Lokasinya yang agak jauh dari pusat kota kadang bikin ribet. Kalau datang pas jam sibuk, siap-siap saja berjuang menembus kemacetan. Tapi hey, daripada berlaga di stadion yang tidak mulus sehingga main kurang maksimal, mending begini, kan?
GBLA: Estetik dan Strategis
Lalu ada Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) di Bandung. Stadion ini punya kapasitas lebih kecil dari GBK, sekitar 38 ribu penonton, tapi tetap nyaman dan modern. Rumputnya juga nggak kalah bagus.
Bahkan, beberapa pelatih Timnas sering memilih GBLA untuk sesi latihan karena kondisi lapangan yang prima. Daya tarik lain GBLA adalah lokasinya yang relatif strategis.
Bandung itu kan kota wisata, jadi setelah nonton bola, bisa lah lanjut liburan. Mau kulineran, ngopi di Dago, atau belanja di factory outlet, semua ada. Kalau AFF 2024 digelar di sini, mungkin bakal jadi turnamen dengan nuansa paling santai di ASEAN Championship.
Tapi tentu, GBLA juga punya tantangan. Stadion ini kadang dianggap kurang "garang" untuk pertandingan sebesar AFF. Sebagian fans mungkin merasa stadion ini kurang "riuh" dibanding GBK atau GBT. Tapi siapa tahu, dengan koordinasi suporter yang tepat, GBLA bisa berubah jadi lautan api yang sesungguhnya.
Jadi, Pilih Mana?
PSSI tentu punya pertimbangan sendiri dalam memilih stadion untuk AFF 2024. Selain kualitas rumput, kapasitas penonton menjadi hal yang dipertimbangkan oleh PSSI. GBK unggul dalam soal daya tampung, tapi kualitas rumput lapangannya sering jadi sorotan.
GBT punya rumput yang mulus dan suporter yang totalitas, tapi dari segi lokasinya kurang. Sementara GBLA menawarkan kenyamanan dan estetika, meski harus meningkatkan atmosfer pertandingan.
Kalau boleh kasih saran, AFF 2024 sebaiknya bisa dimainkan di GBT. Alasannya sederhana, yaitu rumputnya bagus. Itu hal paling mendasar yang sering luput.
Timnas Indonesia sudah cukup menderita dengan tekanan dari lawan, jangan sampai ditambah lapangan yang bikin kaki lecet. Kalau PSSI tetap ingin suasana ikonik, ya GBLA bisa jadi opsi kedua. Tapi kalau tetap di GBK, ya benahi maksimal agar tidak ada lagi risiko drama rumput.