Mohon tunggu...
Akhmad Sofi Bakhri
Akhmad Sofi Bakhri Mohon Tunggu... Wiraswasta - Suka membaca tentang sepakbola

Hanya penikmat sepak bola di tribun samping.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tuntaskan Messi!

19 Desember 2022   16:00 Diperbarui: 19 Desember 2022   16:31 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Qatar, 18 Desember 2022. Messi menuntaskan semua semua hasrat, rindu, dan harapan masyarakat Argentina untuk menggengam juara Piala Dunianya. Sekitar 36 tahun masyarakat Argentina menunggu piala tersebut kembali ke pangkuan negara mereka sejak era Diego Armando Maradona di tahun 1986. 

 Maradona dianggap Tuhan bagi masyarakat Argentina karena prestasinya di timnas tak ada yang bisa menyamainya. Sejak terakhir Argentina juara Piala Dunia 2022, banyak yang digadang untuk menjadi "The New Maradona" di skuad Albiceleste. Bukan hanya karena skill, tetapi juga karena masyarakat Argentina sangat berharap kejayaan tumnas mereka era Maradona terulang. 

 Riquelme, D'Alesandro, dan Aimar adalah beberapa seniman lapangan hijau yang dijuluki "The New Maradona". Tentu saja karena skill dan harapan untuk bisa menjadi Maradona baru di timnas Argentina. Semuanya gagal memenuhi ekspektasi tersebut. Sampai di tahun 2005, muncul satu nama lagi yang dijuluki "The New Maradona" yaitu Lionel Andres Messi yang kala itu berhasil memenangkan piala pertamanya untuk Argentina di ajang Piala Dunia U20 di level junior. Sampai-sampai saat itu federasi sepak bola Spanyol RFEF ingin menjadikan Messi yang berkewarganegaraan Argentina tersebut sebagai punggawa timnas Spanyol, namun Messi menolak. 

 Setahun kemudian di tahun 2006 Jose Peckerman memanggil Messi untuk ikut dalam squad Piala Dunia pertamanya. Meskipun tak bertanding di pertandingan pertama, pemain yang kala itu berusia 19 tahun tersebut mampu mencetak gol di pertandingan kedua melawan Serbia sebagai pemain pengganti. Harapan makin membuncah, "The New Maradona" bisa membawa Argentina sebagai juara grup. Sampai akhirnya Argentina kalah dalam babak adu pinalti di babak depalan besar. Sang "The New Maradona" pulang dengan tangan kosong. 

 Di tahun 2007, Messi berkesempatan membawa Argentina menjadi juara Copa Amerika. Meski berhasil membawa Argentina melaju ke babak final, namun lagi-lagi Messi digagalkan musuh bebuyutan mereka Brazil untuk memiliki gelar internasional pertamanya untuk Albiceleste. 

 Sempat di Tahun 2008, Messi membawa pulang Medali Olimpiade Beijing bersama Kun Aguero untuk negaranya, Messi kembali membawa harap bahwa "The New Maradona" benar-benar ada dan layak mendapatkan trofi internasional lainnya. 

 Tahun demi tahun, Lio semakin moncer bersama klubnya Barcelona. Raihan gelar individu maupun tim bergengsi banyak ia dapatkan. Sampai pada tahun 2008, timnas yang pernah ia tolak menjadi juara EURO 2008, Piala Dunia 2010 dan kembali juara EURO 2012 berturut-turut melalui "tiki taka footballnya"nya yang tanpa Messi. Bahkan Messi dan Argentina malah babak belur oleh Jerman di babak delapan besar Piala Dunia 2010.

 Di tahun 2014, harapan bersemi, di Piala Dunia edisi Brazil Messi mampu membawa Argentina bermain hingga laga final. Sampai akhirnya digagalkan Jerman di babak perpanjangan waktu dan Jerman Juara. Messi kembali tak bisa memenuhi mimpi masyarakat Argentina sebagai "The New Maradona" untuk bisa membawa pulang Piala Dunia ke negaranya. Messi disalahkan, karena dinilai tak serius saat kala membela timnas Argentina dibanding saat membela timnya Barcelona. 

 Copa America tahun 2015 dan Copa America Edisi Centenario 2016 pun Messi mampu membawa Argentina sampai ke babak Final. Tetapi lagi-lagi, dewi fortuna sepertinya tak berpihak pada Messi saat itu. Timnas Argentina gagal membawa pulang Piala Copa America satupun ke negara mereka karena kalah adu pinalti melawan Chile. Bahkan di edisi 2016, Messi gagal menjadi penendang di babak adu pinalti yang menyebabkan Chile juara. 

 Empat kali gagal final, bahkan terakhir menjadi salah satu penentu kegagalan Argentina meraih gelar internasional mereka membuat banyak pihak menyalahkan Lio. Messi frustasi dan memutuskan untuk gantung sepatu di tahun 2018. Messi dianggap tak pantas menyandang "The New Maradona" karena (bahkan) Copa America saja Messi tidak mampu memenangkannya. 

Messi selalu dianggap tak pernah serius membela panji Albiceleste. Julukan "The New Maradona" pun dengan sendirinya menghilang. Messi bahkan dianggap lebih mementingkan Barcelona dari pada Timnas Argentina. Padahal dia telah menolak untuk membela timas Spanyol yang kala itu menjadi timnas yang bergelimang juara.

 Beberapa kali saat diwawancarai, Messi selalu berbocara kalua ia ingin menukar semua gelarnya hanya untuk gelar bersama Argentina khususnya Piala Dunia. Kedatangan Lionel Scaloni memberi angin segar dan harapan untuk Argentina. 

Dia memanggil kembali sang kapten untuk memperkuat timnas Argentina setelah pensiun dari pentas internasionalnya. Trofi Copa Amerika 2019 masih belum bisa ia bawa pulang ke negaranya lantaran Messi dan kawan-kawan hanya mampu finish di posisi ketiga. 

 Dua tahun kemudian, seolah Dewi Fortuna mulai merestui Messi untuk membawa secercah harapan bagi masyarakat Argentina. La Pulga berhasil membawa timnas Argentina menjadi juara Copa America 2021 mengalahkan favorit sekaligus juara bertahan Brazil. Gelar pertama Messi di ajang Internasional dengan timnas senior DIGENGGAM!

 Selanjutnya, Finalissima 2022 yang mempertemukan juara Copa America dan Juara EURO digelar stadion Wembley, London. Messi lantas kian membuat bangga warga Argentina dengan membawa negaranya memenangkan gelar tersebut dengan skor meyakinkan atas Italy. Messi Kembali ke Argentina sebagai Messiah (Sang Penyelamat). 

 World Cup edisi 2022 Qatar, merupakan kesempatan terakhir Messi di Piala Dunia. Messi kini tak lagi muda, dia sudah berumur 35 tahun. Meskipun Argentina menjadi favorit juara karena mampu memenangi Copa America dan Finalissima. Nyatanya dipertandingan pertamanya Albiceleste bahkan kalah dengan wakil Asia Arab Saudi. 

 Terseok-seok di babak penyisihan, meskipun Argentina akhirnya lolos tak meyakinkan walaupun dengan predikat juara grup. Pertandingan demi pertandingan dilewati secara fluktuatif. Menang melawan Australia dengan skor 2, kemudian menang dramatis lewat adu pinalti melawan Belanda yang konon disebut sebagai laga terkeras Di ajang Piala Dunia. Di pertandingan selanjutnya Argentina dibawah komando sang kapten Messi menang meyakinkan melawan Kroasia yang akhirnya membuatnya mencapai babak final ke-sembilannya bersama Albiceleste. 

 Melawan timna Prancis yang dihuni beberapa pemain terbaik yang notabenenya juara bertahan, Messi cs terlihat akan mudah mengalahkan Prancis karena sempat unggul 2-0 sebelum disamakan oleh superstar Mbappe. Di babak perpanjangan waktupun, Argentina hampir menang sebelum lagi-lagi dibuat bungkam oleh Mbappe setelah menyamakan kedudukan lewat sepakan pinalti di menit akhir tambahan waktu.. Adu pinalti digelar untuk menentukan pemenang Piala Dunia edisi Qatar.

Sepertinya Dewi Fortuna kembali berpihak dan memberikan keberuntungan pada Messi lebih lewat diri Emi Martinez. Dua algojo Prancis gagal disertai semua penendang Argentina berhasil, penantian 16 tahun bersama skuad senior Argentinapun tuntas! Lionel Andres Messi akhirnya menggenggam gelar Juara Piala Dunia pertamanya dan bahkan mungkin terakhir kalinya. 

 Messi sempat berujar "I have no intention of comparing myself with Maradona - I want to make my own history for something I have achieved". 

Kini Messi tak lagi dijuluki "The New Maradona". Messi kini lebih dianggap sebagai sang Messi sendiri. Pahlawan Albiceleste dan sang Messiah (juru selamat). Tuntas sudah harapan setelah penantian 36 tahun. Messi sendiri juga sudah menuntaskan impian 16 tahunnya untuk mengenggam Piala Dunia pertamanya. 

"Muchas Gracias Por Todos, Lio!!" ujar para pendukung Albiceleste

Congratulation!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun