HMI seksi, KPK ToP, SS gelisah akibat pernyataannya yang berdurasi 27 detik, dantelah melukai ribuan orang yang teroranisir dalam naungan Hijau-Hitam. Inimenjadi pelajaran bagi kita, bahwa berhati-hatilah dengan lidah kita, karenalidah kita bisa menjadi pedang yang mampu menusuk jantung. Bagi SS sendiripernyataannya di media juga menjadi pelajaran yang berharga, bahwa Tuhan jugaterus mendidik hambanya untuk selalu berpikir atas kekuasaannya di muka bumi ini.
Sebagai calon pemimpin bangsa di negeri tercinta ini, HMI dan kader HMI harus mampu berpikir jernih, menyikapi persoalan SS dengan bijaksana. Secara hukum pernyataan SS memang menyakitkan, dan tentu kita harus menaati hukum dan prosedure yang berlaku di Negeri ini. Patokannya adalah Pancasila sebagai Ideologi Negara, dan Islam Sebagai pedoman Hidup dan bentuk keyakinan yang saya kira sudah Final.
Sebagai pejabat Publik, Pernyataan SS sudah menyalahi etika, apapun pembelaan yang dilakukan SS dengan meminta Maaf di depan Publik tidak bisa menghilangkan kata-katanya yang tendensius, karena SS tidak sedang tidur atau bermimpi, walaupun ia mengatakan bahwa pernyataannya adalah sesuatu yang berada di alam bawah sadarnya.
HMI Cabang di seluruh Indonesia sudah melaporkan SS pada pihak yang berwajib, dan tentu Nasi sudah menjadi Bubur, Proses hukum harus tetap dilanjutkan, sanksi bagi SS juga harus diberlakukan. HMI tidak perlu anarkis, karena HMI adalah organisasi mahasiswa dan kaum intelektual dengan pemikiran matang, ketika HMI anarkis sangat disayangkan, justru itu akan mencoreng institusinya sendiri.
Masih banyak tugas bagi HMI yang jauh lebih penting yakni adalah membenahi PERKADERAN untuk terus meningkatkan kualitas anak-anak bangsa menjadi Muslim yang benar, menjadi Manusia yang Profesional, Menjadi manusia yang memiliki kualitas Iman, Menjadi manusia yang Inklusive, menjadi Manusia toleran, Menjadi Manusia yang berpengetahuan, dan tentunya menjadi manusia yang bermanfaat bagi diri, keluarga masyarakat, bangsa dan negara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H