Mohon tunggu...
Akhmad Alhamdika Nafisarozaq
Akhmad Alhamdika Nafisarozaq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Setengah AI

“Anglaras Ilining Banyu, Angeli Ananging Ora Keli”

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Murah, Enak, dan Misterius: Sambutlah Si "Roti Hangat", Jajanan Keliling Penggoda Lidah yang Ramah dengan Isi Dompet

15 Januari 2025   09:20 Diperbarui: 15 Januari 2025   09:20 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai anak rantau yang tinggal di Jogja, saya merasa punya hubungan khusus dengan jajanan murah meriah yang satu ini, yaitu "roti anget." Roti legendaris yang nggak cuma mengenyangkan, tapi juga mampu menyelamatkan tanggal tua. Dengan harga mulai dari Rp2.000 hingga Rp2.500 per biji, roti anget ini jadi pahlawan bagi mahasiswa kere macam saya. Bayangkan, di tengah hiruk-pikuk kuliah, tugas yang menumpuk, dan dompet yang makin tipis, datanglah suara khas yang terdengar dari kejauhan, "Roti angeeettt... roti angeeettt..." Suara itu seperti alarm kebahagiaan. Lucunya, meskipun suaranya nyaring, mencari penjual roti anget itu seperti berburu harta karun. Kadang terdengar jelas, tapi pas dicari, eh sudah hilang entah ke mana. Kenapa roti anget lebih cepat hilang dari mantan? Fenomena ini saya sebut sebagai anomali roti anget.

Apa Itu Roti Anget?

Untuk yang belum tahu (atau mungkin tinggal di antah berantah), roti anget adalah roti kecil berisi selai berbagai rasa, yang dijual keliling menggunakan motor atau sepeda. Penjualnya membawa wadah besar yang ditumpuk menjulang di bagian belakang kendaraan mereka. Jadi, kalau melihat motor dengan tumpukan wadah dibelakang pengendaranya dan menjulang ke atas yang mungkin membuat Anda berpikir, "Itu motor apa rak wadah berjalan?", kemungkinan besar itu adalah penjual roti anget.

Roti ini biasanya masih hangat karena langsung diambil dari oven pabrik. Makanya, meskipun murah, kualitasnya cukup terjamin. Rotinya lembut, dan isiannya lumayan banyak. Ada rasa cokelat, blueberry, kelapa, keju, kacang hijau, nanas, hingga stroberi. Dari sekian banyak rasa, rekomendasi pribadi saya jatuh pada cokelat, blueberry, dan kelapa. Rasanya enak, manisnya pas, dan bikin nagih.

Biasanya, penjual roti anget berkeliling di sekitar perumahan, kos-kosan mahasiswa, serta di kampung-kampung. Waktu terbaik untuk berburu roti anget adalah pagi atau sore hari. Tapi ya itu tadi, meskipun suaranya terdengar jelas, menemukan penjualnya adalah perkara lain. Mereka kadang muncul tiba-tiba seperti hantu, dan saat Anda benar-benar ingin beli, entah kenapa mereka malah menghilang. Penjual roti anget ini seakan punya ilmu teleportasi. Dalam satu momen Anda mendengar suara khas yang dihasilkan dari speaker toa, "Roti angeeettt!" dari arah barat, tapi ketika Anda cari dan kejar, tahu-tahu suaranya sudah pindah ke timur. Kalau Anda berhasil menemukannya, selamat, Anda sudah memenangkan permainan hide and seek versi roti anget.

Roti Anget Adalah Hal Istimewa

Sebagai mahasiswa, harga tentu jadi pertimbangan utama. Dengan Rp2.000 atau Rp2.500 per biji, roti anget ini jauh lebih ramah di kantong dibandingkan jajanan lain. Tapi bukan cuma harganya yang bikin istimewa. Rasa dan kualitas roti anget juga nggak kalah dibandingkan roti mahal di kafe atau yang ada di stasiun-stasiun itu. Rotinya lembut, dan isiannya nggak pelit. Bahkan, untuk ukuran roti murah, saya merasa ini terlalu enak untuk harganya. Ada juga faktor nostalgia. Bagi banyak orang, roti anget ini membawa kenangan masa kecil. Di Jogja, roti anget bukan cuma makanan, tapi juga bagian dari budaya jajanan keliling. Suara khas dari speaker toa penjualnya adalah melodi yang akrab di telinga, mengingatkan kita pada suasana kampung halaman.

Roti Anget Bisa Jadi Solusi Tanggal Tua

Sebagai mahasiswa, saya sering dihadapkan pada kenyataan pahit seperti krisis akhir bulan, tugas menumpuk, dan saldo rekening mendekati nol. Di saat seperti itu, roti anget adalah penyelamat. Dengan modal Rp10.000, saya bisa dapat empat atau lima biji roti anget. Itu cukup untuk mengganjal perut sampai makan malam. Roti anget juga fleksibel. Bisa dimakan kapan saja, bisa untuk sarapan, camilan siang, atau teman begadang malam hari. Nggak butuh tambahan apapun, cukup ditemani secangkir teh atau kopi, sudah jadi duet sempurna.

Mari Dukung Jajanan Lokal

Di tengah gempuran makanan modern seperti cromboloni atau coklat dubai, roti anget tetap bertahan sebagai salah satu jajanan lokal yang punya tempat di hati masyarakat. Kehadiran roti anget ini adalah bukti bahwa makanan sederhana pun bisa membawa kebahagiaan. Jadi, mari kita dukung jajanan lokal seperti roti anget ini. Dengan membeli roti anget, kita bukan cuma mendapatkan makanan enak dengan harga murah, tapi juga membantu para penjualnya untuk tetap bisa mencari nafkah. Selain itu, roti anget juga mengajarkan kita bahwa kebahagiaan bisa ditemukan dalam hal-hal kecil dan sederhana.

Roti anget adalah simbol kesederhanaan yang hangat, baik secara harfiah maupun metaforis. Dalam gigitan pertama, Anda mungkin hanya merasakan lembutnya roti dan manisnya selai. Tapi kalau dipikir-pikir, ada banyak hal yang bisa kita pelajari dari roti anget, seperti halnya kesederhanaan, kehangatan, dan bagaimana sesuatu yang kecil bisa membawa kebahagiaan. Jadi, kalau suatu hari Anda mendengar suara khas, "Roti angeeettt... roti angeeettt...", jangan ragu untuk mengejar. Siapa tahu, itu bukan cuma soal roti, tapi juga soal menemukan kebahagiaan kecil di tengah kesibukan hidup. Oh, dan jangan lupa coba rasa cokelat, blueberry, dan kelapa, ya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun