuk menyemai harapan, untuk mengais rejeki. Pasca mudik mereka harus kembali lagi meski dengan protokol kesehatan yang ketat, dan tak jarang dari mereka harus putar balik, karena tidak memenuhi syarat.
Ekonomi semakin tidak menentu, sebuah pengharapan selalu tertanam teguh di hati untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Meski gelombang pandemi, masih menyisakan rasa kekhawatiran, mereka rela berangkat, dikala mentari sudah terbit di ufuk timur, karena sudah dianggap hari yang Fitri sudah selesai.
Apa yang engkau semai hari ini?Â
Akankah menjadi pengharapan yang bisa dihasilkan untuk dipetik suatu saat nanti?
Entahlah....?
Masih menjadi tanda tanya, semoga apa yang di semai hari ini, diproses dan dirawat dengan sepenuh hati, menghasilkan sesuatu yang indah pada waktunya.
Bertumbuh kembang dengan baik, serta terawat dengan indah, menjadi pengahrapan yang tertuang dalam setiap doa dan langkah.
Apa yang kalian semai hari ini?
Akankah kembali dengan kondisi yang sama seperti sebelumnya?
Sementara pikiran dan hati, sungguh sangat ingin melakukan perubahan besar dalam hidup, supaya mampu di kenang sepanjang zaman. Memang begitu beratnya menyemai suatu harapan, dan berkeinginan menghasilkan sesuatu yang memuaskan. Tentu saja benih yang kita tabur hari ini, akan tumbuh dan berkembang dengan normal, sehingga menghasilkan sesuatu yang sesuai dengan harapan, dan tidak lagi jatuh pada jurang kenestapaan.
Menyemai sehat dalam hati dan pikiran, adalah hal utama untuk selalu diperjuangkan, sebab sehat adalah sesuatu yang sangat berharga dalam diri, dan berlaku bagi seluruh insan.
Meski gelombang pandemi masih menyisakan kecemasan dan kekhawatiran, tetapi itu bukanlah penghalang untuk terus melakukan perubahan yang indah, hingga suatu saat apa yang kita semai hari ini, mampu kita petik dengan memuaskan. Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H