Secara prinsipil tentang management keuangan baik dalam skala mikro maupun skala makro, tentunya harus mengacu kepada : Consistensy (Konsisten), Akuntability (Akuntabilitas), Transparancy (Transaparan), Viability (kelangsungan Hidup), Integrity (integritas), dan Accounting Standards (Standar Akuntansi). Apa sebenarnya makna dari prinsip-prinsip pengeloaan di atas, mari kita ikuti ulasannya di bawah ini.
Consistensy (Konsisten)
Dalam setiap organisasi, baik dalam skala mikro, dalam rumah tangga misalnya, bahwa konsisten atau tidak berubah dalam proses pengelolaan keuangan, merupakan salah satu prinsip yang harus di gunakan, kalaupun terjadi sesuatu yang cukup signifikan, maka perlu melakukan penyesuaian terhadap situasi dan kondisi yang terjadi. Hal tersebut harus dilakukan untuk menjaga amanah atau kepercayaan, dan untuk meminimalisir praktek-praktek manipulasi, baik yang dilakukan oleh atasan atau pun bawahan kalau dalam perusahaan, atau bisa saja di lakukan oleh suami atau seorang istri dalam sebuah keluarga.
Akuntability (Akuntabilitas)
Akuntabilitas adalah suatu pertanggung jawaban atas apa yang telah dilakukan, baik dalam skala makro maupun mikro. Pertanggung jawaban ini merupakan bentuk moral yang harus dijaga, sehingga para pihak tahu bentuk-bentuk pengeluaran dan pemakaian uang. Artinya disini konsepsinya adalah menjaga amanah yang dipercayakan kepada seseorang untuk mengelolanya, jika dalam sebuah perusahaan berbentuk Investasi, sehingga harus melaporkan dengan sejelas-jelasnya.
Transparancy (Transparan / Terbuka)
Transparansi yang dimaksud disini adalah Management terbuka, berkaitan dengan proses pengelolaan keuangan, sehingga orang yang berkepentingan memahami bentuk-bentuk pengelolaan sekaligus pelaporan tentang keuangan itu sendiri.
Viability (kelangsungan Hiudp)
Pentingnya mengelola keuangan, karena sangat erat kaitannya dengan keberlangsungan hidup manusia, Jika suatu perusahaan tidak sehat berkaitan dengan pengelolaan, perencanaan, konsep, strategi, maka akan berdampak terhada karyawan yang menaruh harapan besar terhadap suatu perusahaan. Di Indonesia sudah cukup banyak perusahaan yang kolep, akibat sistem keuangan yang tidak sehat, sehingga harus mengurangi karyawan atau PHK.
Integrity (Integitas)
Segala sesuatu haruslah diserahkan kepada ahlinya, begitu pula dengan manusia, jika seorang pendidik, maka jangan pula disuruh untuk menjadi nahkoda Kereta Api, sangat tidak nyambung dengan basic keilmuannya. Terpenting dalam suatu perusahaan atau kehidupan sehari-hari, dibutuhkannya integritas seseorang untuk menjadi pengendali, terutama dalam hal keuangan, sehingga bertindak atau melakukan sesuatu efektif-efisien, disinilah bentuk-bentuk profesionalisme itu harus di uji.