Mohon tunggu...
Akhmad Badawi
Akhmad Badawi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Mahasiswa informatika biasa dengan hobi olahraga dan game yang tertarik dengan politik dan humor.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Bukan Hanya Doa: Mengenal Teknologi Pembuat Hujan untuk Solusi Polusi Jakarta

5 September 2023   08:00 Diperbarui: 5 September 2023   08:03 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jakarta Kota Indonesia - Foto gratis di Pixabay - Pixabay 

Polusi udara merupakan salah satu masalah lingkungan yang paling mendesak di dunia saat ini. Polusi udara dapat menyebabkan berbagai penyakit, seperti gangguan pernapasan, penyakit jantung, stroke, dan kanker. Polusi udara juga dapat menyebabkan kematian dini.

Jakarta, ibu kota Indonesia, merupakan salah satu kota dengan polusi udara terburuk di dunia. Berdasarkan data dari IQAir, pada tanggal 10 Agustus 2023, kualitas udara Jakarta menduduki posisi pertama sebagai kota dengan udara terkotor di dunia. Indeks Kualitas Udara (AQI) Jakarta pada saat itu mencapai 156, di atas Dubai, Uni Emirat Arab (140) dan Lahore, Pakistan (134).

Penyebab utama polusi udara di Jakarta adalah kendaraan bermotor. Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sektor transportasi menyumbang 44% polusi udara di Jakarta. Polutan utama yang dihasilkan dari kendaraan bermotor adalah nitrogen oksida (NOx), karbon monoksida (CO), dan partikel halus (PM2.5).

Pemerintah DKI Jakarta telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi polusi udara, antara lain:

  • Meningkatkan penggunaan transportasi umum
  • Mendorong penggunaan kendaraan listrik
  • Melakukan uji emisi kendaraan bermotor
  • Menanam pohon untuk menyerap polutan udara

Langkah-langkah tersebut diharapkan dapat membantu mengurangi polusi udara di Jakarta dan meningkatkan kualitas udara di kota tersebut.

Namun, langkah-langkah tersebut tampaknya belum cukup untuk mengatasi polusi udara di Jakarta. Pemerintah DKI Jakarta juga sempat mengeluarkan statement yang unik dimana solusi polusi di Jakarta adalah dengan hujan dan meminta masyarakat untuk berdoa meminta hujan. Statement tersebut menjadi kontroversi di masyarakat khususnya dikalangan ahli. Pendapat dimana alih-alih bersandar hanya pada doa perlu adanya usaha lebih dengan memanfaatkan teknologi sepeti TMC untuk membuat hujan buatan.

Teknologi pembuat hujan merupakan teknologi yang menggunakan bahan kimia khusus untuk menstimulasi pembentukan awan. Awan yang terbentuk dapat membantu menurunkan suhu udara dan meningkatkan curah hujan.

Penurunan suhu udara dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca yang merupakan salah satu penyebab pemanasan global. Peningkatan curah hujan dapat membantu membersihkan polutan udara dari atmosfer.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli, teknologi pembuat hujan dapat efektif untuk mengurangi polusi udara. Penelitian yang dilakukan oleh University of California, Irvine menemukan bahwa teknologi pembuat hujan dapat mengurangi kadar PM2.5 di udara hingga 50%.

Teknologi pembuat hujan memiliki beberapa keunggulan, antara lain:

  • Dapat digunakan secara massal
  • Tidak menimbulkan efek samping
  • Relatif terjangkau

Namun, teknologi pembuat hujan juga memiliki beberapa tantangan, antara lain:

  • Masih dalam tahap pengembangan
  • Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui dampak jangka panjangnya

Pemerintah DKI Jakarta berencana untuk melakukan uji coba teknologi pembuat hujan di Jakarta. Uji coba ini akan dilakukan untuk mengetahui efektivitas teknologi pembuat hujan dalam mengurangi polusi udara di Jakarta.

Jika uji coba ini berhasil, maka teknologi pembuat hujan dapat menjadi solusi yang efektif untuk mengatasi polusi udara di Jakarta. Teknologi ini dapat menjadi harapan baru bagi masyarakat Jakarta untuk mendapatkan udara yang bersih dan sehat.

Namun, teknologi pembuat hujan bukanlah solusi tunggal untuk mengatasi polusi udara di Jakarta. Teknologi ini perlu diintegrasikan dengan solusi-solusi lain untuk mengatasi polusi udara, seperti peningkatan penggunaan transportasi umum dan kendaraan listrik.

Selain itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui dampak jangka panjang dari teknologi pembuat hujan. Hal ini penting untuk memastikan bahwa teknologi pembuat hujan tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan.

Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, teknologi pembuat hujan dapat menjadi solusi yang efektif untuk mengatasi polusi udara di Jakarta. Teknologi ini dapat membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat Jakarta dan mewujudkan kota yang lebih bersih dan sehat.

Rekomendasi untuk meningkatkan efektivitas teknologi pembuat hujan dalam mengatasi polusi udara di Jakarta:

  • Teknologi pembuat hujan perlu diintegrasikan dengan solusi-solusi lain untuk mengatasi polusi udara, seperti peningkatan penggunaan transportasi umum dan kendaraan listrik.
  • Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui dampak jangka panjang dari teknologi pembuat hujan.
  • Perlu dilakukan sosialisasi yang intensif kepada masyarakat untuk meningkatkan pemahaman dan penerimaan terhadap teknologi pembuat hujan.

Kesimpulan:

Teknologi pembuat hujan merupakan teknologi yang menjanjikan untuk mengatasi polusi udara di Jakarta. Namun, teknologi ini perlu dikembangkan lebih lanjut dan diintegrasikan dengan solusi-solusi lain untuk mengatasi polusi udara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun