Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Money

Indonesia "Kaya" Tapi "Miskin"

7 Juni 2016   10:56 Diperbarui: 7 Juni 2016   11:01 1130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Memiliki kerkayaan yang luar biasa, baik dari aspek teritorial wilayah yang terdiri dari pulau-pulau, ragam bahasa dan suku, serta kekayaan budaya, merupakan kekayaan bangsa akan nilai yang bersifat edukatif dan inspiratif.  

Disamping itu pula Indonesia memiliki kekayaan dari aspek Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sumber Daya Alam (SDA), dua hal tersebut merupakan kekayaan yang paling fundamental bagi suatu negara dalam rangka mengelola dan menjalankan suatu pemerintahd yang baik dan efektif. Namun pada realisasinya benarkah Indonesia Kaya?  atau Justru sebaliknya?.

Sebagai Negara yang baru Merdeka lebih sedikit dari setengah abad itu, Negara ini sudah memiliki kemajuan yang cukup pesat, peran pemerintah dengan berbagai macam kebijakannya, tentu memiliki perbedaan-perbedaan yang signifikan baik dari sistem pemerintahannya, maupun dalam aspek kebijakannya. Indonesia dalam tataran Negara yang masih dalam tahap berkembang, bukan dalam kategori negara maju, mengapa masih dalam tahap berkembang, tentu hal ini harus dinilai dari semua aspek, mulai dari pengelolaan SDM dalam sistem pemerintahan, maupun dalam aspek pembangunan yang bersifat fisik, seperti jalan dan gedung-gedung pemerintahan sebagai pusat pelayanan masyarakat.

Indonesia sangat kaya, tapi mental penghuninya masih msikin, mengapa demikian? apa saja indikatornya? 

Pertama kita harus melihat dengan jeli  Aspek Sumber Daya Manusia (SDM), bukan berarti SDM atau Orang Indonesia Bodoh, dalam artian "belum mampu mengelola negaranya sendiri dengan baik dan benar, namun ada budaya yang sudah tertanam kuat dalam struktur biroktrasi kita. Mental korupsi, individualisme, Nepotisme, Kolusi, serta mental-mental untuk memperkaya diri, seakan sudah menggurita dan mendarah daging, sehingga Indonesia menjadi salah satu negara dengan tingkat Tindak Pidana Korupsinya cukup tinggi. 

Kedua Indonesia "Kaya" Tapi "Miskin" Kenapa? Budaya ntuk memeperkaya diri dan takutnya akan kemiskinan masih menjadi hantu-hantu yang mnakutkan, karena yang jelas kemiskinana akan mendekatkan kekufuran, sehingga berbagai macam cara dilakukan termasuk menjarah harta benda bangsa ini, inilah yang menjadikan negara Indonesia menjadi "Miskin".

Ketiga Indonesia memiliki teritorial wilayah  yang cukup luas, dengan terdiri dari pulau-pulau, dan masing-masing pulau memiliki kekayaan Alam yang luar biasa, baik dari lautnya, hutannya, SDM-Nya, sampai pada kekayaan budayanya, tetapi Nusantara ini acapkali salah dalam proses pengelolaan sehingga banyak rencana hebat menjadi gagal, disamping itu pula banyak kekayaan Alam dan SDM di Negeri ini yang di jarah oleh Negara lain, karena setiap negara tidak akan pernah lepas dari kontrak-kontrak politik dan kerjasama antar negara. 

Dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo ini jelas dalam perjalanannya ada yang pro dan kontra, tetapi dua hal tersebut merupakan dinamika politik dalam sistem kekuasaan. beberapa hal yang sudah cukup nampak di Era Jokowi yakni pengentasan kemiskinan, pendidikan, pembangunan ekonomi, serta stabilitas keuangan lumayan terlihat. 

Ada beberapa hal yang perlu penulis sampaikan berkaitan dengan pembangunan infrastruktur Indonesia sentris, terutama di pulau jawa, ada visi yang hendak di capai pada Era  Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), bahwa ketika SBY menjabat sebagai Presiden RI, Beliau memiliki gagasan untuk membangun Infrastruktur Jalan Tol di Jalur Selatan, karena Jalur selatan itu memiliki potensi besar untuk dikembangkan, terutama berkaitan dengan aspek perekonoimian.

Jalur Lintas Selatan yang dimulai dari Jawa timur sampai ke Jakarta tersebut, Infrastrukturnya melewati pinggiran laut, sehingga potensi pengembangan ekonomi menjadi hal yang sangat penting dalam proses pembangunan Indonesia dari berbagai aspeknya, sehingga hal tersebut, jika mampu Presiden Jokowi segera merealisasikannya, maka tidak menutup kemungkinan akan meretas beberapa persoalan, terutama mengurangi angka kemiskinan yang berada di daerah terpencil, mengurangi pengangguran, serta akan mempercepat laju perekonomian lebih pesat lagi.

   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun