6. Soto Jadi Menu Sarapan? Serius?
Nah, ini dia yang paling bikin culture shock. Di Jogja, soto adalah menu sarapan yang lazim. Pagi-pagi, warung soto sudah buka dan ramai oleh pelanggan. Sebagai orang yang terbiasa makan soto untuk makan siang atau bahkan makan malam, saya cukup heran. Apa nggak ada menu lain? Nasi kuning, bubur ayam, atau lontong sayur, misalnya? Namun, hal tersebut perlahan seakan menjadi lazim dan seakan menjadi kebiasan yang dapat saya terima serta saya jalani, saya mulai terbawa dengan hal ini, cukup sering saya sarapan dengan menu soto ketika ke kampus belum sempat sarapan. Soto seakan memang sudah mendarah daging sebagai pilihan sarapan di Jogja. Bahkan, beberapa warung soto tutup sebelum jam makan siang karena sudah habis diburu pelanggan. Kalau mau makan soto malam-malam? Maaf, cari saja menu lain.
Pesan di Balik Mangkok Soto
Meski awalnya terasa aneh, saya akhirnya bisa menerima keunikan soto Jogja. Makanan ini, seperti banyak hal lain di Jogja, mencerminkan filosofi hidup masyarakatnya yang sederhana, apa adanya, dan tidak terlalu mengejar kerumitan. Saya belajar bahwa makanan tidak hanya soal rasa, tapi juga soal budaya dan cara pandang hidup.
Jadi, kalau kamu sedang berada di Jogja dan merasa soto di sini "nggak seperti soto pada umumnya," cobalah untuk lebih santai. Nikmati saja apa yang ada di depanmu, sambil menyeruput teh manis yang legit. Karena pada akhirnya, soto Jogja bukan hanya soal makanan, tapi juga soal pelajaran hidup, menerima segala hal apa adanya, bahkan ketika nasinya dicampur.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI