Mohon tunggu...
Akhmad Alhamdika Nafisarozaq
Akhmad Alhamdika Nafisarozaq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Setengah AI

“Anglaras Ilining Banyu, Angeli Ananging Ora Keli”

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Genteng Sokka Kebumen, Ketangguhan Tradisional yang Awetnya Bisa Sampai Anak Cucu

21 November 2024   10:26 Diperbarui: 21 November 2024   11:02 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Genteng Sokka (Sumber: https://dwigentengsokka.wordpress.com/)

Sebagai orang yang lahir dan besar di Kebumen, saya punya kebanggaan tersendiri setiap kali mendengar nama genteng Sokka disebut. Ada perasaan seperti, "Wah, ini nih karya leluhur kita yang nggak kalah keren dibanding bangunan Tembok Besar China atau Colosseum di Italia!" Bayangkan, genteng Sokka itu nggak cuma dikenal di desa-desa sekitar atau kabupaten sebelah, tapi sudah "mengatapi" banyak rumah di seluruh Indonesia. 

Tapi apa sebenarnya yang bikin genteng Sokka ini legendaris? Bahkan ada orang bilang genteng ini bisa bertahan sampai anak cucu nanti mau renovasi rumah loh. Bahkan juga ada yang berkelakar, "Kalau genteng Sokka bisa ngomong, mungkin dia sudah bilang, "Aku sudah capek di sini, ganti aja aku!"

Apa Itu Genteng Sokka? 

Genteng Sokka adalah genteng tanah liat yang berasal dari Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Genteng Sokka sudah ada sejak zaman Belanda dulu, industri Genteng Sokka bermula dari pabrik yang didirikan pemerintah Hindia Belanda di Desa Kedawung, Kecamatan Pejagoan, sekitar tahun 1920. Sentra kerajinan genteng Sokka berada di Kecamatan Pejagoan, Sruweng, Adimulyo, dan Kecamatan Kebumen. Genteng Sokka memiliki merek AB Sokka yang diproduksi oleh pabrik di Dusun Sokka, Desa Kedawung, Kecamatan Pejagoan. Genteng Sokka telah mendapatkan sertifikat HAKI dari Kemenkumham. Genteng Sokka merupakan genteng tradisional yang populer di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Genteng ini sudah terkenal di Nusantara dan bahkan di mancanegara. Nama "Sokka" sendiri sudah seperti merek dagang yang melegenda. Kalau di dunia sneakers ada "Air Jordan", maka di dunia genteng ada "Genteng Sokka." 

Yang membedakan genteng Sokka dari genteng lain adalah kualitasnya. Genteng ini dibuat dari tanah liat pilihan yang hanya ada di Kebumen, khususnya di wilayah-wilayah sentra produksi. Tanahnya ini katanya punya "tekstur magis" yang bikin genteng ini jadi kuat dan tahan lama. Bahkan, kalau genteng ini bisa ngomong, dia mungkin bakal bilang, "Badai boleh datang, tapi aku tetap tahan dan tak terbang."

Rahasia Awetnya Genteng Sokka 

Nah, apa sih rahasianya? Jawabannya ada pada proses pembuatan dan bahan bakunya. 

1. Bahan Baku Berkualitas Tinggi

Tanah liat di sentra-sentra produksi punya karakteristik unik, yaitu lekat, halus, dan gampang dibentuk. Proses pengolahannya juga nggak asal-asalan. Pengrajin di sana sudah hafal luar kepala soal takaran air dan tanah yang pas, hasil dari pengalaman turun-temurun. 

2. Pembakaran Tradisional 

Setelah dicetak, genteng-genteng ini dikeringkan di bawah sinar matahari sebelum masuk ke tungku pembakaran tradisional. Proses pembakarannya nggak main-main, butuh suhu tinggi dan waktu yang pas supaya gentengnya matang sempurna. Kalau terlalu sebentar, gentengnya gampang retak. Kalau terlalu lama, ya gosong dan nggak layak jual dong. 

3. Ketekunan Pengrajin Lokal

Ini dia faktor utama yang sering dilupakan, tangan-tangan terampil nan magis para pengrajin lokal. Mereka sudah mengabdikan hidupnya untuk memastikan Genteng Sokka tetap jadi primadona. Setiap genteng yang dihasilkan seolah punya "jiwa" karena dibuat dengan penuh dedikasi.

Kehebatan Genteng Sokka, Awet Sampai Akhir Hayat 

Orang tua saya sering bilang, "Genteng Sokka itu umurnya lebih panjang dari umur pemilik rumahnya." Ternyata, itu bukan sekadar hiperbola. Banyak rumah di Kebumen yang sudah berdiri sejak zaman nenek buyut kita, dan gentengnya masih utuh sampai sekarang. 

Tantangan yang Mengancam Genteng Sokka 

Namun, genteng Sokka sekarang menghadapi tantangan besar. Dengan munculnya atap modern seperti baja ringan dan genteng beton, keberadaan genteng tradisional ini mulai tergerus. Banyak generasi muda yang enggan meneruskan profesi sebagai pengrajin genteng karena dianggap nggak menjanjikan secara ekonomi. 

Padahal kalau dipikir-pikir, ini sebenarnya soal kebanggaan lokal. Kalau kita mau sedikit menghargai karya tradisional, mungkin Genteng Sokka bisa terus bertahan, bahkan berkembang. Saya yakin, kalau ada orang kaya yang sadar estetika, Genteng Sokka bisa jadi tren baru. Siapa tahu, suatu hari ada rumah mewah orang kaya di kota besar yang bangga pakai genteng tradisional ini. 

Masa Depan Genteng Sokka 

Sebagai orang Kebumen, saya cuma ingin bilang, Genteng Sokka itu bukan cuma barang, tapi cerita. Cerita tentang ketekunan, warisan tradisi, dan rasa cinta pada tanah air. Kalau kita kehilangan Genteng Sokka, kita nggak cuma kehilangan produk, tapi juga identitas lokal yang susah dicari gantinya. 

Jadi, lain kali kalau rumah Anda bocor dan butuh genteng baru, cobalah lirik Genteng Sokka. Siapa tahu, Anda nggak cuma menyelamatkan rumah dari bocor, tapi juga membantu pengrajin lokal Kebumen untuk terus berkarya.  Karena, kalau Genteng Sokka bisa bertahan sampai anak cucu Anda bangun rumah, kenapa kita nggak bisa bertahan untuk mendukung mereka?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun