Disinilah kita harus bijak dan hati-hati dalam bermedia sosial, agar supaya tidak terjadi ketersinggungan terhadap orang lain ketika membuat status ataupun mengeluarkan pendapat, sehingga tidak terjadi yang namanya ujaran kebencian, dan hal-hal negatif lainnya.
Apakah kita adalah orang yang berbeda antara media sosial dengan kehidupan yang sesungguhnya? Maka jawaban penulis, kita adalah orang yang sama baik di bunia realitas maupun di dunia Maya, baik di Facebook, Twitter, Instagram, maupun di Kompasiana. Tapi sebagai contoh di gambar hanya  Facebook dan Instagram saja, walaupun foto dan namanya berbeda, karena nama saya hanya 6 huruf saja terdiri huruf F-A-I-S-O-L, sementara di medsos hanya ditambahi Akhmad. Dan gambar adalah foto ponaan, karena memang belum ingin menjadi manusia viral di dunia Maya, walaupun dunia Maya bisa membuat orang viral di dunia nyata, hal itu hanya bagi orang-orang untuk melakukan pencitraan yang ujung-ujunhnya ada unsur mencalonkan diri, baik menjadi DPRD maupun DPR RI, atau bahkan orang yang ingin menjadi presiden.
Media sosial sebagai sarana mengaktualisasikan diri, dan tidak lain adalah untuk berbagi informasi dan nilai-nilai yang bermanfaat bagi manusia lainnya. Maka bijaklah dalam bermedia sosial, sehingga tidak menimbulkan huru-hara yang menyebabkan kerugian dimana-mana.
Bagi penulis dunia nyata dan dunia Maya, haruslah sama, sebab kita tidak sedang ingin menipu diri sendiri, apalagi menipu orang lain, tujuan penulis bermedia sosial tidak lain adalah menebar kemanfaatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H