Mohon tunggu...
Akhmad Awaludin
Akhmad Awaludin Mohon Tunggu... Editor - MAHASISWA

FAVORIT BULUTANGKIS

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

CARA BELAJAR GENERASI MILENIAL DIERA DIGITALISASI

21 Januari 2023   23:58 Diperbarui: 22 Januari 2023   00:01 702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

CARA BELAJAR GENERASI MILENIAL DIERA GLOBALISASI

 Diabad Ke-22 ini Digitalilasi menjadi semakin rumit menggunakan maju nya teknologi semua peserta didik mempunyai komponen digital hal ini memudahkan seorang untuk belajar dengan majunya teknologi dibidang digitalilasasi menggunakan adanya gadget atau laptop seluruh orang dapat belajar pada Youtube,pada artikel-artikel yang ada dimesin pencari mirip google juga pada website internet lainnya,belajar dijaman digital mampu dianggap mudah,karena dengan majunya teknologi dibidang digitalisasi seseorang peserta didik ataupun mahasiswa mampu berlangganan pada galat satu bentuk datar yang terdapat di Internet. model nya kini  ada Ruangguru,Jenius serta masih banyak lagi yang lainnya.

Teknologi globalisasi dan komunikasi diera digital mengalami perkembangan yang begitu pesat. Apalagi selesainya terjadinya covid-19,yang melibatkan semua orang melek teknologi agar dapat berinteraksi serta berkomunikasi menggunakan orang lain yang terdapat di seluruh dunia. Hal inipenyebab perubahan diberbagai bidang, termasuk pada bidang Pendidikan. Perubahan tersebut antara lain artinya model pembelajaran yang semula bersifat konvesional, sekarang berubah menjadi berani dengan menggunakan pemanfaatan kecanggihan teknologi.

Globalisasi tidak dapat dielakkan lagi, sempurna akan terjadi dan  wajib  dihadapi oleh warga  dunia, tidak terkecuali pada Indonesia. artinya keharusan bagi suatu negara buat mengikuti perkembangan demi perkembangan, berlomba menjadi yang termaju dan  pada kenyataannya globalisasi bisa memaksa pada setiap negara buat membuka diri pada setiap lini kehidupan yaitu bidang politik, ekonomi, sosial, budaya serta ilmu pengetahuan serta teknologi (IPTEKS).

Kemajuan teknologi isaat ini telah menyatu menggunakan kehidupan masyarakat serta pengaruh nya pun berasal masa ke masa pada kecanggihannya,sebagai akibatnya,semua peristiwa yang terjadi pada global ini atau gossip apa pun pribadi beredar melalui internet yang tanpa batas.sekarang pada era kehidupan warga digital sangat tidak mungkin serta bahkan dikatakan sangat tidak bijaksana Jika orang berkata katakan tidak pada teknologi.tak lagi pula, memang teknologi diharapkan,tetapi yang terpenting perlu mempertimbangkan akibat baik-buruk yang ditimbulkan nya serta memahami bahwa penggunaan teknologi harus berlandaskan etika.

Teknologi haruslah berguna dan  sebagai suatu alat yg dapat membantu meringankan aktivitas insan pada beragam aspek kehidupan seperti pekerjaan, hiburan, belajar dan  lain sebagainya. Mulanya teknologi berkembang secara perlahan akan tetapi sempurna seiring menggunakan lajunya kebudayaan itu sendiri serta taraf peradaban manusia, namun di akhirnya perkembangan teknologi pun melesat menggunakan sangat cepat. Semakin maju kebudayaannya, semakin berkembang teknologinya sebab teknologi merupakan perkembangan berasal kebudayaan yang maju dengan pesat.

Pada ilmu sosial khusus nya Psikologi, dikenal beberapa kelompok generasi, masing-masing mempunyai keunikan serta identitas nya tersendiri,yang antara lain: Baby boomer (kelompok yang lahir tahun 1945 hingga1960), Generasi X (1961-1980),kemudian Generasi Y (1981-1995), bahkan ketika ini mulai dikenal Generasi Z..rakyat Indonesia yang lahir lebih kurang tahun 1980 sampai 1995 jua diklaim menggunakan Generasi Milenial, yaitu generasi yang lahir serta dibesarkan sama menggunakan teknologi majunya (termasuk teknologi komunikasi).aktivitas kehidupan generasi milenial yang begitu akrab dengan suasana getaran,menawarkan beragam gosip yang begitu simple diakses melalui perangkat teknologi yang melekat secara individu, bahkan begitu mudahnya akses pengungkapan public istilah“banjirgosip”, yaitu saat seseorang individu tak mampu lagi membedakan isu mana yang baik serta dibutuhkan dengan gosip yang harus di hindari atau di ragukan kebenarannya,seluruh ditelan tanpa lebih dahulu fase seleks idan verifikas.

namun dibalik seluruh itu masih ada suatu hambatan yaitu rendahnya motivasi belajar yang terdapat di diri peserta didik menjadi salah  satu perseteruan terbesar pada global pendidikan. Bagaimana tidak, Jika siswa memiliki motivasi belajar yangg rendah, maka peserta didik tadi tidak akan bersungguh-sungguh buat mengikuti proses aktivitas belajar mengajar dengan rendahnya motivasi belajar akan berakibat peserta didik buat tak melanjutkan Pendidikan..

konflik rendahnya motivasi belajar pada kalangan peserta didik menjadi hal yang sangat disayangkan, hal ini dikarenakan peserta didik merupakan salah  satu aset yang krusial bagi kemajuan suatu bangsa. Suatu bangsa yang maju jika pada dalam terdapat sumberdaya manusia yang berkualitas. Kualitas ini bukan hanya secara akademik saja, akan tetapi kualitas soft skills pula wajib  diperhatikan. Hal ini dikarenakan agar peserta didik tadi bisa bersaing pada era milenial, mirip era revolusi industri 4.0 serta society 5.0

Untuk dapat bersaing di era milenial ini tentunya peserta didik harus mengikuti perkembangan pendidikan yang ada pada saat ini. Perkembangan pendidikan generation milenial adalah generasi yang memiliki kemampuan untuk selalu menjadi kreatif, aktif, dan inovatif. Generasi milenial adalah generasi “zaman now” yang mampu memainkan peran dan diharapkan untuk menjadi agen perubahan (Agent of exchange). Mengingat ide-idenya yang selalu segar, pemikirannya yang kreatif dan inovatif yang diyakini akan mampu mendorong terjadinya transformasi dunia ini ke arah yang lebih baik lagi, melalui perubahan dan pengembangan.

Untuk mencapai ketrampilan abad 22, trend pembelajaran dan pengalaman terbaiak bagi peserta didik juga harus disesuikan, salah satunya adalah melalui pembelajaran terpadu atau secara blended gaining knowledge of. combined learning adalah cara mengintegrasikan penggunaan teknologi dalam pembelajaran yang memungkinkan pembelajaran yang sesuai bagi masing-masing peserta didik dalam kelas. "blended gaining knowledge of memung \kinkan terjadinya refleksi terhadap pembelajaran”(Wibawa, 2018) .

Melihat hal di atas, maka digabungkan memperoleh pengetahuan tentang merupakan salah satu solusi pembelajaran diteknologi revolusi 4.0. Berikut beberapa istilah Campuran mempelajari menurut para ahli digabungkan untuk lebih mengenal merupakan kombinasi pembelajaran antara berbasis online dengan pembelajaran melalui tatap muka di kelas (Fitzpatrick, 2011). Menurut (Wilson, 2018) campuran menguasai adalah metode yang menggabungkan pembelajaran tatap muka dikelas dengan pembelajaran online. Menurut (Maarop & Embi, 2016) campuran menguasai merupakan perpaduan antara pembelajaran fisik dikelas dengan lingkungan digital. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis. Campuran mempelajari merupakan gabungan dari literasi lama dan literasi baru (literasi manusia, literasi teknologi daninformasi). Saat ini terdapat enam model campuran memperoleh pengetahuan tentang yaitu :kepala ke kepala sopir, rotasi Versi: kapan, melenturkan,online laboratorium, mandiri campuran,online kekuatan motif.  Manfaat digabungkan menguasai menurut Ronsen, dkk (2015) dalam (Oktarina, Budiningsih, & Risdianto, 2018) campuran memperoleh pengetahuan tentang blended learning lebih efektif daripada hanya belajar tatap muka atau hanya belajar secara online.

Blended learning  dapat menaikkan akibat belajar, Blended learning dapat sebagai cara yang sempurna untuk memperpanjang saat belajar sehingga peserta didik bisa mencapai standar kesiapan di perguruan tinggi dan  dunia kerja. Blended learning bisa memungkinkan mahasiswa memperoleh literasi digital serta keterampilan belajar online. Blended learning bisa dijadikan cara yang tepat buat menutupi pembelajaran yang tak bisa dihadiri secara tatap muka. Blended learning bisa membuat tugas menjadi lebih menarik serta fleksibel. Blended learning  dapat  memungkinkan buat dilakukan pemantauan kemajuan mahasiswa secara lebih simpel pembelajaran di Era digitalisasi : Self-directed (proses pembelajaran terjadi sebab kebutuhan yang dirasakan pembelajar), Multi-sources (menggunakan berbagai sumber, media, dan chanel pembelajaran) , Life-long learning (pembelajaran sepanjanga hayat), ICT base (pembelajaran memakai teknologi digitalisasi), Motivasi, Attitude terhadap perubahan, Adaptive, mempunyai Growth mindset bukan fixed mindset (Wibawa, 2018).

mengahadapi zaman Revolusi Industri 4.0 di bidang pendidikan, motivasi sajatak cukup padamewujudkan cita cita wajib terdapat wujud nyata serta perjuangan yang keras kita semua dalam menyongsong teknologi digitalisasi. Tantangan pasti akan dihadapi pada setiap transisi inovasi serta teknologi. Kita wajib berani dan siap Jika tidak maka kita akan karam oleh generasi digitalisasi ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun