Accounting Standards (Standar Akuntansi)
Jika kita bergerak dalam dunia usaha, maka Accounting Standards (Standar Akuntansi) merupakan bagian terpenting. Sehingga usaha yang akan kita lakukan akan terus mengalami kemajuan dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku, dengan tujuan memudahkan pelaporan keuangan dengan mudah dipahami, dimengerti, sehingga akan memudahkan proses evaluasi dan proyeksi bagi usahan yang akan dan sedang dilakukan.
Apa yang dimaksud dengan Mengelola Keuangan Berbasis Kesadaran Transedental?
Terlepas salah-benar, baik-buruk, sejatinya manusia harus terus melakukan usaha, upaya dan berdoa, supaya hidup menjadi berkah, mendapatkan rizki barokah, dan tidak lupa untuk bersedekah.
Hakekatnya cukup sederdana apa yang harus kita pahami tentang bagaimana mengelola keuangan berbasis kesadaran transedental, bahwasanya secara teoritik sudah cukup banyak ilmu, terutama yang bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hadist, Karena penulis Muslim, maka dua pusaka tersebut yang harus menjadi pedoman atau penunjuk jalan dalam hidup.
Dalam prakteknya mengelola keuangan itu tidaklah semudah membalikkan tangan, atau tidak semudah para motivator menyampaikan teori-teori tentang pengelolaan keuangan. Mengapa demikian? karena dalam prakteknya, kita selalu dihadapkan pada situasi yang berbeda-beda. Contoh misalnya kebijakan pemerintah, menaikkan harga BBM dengan besaran Rp. 500, maka hal itu akan berdampak terhadap sistem ekonomi, dalam hal ini sandang dan pangan.
Kemudian yang dimaksud dengan Mengelola Keuangan Berbasis Kesadaran Transendendental adalah membuat dan menjalankan sistem keuangan, sesuai dengan anjuran Al-qur’an dan Al-hadist. Bahwasanya ajaran Islam bahwa rizki yang diberikan Tuhan kepada kita, maka sesungguhnya disitu mengandung hak-hak orang lain, disinilah kemudian Islam mengajarkan kepada ummatnya untuk melakukan Shodaqoh, Zakat Fitrah, Zakat Mal, Zakat Profesi, Infaq, dan seterusnya dengan tujuan berbagi dengan kaum Dhuafa, fakir miskin, dan anak-anak Yatim. Disinilah Islam mengajarkan untuk saling membahagiakan satu sama lain atau saling asah, asih, dan saling asuh antar ummat manusia tanpa membeda-bedakan, jenis, suku, ras, keyakinan, dan adat istiadat, karena sesungguhnya Islam sebagai suatu keyakinan yang dibawa oleh Nabi sang Pamungkas yakni Muhammad SAW, sebagai rahmat bagi seluruh alam atau rahmatan lilalamin.
Oleh karena itu, bahagia itu adalah berbagi atau membahagiakan saudara, sanak family, atau masyarakat secara umum, sehingga menjadi orang yang dermawan jauh lebih baik, ketimbang orang yang kikir, karena orang kikir sesungguhnya hatinya adalah fakir.
Dengan demikian Islam telah mengajarkan bahwa pentingnya membangun kesalehan Individual, yakni kesalehan yang bersifat transcendental, dan membangun kesalehan social, yakni kesalehan horizontal yang berhubungan dengan segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. Oleh karenanya, jika banyak terjadi kesalahan didalamnya, murni adalah kesalahan penulis, mohon dimaafkan dan dikritik secara konstruktif, dan jika ada yang benar, semoga menjadi manfaat, sebagai bentuk upaya menebar cinta kasih kepada sesama manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H